Grace merebahkan dirinya dikasur kesayangannya berwarna Brown. Ia merasakan seperti ada yang janggal dihatinya itu. Kenapa juga dirinya lebih banyak tersenyum hari ini? Apa semuanya karna cowok itu, biasa Grace manyebutnya dengan Cowok sialan.
Grace menggeleng gelengkan kepalanya, mengusir pikirannya tentang Melvin.
"Hushh....Lo gak boleh bersarang dipikiran gue!" ucapnya sambil menepuk nepuk kepalanya pelan.
Grace merasa lapar, ia turun menuju dapur untuk mencari makanan favoritenya, ketika ia membuka kulkasnya, tidak ada satu pun coklat didalam sana. Seiingatnya dia menyimpan beberapa dikulkas kemarin, kenapa sekarang sudah habis?
Grace memutuskan kembali ke kamarnya, tetapi langkahnya terhenti ketika melihat Harist–adiknya tengah bermain game diponselnya sambil melahap coklat ditangannya, Grace menghampiri.
"Lo yang habisin semua coklat gue kan?" tutur Grace, Harist menatap kakaknya.
"Iya" jawabnya santai, dan kembali menatap layar ponsel nya.
"Gue gamau tau, pokoknya lo harus gantiin!"
"Ogah ah"
"Kenapa Grace?" tanya Stella yang baru saja tiba sepulang dari rumah sakit, tempat kerjanya.
"Eh Bunda, tumben pulang cepet" Grace menyalami Stella begitu pun dengan Harist.
"Iya, gak ada jadwal lagi, kamu kenapa tadi teriak teriak, Grace?" tanya Stella lagi.
"Masa Harist makan coklat Grace sih bun, ngeselin emang, bilang aja enggak" Adu Grace kesal.
"Yaudah kamu tinggal beli lagi dong sayang" ujar Stella.
"Biar Harist aja bun, dia kan yang makan coklat Grace!"
"Harist banyak pr, Harist ke kamar dulu ya, daah" Harist berlari menuju kamarnya, membuat Grace semakin kesal melihat adiknya itu.
"Oh ya, Sekalian bunda nitip persediaan dapur yang udah habis ya" Grace menghela nafasnya gusar, mengiyakan ucapan sang Bunda.
"Yaudah mana Bun?" Stella memberikan list apa saja yang akan dibeli.
Grace mengambil cardigan dan kunci mobilnya, ia pergi ke supermarket yang jaraknya agak jauh dari rumahnya, karna jalanan depan komplek ditutup, alhasil Grace harus memutar ke arah lain.
Setelah ia mendapatkan barang barang yang dibutuhkannya, dan menaruh belanjaanya yang lumayan banyak dibagasi mobilnya. Grace memeriksa ulang semuanya, ia terdiam sejenak.
"Oh iya, mentega" Grace berjalan kembali ke dalam supermarket dan mengambil mentega, lalu keluar lagi menuju mobilnya.
Langkah Grace terhenti, ketika pandangannya jatuh menatap wanita setengah paruh baya tengah berjalan kearah jalan raya, terlebih lagi wanita itu seperti sedang sibuk menelpon dengan seseorang diponselnya.
Grace terus memperhatikan wanita itu berjalan, dan mata nya menangkap kearah mobil truk yang melaju cukup kencang. Tanpa ba-bi-bu, Grace langsung berlari kearah wanita itu, sebelum wanita itu menyebrang jalan.
"TANTE AWAS!!" Pekik Grace menarik wanita itu menjauh dari jalan raya ketika mobil truk terus mendekat. Kenapa ada orang seceroboh dia? Apa dia tidak mementingkan nyawanya sendiri? Apa telepon dari seseorang itu jauh lebih penting?
Wanita setengah paru baya itu menatap Grace dengan tatapan syok.
"Tante gak apa apa?" tanya Grace, wanita itu mengangguk pelan."Iya, tante baik baik saja"
"Syukurlah. Saya sarankan, tante lebih berhati hati lagi saat berjalan, apalagi ditengah jalan raya seperti ini, seharusnya tante lebih fokus" ujar Grace memberitahu, wanita itu tersenyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIANO (selesai)✔
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!!! Rank 1 #fiksiremaja 03/07/2021 Rank 1 #Badword 30/12/2020 Rank 1#Perusuh 02/01/2021 Rank 1 #Melviano 02/01/2021 Rank 1 #Kakakkelas 14/12/2020 Rank 3 #Onar 10/01/2021 Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan...