Part 26

4.4K 132 7
                                    

Author POV

Setelah Reza selesai menelpon Nadhira, ia memasukkan handphone nya ke dalam saku celananya. Lalu, ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Clarissa.

Ceklek...

"Sa..yang"

Glekkk... Reza menelan salivanya sendiri.

Reza terpaku melihat penampilan Clarissa yang hanya memakai bathrobe putih dengan bagian dada yang terbuka.

Reza terpaku melihat penampilan Clarissa yang hanya memakai bathrobe putih dengan bagian dada yang terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, hai sayang. Udah selesai teleponnya?" ucap Clarissa dengan nada sensual.

"Sa..yang kamu jangan mancing aku dong" ucap Reza sambil menghampiri Clarissa.
"Apa sih kamu, aku biasa aja tuh" balas Clarissa dengan nada manja.
"Arrghhh... Terserah, pokoknya aku ga akan biarin kamu tidur malam ini. Sekalian aku mau 'mengunjungi' baby" ucap Reza langsung mencium bibir Clarissa dengan rakus.
"Aaahhh... I love you Reza" balas Clarissa.

Dan terjadilah malam panas diantara mereka yang seharusnya kegiatan itu dilakukan oleh suami istri yang sah.


~Pagi hari di kediaman Nadhira

Nadhira dan Dinda tengah menikmati sarapan paginya.

"Dhir, lo yakin udah mau kerja hari ini?" tanya Dinda dengan nada khawatir.
"Iya Dinda, gue udah ga apa-apa kok. Lagian kasihan pasien-pasien kecil nunggu diperiksa dokter cantik" balas Nadhira terkekeh.
"Yeh dasar lo, muji sendiri" Dinda memutar bola matanya malas.

Beberapa saat kemudian, mereka telah selesai sarapannya.

"Hallo girls, pangeran datang..." teriak David dengan senyum merekahnya.
"Najesss..." umpat Dinda
"Yaudah yuk sayang, kita berangkat" ajak David pada Nadhira.
"Iya Dav. Dinda, lo pulang sendiri ga apa-apa kan?" tanya Nadhira pada Dinda.
"Tenang Dhir, udah biasa kok gue nyetir sendiri" jawab Dinda.




Skip

Mobil yang dikendarai David telah sampai di parkiran rumah sakit Citra Medika.

"Makasih Dav, aku kerja dulu ya" ucap Nadhira lalu tersenyum.
"Iya sayang, semangat ya kerjanya" balas David sambil mengelus puncak kepala Nadhira.

Tanpa sepengetahuan Nadhira, David ikut masuk ke dalam rumah sakit itu untuk bertemu dengan ayahnya Nadhira. Ia berniat untuk membongkar informasi tentang keburukan Reza dan Clarissa pada ayah Nadhira yang ia dapatkan dari anak buahnya, bukannya ia ingin menghancurkan rumah tangga Nadhira. Tapi, ia tak rela jika Nadhira terus tersakiti.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk..." jawab Doni dari dalam ruangannya.
"Pagi om" sapa David.
"Eh David, silahkan duduk" ucap Doni ramah.
"Iya om makasih" balas David tersenyum.
"Ada apa David sampai kamu kesini?" tanya Doni penasaran.
"Begini om-" akhirnya David menceritakan semua yang ia dapatkan tentang keburukan Reza dan kekasihnya itu berikut dengan bukti yang ia dapatkan dari anak buahnya.

Brakkk...

Doni mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mengeras, ia begitu emosi mengetahui putri kesayangannya disakiti oleh pria brengsek seperti Reza. Doni merasa bersalah pada putrinya karena telah menjodohkannya dengan Reza.

"Om tenang dulu om, sabar" ucap David menenangkan.
"Bagaimana saya bisa tenang dan sabar saat putri saya disakiti hah?" tanya Doni emosi.
"Iya om tapi saya mohon om tenang dulu, om bisa pikirkan solusinya dengan kepala dingin" jawab David.
"Tidak usah cari solusi, saya akan langsung mengurus perceraian Reza dan Nadhira, lalu akan menghancurkan Reza bersama Clarissa itu" ucap Doni tegas.
"Eh jangan dulu om, begini om orang-orang dibelakang Clarissa itu cukup kuat, Reza juga sedang cinta-cintanya sama Clarissa, hal itu membuat kita sulit memisahkan mereka, jadi saya punya rencana seperti ini-" ucap David menjelaskan rencananya.
"Baiklah, om setuju sama kamu. Dan sekarang om percayakan Nadhira padamu. Ingat, jangan ulangi kesalahanmu yang dulu" balas Doni menyetujui.
"Siap om, terimakasih banyak. Saya juga mohon sama om, hal ini jangan diketahui Nadhira dulu. Yaudah, David pamit dulu ya om. Assalamu'alaikum" ucap David lalu mencium tangan Doni untuk pamit.
" Ya, Wa'alaikumsalam" balas Doni.




Skip

Siang ini, Nadhira telah menyelesaikan pekerjaannya. Di lorong rumah sakit yang ia lewati itu, banyak orang yang menyapa dirinya.

"Siang dok"
"Mari dok"
"Ya ampun dokter cantik banget"

Nadhira hanya membalas sapaan mereka dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis. Ia berjalan menuju mobil miliknya yang telah diantarkan oleh mang Asep- supir pribadinya, ke rumah sakit ini.

"Dokter Dhira" teriak seorang laki-laki memanggil Nadhira.

Nadhira menolehkan kepalanya, "eh dokter Zidan?"

"Kamu sudah mau pulang? Aku antar yuk" ucap Zidan.
"Eeemmm... Ga usah Zidan, aku mau sendiri aja bawa mobil soalnya" tolak Nadhira halus.
"Yah yaudah deh" ucap Zidan dengan nada kecewa.
"Maaf ya Zidan, makasih tawarannya. Aku duluan" ucap Nadhira lembut.
"Hati-hati dokter cantik" ucap Zidan.

Setelah duduk dibalik kemudinya, Nadhira langsung mengendarai mobilnya menuju rumahnya dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan, hanya music yang menemani Nadhira. Ia pun ikut bersenandung kecil mengikuti music itu.




























Jangan lupa klik "⭐" dan comment nya ya!!!

Biar author tambah semangat.

Secepatnya author up lagi.

Terimakasih

Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang