Part 18

4.4K 143 3
                                    

Author POV

Tap...
Tap...
Tap...

Terdengar suara langkah kaki Nadhira yang menuruni anak tangga untuk sarapan di dapurnya.

Deg...

Sesaat ia menghentikan langkahnya karena melihat Reza dan Clarissa sedang sarapan bersama dengan mesra.

"Apa lo liat-liat?" tanya Clarissa sinis.
"Aku cuma-" ucap Nadhira.
"Cihhh... Ilang selera makan gue gara-gara liat lo" bentak Reza dengan keras.
"Sayang, kita berangkat sekarang aja yuk. Muak aku liat dia" ajak Reza dengan lembut pada Clarissa.
"Ayo sayang" jawab Clarissa dengan menggandeng tangan Reza.

Nadhira memandang kepergian mereka dengan mata yang berkaca-kaca "Hiksss... Sakit mas aku liatnya"

"Ya Allah nya, yang sabar nya. Bibi cuma bisa do'ain yang terbaik buat nyonya"
"Mari nya, sarapan dulu. Sudah bibi siapkan" ucap bi Siti
"Iya bi makasih" jawab Nadhira.

Skip

Kini, Reza dan Clarissa telah sampai di ruang kerjanya Reza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, Reza dan Clarissa telah sampai di ruang kerjanya Reza. Jadwal Reza hari ini tidak terlalu padat, hanya menandatangani beberapa berkas dan menghadiri 1x meeting.

"Sayang abis kamu kerja, shopping yuk. Aku pengen jalan-jalan sama kamu. Bisa kan?" tanya Clarissa dengan manja.
"Iya sayang bisa, apapun yang kamu mau pasti aku berikan" jawab Reza sambil mencium pipi Clarissa.
"Aaaa... Makasih sayang" balas Clarissa sambil memeluk Reza.
"Yaudah aku kerja dulu ya sebentar. Kamu duduk aja disitu sambil dimakan cemilannya" ucap Reza perhatian.
"Ok sayang. Semangat" balas Clarissa.






~Di lain tempat

Tok... Tok... Tok...

"Masuk" ucap Nadhira.

Masuklah seorang dokter tampan ke ruangan Nadhira, namun Nadhira belum menyadari kedatangannya. Karena ia masih berkutat dengan berkas-berkas status kesehatan pasien-pasiennya.

"Ekhemmm... Selamat pagi bu dokter cantik" sapa seorang dokter itu.

"Maaf pak, anda harus berkata sop-"
"Loh dokter Zidan, aku kira siapa aja. Ada apa ya dok?" tanya Nadhira terkejut.

Ya, seorang dokter tampan yang masuk ke ruangan Nadhira tadi adalah dokter Zidan, salah satu dokter yang mengagumi Nadhira.

"Hehe.... Emmm aku cuma mau ngasih kue ini buatan mamihku" jawab dokter Zidan lalu tersenyum.
"Wahhh... Terimakasih banyak dok" balas Nadhira ramah.
"Aku coba ya. Eemmm... Ini enak dok" ucap Nadhira setelah mencicipi kuenya.
"Syukurlah kalau kamu suka, aku seneng" ucap Zidan lega.
"Oh iya, jadwal kamu hari ini banyak pasien ga?" tanya Zidan.
"Kalau dilihat dari pasien yang sudah janjian ngga banyak kok. Mungkin ga terlalu sibuk untuk hari ini" jawab Nadhira.
"Bagus kalau begitu. Aku mau ajak kamu makan siang diluar, gimana?" tanya dokter Zidan.
"Aduhh... Maaf ya dok, tapi semalam aku udah janji mau antar David beli kado buat sepupu nya" tolak Nadhira halus.
"Yahhh... sayang sekali" jawab Zidan kecewa.
"Lain kali saja ya dok. Maaf" ucap Nadhira penuh penyesalan.
"Baiklah. Yaudah aku kembali ke ruangan ku dulu ya" balas dokter Zidan lalu keluar.
"Iya dok" ucap Nadhira.

Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang