Author POV
Ceklek...
Begitu Nadhira keluar dari ruang perawatan Reza, ia memegangi kepalanya yang begitu pusing dan badannya sangat lemas. Pandangannya menjadi kabur dan gelap, hingga terakhir ia mendengar suara seseorang yang meneriaki namanya sebelumnya dirinya terjatuh ke lantai.
"Dhiraaa... Ya ampun, hey bangun" ucap seorang lelaki sambil menepuk pipi Nadhira.
"Suster... Suster tolong" teriak lelaki itu dengan keras."Ya ampun Dhir, kamu kenapa maksain sih buat donorin darah ke Reza padahal kamu punya darah rendah, gini nih resiko nya. Aku kasihan sama kamu" gumam lelaki itu sambil menggenggam tangan Nadhira yang kini terbaring di ranjang kamar rumah sakit itu.
Setengah jam kemudian, Nadhira mengerjapkan matanya perlahan menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruangan yang serba putih itu, bau obat-obatan menyeruak masuk ke indra penciumannya.
"Zi..dan" panggil Nadhira lemah pada seorang laki-laki yang berada di sampingnya.
"Eh, Alhamdulillah kamu udah sadar. Sebentar ya aku periksa dulu" ucap Zidan lembut.
"Minum..." ucap Nadhira lirih.
"Eh iya, nih minumnya" balas Zidan sambil menyodorkan segelas air mineral.
"Aku ke..napa?" tanya Nadhira setelah Zidan selesai memeriksa dirinya.
"Tadi pas keluar ruangan Reza, aku liat kamu dari jauh lagi megang kepala udah gitu pingsan. Yaudah, aku bawa kamu kesini. Aku khawatir banget sama kamu Dhir" jawab Zidan menjelaskan.
"Padahal udah aku bilangin kan supaya kamu ga donor darah tapi kamu tetep ngeyel. Gini nih jadinya, badan kamu sendiri yang ngerasain resikonya" timpal Zidan kembali dengan nada kesalnya.
"Hehe kamu tuh ga usah khawatir sama aku, kan aku kuat. Lagian Reza itu suami aku, jadi aku harus nolongin dia. Oh iya, keadaan suami aku gimana sekarang? Kamu udah periksa lagi?" tanya Nadhira.
"Reza sudah mendingan Dhir. Sekarang kamu banyakin istirahat aja, jangan banyak pikiran dulu. Eh iya, pas aku udah bawa kamu kesini kan aku periksa Reza lagi tapi aku liat ada perempuan cantik seumuran kamu lagi hamil gitu di ruangan Reza sambil ngelus tangan Reza gitu. Dia siapa sih Dhir?" ucap Zidan dengan nada bingungnya.Deg...
Tak sadar, setetes air mata Nadhira jatuh membasahi pipinya.
Zidan yang melihat hal itu mengernyitkan dahinya bingung, lantas bertanya "eh kamu kok nangis, kenapa?"
"Eemmm... Aku ga ke..napa ke..napa kok" Jawab Nadhira menahan tangisnya.
"Kamu jangan bohong sama aku Dhir, aku bisa liat dari mata kamu" ucap Zidan.
"Eemmm... Sebenarnya-"
"Eh ga jadi deh, ini masalah aku. Dan aku ga mau kamu kepikiran" ucap Nadhira.
"Dhira hey denger aku, aku bukannya maksa kamu buat cerita. Tapi aku ga mau kamu nanggung beban sendirian, aku siap bantu kamu kok" Zidan berkata sambil mengusap rambut Nadhira lembut.
"Se..benarnya perem..puan itu mantan pacarnya Re..za dan suami aku itu lagi-"Brakkk...
Ucapan Nadhira terpotong karena pintu ruang rawat Nadhira terbuka cukup keras.
"Ya ampun sayang, kamu kenapa?" tanya David sambil berlari ke arah Nadhira yang tengah terbaring di ranjang.
"Da..vid kok ka..mu ada disini?" tanya Nadhira bingung.
"Tadi aku mau ke rumah kamu nganterin kue, eh kata bi Inem kamu lagi di rumah sakit. Terus pas aku kesini, aku kira kamu ada di ruangan kamu. Eh ternyata kamu disini lagi sakit" jawab David menjelaskan.
"Kamu sakit apa hm? Reza mana?" tanya David kembali.Nadhira masih terdiam, tidak menjawab pertanyaan dari David.
"Sayang hey, kenapa diem aja? Kok ga jawab pertanyaan aku?" David bertanya kembali.
"Eemmm... Begini David, sebelumnya perkenalan dulu saya Zidan, rekan sejawatnya Nadhira di rumah sakit ini. Kebetulan, saya juga yang merawat Nadhira setelah pingsan tadi" ucap Zidan membuka suaranya.
"Pingsan? Kok bisa?" tanya David pada Zidan.
"Iya, jadi Nadhira pingsan karena telah mendonorkan darahnya untuk suaminya. Stok darah AB+ Di rumah sakit ini sedang kosong. Padahal, Nadhira itu mempunyai darah rendah dan saya sudah melarang Nadhira supaya tidak mendonorkan darahnya. Tapi Nadhira memaksa supaya darahnya diambil. Jadi, inilah resikonya" Jawab Zidan menjelaskan.
"Apa benar itu Dhir? Kamu rela mendonorkan darah kamu untuk lelaki brengsek itu?" tanya David.Nadhira hanya menganggukkan kepalanya lemah. Zidan yang mendengar pertanyaan David mengernyitkan dahinya bingung. Maksudnya apa ya? Kok suami Nadhira disebut lelaki brengsek?
"Ya ampun sayang, kamu kenapa baik banget sih. Dia itu udah jahat sama kamu. Apa kamu ga sayang sama tubuh kamu sendiri? Sampe harus berkorban kayak gini? Apa Reza tau hal ini?" tanya David dengan nada tak terimanya.
"Eemmm... Aku udah baik-baik aja kok Dav. Aku kan harus nolongin Reza juga, kasihan dia kehilangan banyak darah gara-gara kecelakaan. Masalah ini, Reza belum tau" ucap Nadhira tersenyum.
"Apa? Jadi Reza kecelakaan?" tanya David.
"Iya Dav. Makanya aku tadi ga ada di rumah" jawab Nadhira."Dhira, apa kamu mau lanjutin cerita kamu tadi? Sekarang aku tambah bingung kenapa David menyebut suami kamu itu lelaki brengsek? Sebenarnya ada apa?" tanya Zidan.
"Jadi lo ga tau kalau-"
"Biar aku aja Dav yang jelasinnya" ucap Nadhira memotong ucapan David.
"Sebenarnya perempuan yang kamu liat di ruangan Reza itu namanya Clarissa, dia dan Reza kembali berpacaran, dan katanya dia lagi hamil anaknya Reza. Kamu tau sendiri kan, aku menikah sama Reza itu karena dijodohin. Jadi, sampai saat ini Reza belum cinta sama aku. Malah balikan sama mantannya yang masih dia cintai itu. Tapi katanya, dulu Clarissa ninggalin Reza demi selingkuhannya yang orang Aussie" ucap Nadhira menjelaskan.
"Astagfirullah Dhira, ya ampun aku ga nyangka banget kamu bakal ngalamin hal ini. Terus selama kamu tinggal sama Reza gimana?" tanya Zidan.
"Ya gitu deh, mungkin Reza belum bisa nerima aku di hidupnya jadi Reza suka marah-marah ke aku. Reza juga sering bawa Clarissa ke rumah. Tapi, aku ga apa-apa kok" Nadhira kembali menjelaskan.
"Apa orang tua kamu dan orang tua Reza tau hal ini?" tanya Zidan.
"Tentunya mereka belum tau hal ini. Aku ga mau bilang sama mereka, aku ga mau buat mereka sedih. Tapi kata Reza, ayah aku udah tau. Terus dia......" jawab Nadhira sambil menjelaskan tentang kejadian dirinya yang dituduh dan dikunci di kamarnya sendiri sampai mendengar kabar Reza kecelakaan.
"Dhira astaga, aku benar-benar sedih denger cerita kamu. Kamu wanita baik Dhir, ga layak buat disakiti sama lelaki brengsek kayak Reza" ucap Zidan.
"Iya Dhir, aku setuju sama Zidan. Kamu jangan mau dong terus-terusan disakiti sama Reza, harusnya kamu lawan. Kamu tunjukkan ke Reza kalau kamu itu ga lemah. Mendingan kamu cerai aja deh sama Reza. Aku ga mau kamu diginiin" ucap David.
"Bener itu Dhir. Aku siap bantu kamu kok. Kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi aku ya" ucap Zidan tersenyum.
"Aku juga Dhir" timpal David.
"Iya iya, makasih ya udah peduli sama aku. In Syaa Allah aku masih kuat ngejalanin pernikahan ini. Oh iya, aku mohon sama kalian supaya jangan bilang kejadian ini sama orang tua aku dan orang tua Reza ya. Please" ucap Nadhira lalu tersenyum.
"Tapi Dhir-" ucap David dan Zidan bersamaan.
"Please" ucap Nadhira memohon
"Hmmm... Ok deh" jawab kedua lelaki itu bersamaan.
"Yaudah, aku mau balik ke ruangan aku dulu ya. Ingat, kalau kamu butuh sesuatu bilang ya" pamit Zidan.
"Iya Zidan, makasih ya. Maaf ngerepotin" ucap Nadhira tersenyum.Setelah itu, Zidan keluar dari ruang perawatan Nadhira. Dan kini, tinggal David dan Nadhira yang berada dalam ruangan itu.
"Sayang, kamu makan dulu ya, aku suapin. Ini aku bawain bubur sop buat kamu" ucap David.
"Ok deh Dav" balas Nadhira lalu menerima suapan dari David.Setelah menyelesaikan makannya, Nadhira meminta David untuk kembali ke apartmentnya. Ia tak mau ditunggui, tak enak saja jika berduaan dengan yang bukan suaminya. Dan David menerima hal itu, ia pun kembali ke apartmentnya setelah memastikan Nadhira meminum obatnya lalu tidur.
Jangan lupa klik "⭐" dan comment nya ya!!!
Biar author tambah semangat.
Secepatnya author up lagi.
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]
RomanceMuhammad Reza Dirgantara merupakan seorang anak tunggal dari pasangan Ridwan Dirgantara dan Jessica Mawardi. Keluarga tersebut adalah keluarga yang sangat kaya raya dan terkenal di negara ini, karena sukses memilikki banyak perusahaan yang bergerak...