29👑

9.7K 720 16
                                    

Selama pelajaran berlangsung Grace hanya diam saja, sambil sesekali menatap Rene disampingnya yang serius mendengarkan ocehan guru didepan. Jangankan ia mendengarkan, menatap kedepan saja malas.

Pikirannya sedang kacau sekarang, terlebih lagi setiap ia keluar kelas, atau ke kantin, pasti saja dirinya melihat Melvin tengah bersama seorang cewek yang entah namanya siapa. Grace melihat kedekatan antara keduanya, seperti memiliki sebuah hubungan sesuatu.

Apa berhak dirinya cemburu? Tapi untuk apa? Bukankan sudah jelas cowok itu hanyalah menjadikan dirinya permainan saja? Dan untuk apalagi dirinya menyimpan rasa pada cowo itu? Sudahlah, memikirkan cowo itu membuat hati Grace menjadi lebih sakit saja.

"Grace!" tegur sang guru pada Grace yang kini tengah melamun.

Grace tidak menjawab, ia masih menopang dagu dengan tatapan yang diarahkan ke luar jendela.

"Grace!!" ulang sang guru. Rene menyenggol sikut Grace, membuat cewe itu menatapnya.

"Apa?"

"Sedari tadi saya menjelaskan kamu tidak memperhatikan? Iya? Keluar kamu sampai pelajaran saya selesai!" Tegas sang guru.

"Oke" tanpa pikir panjang, Grace langsung mengiyakan ucapan sang guru dan berlalu keluar dari kelas.

Grace berniat untuk melihat yang sedang olahraga dilapangan. Ia pun duduk dikursi pinggir lapangan sambil melihat orang orang yang sedang futsal.

Mata nya mengarah pada cowo yang kini duduk bersamaan dengan seorang wanita yang tengah mengusapkan keringatnya dengan handuk kecil. Kebetulan kelas Melvin kini mengikuti jadwal olahraga dilapangan.

Grace tersenyum miris melihat itu, padahal jauh dari lubuk hatinya, ia merasa sangat hancur berkeping keping melihat pemandangan yang memanaskan kedua matanya. Membakar api cemburu yang kian membara.

"Jangan nangis plisss" gumam Grace. Grace menundukkan kepalanya, perlahan air mata nya pun turun.

🍫🍫🍫

Grace menghampiri Abangnya yang sudah menunggu diparkiran sekolah.
"Maaf lama Bang, Grace piket dulu tadi" ucapnya.

"Ayo masuk" Grace pun masuk kedalam mobil Rey, dan pergi dari parkiran sekolah menuju rumahnya.

Sesampainya dirumah, ia tidak melihat Bundanya, padahal Bundanya itu selalu pulang sebelum Grace dan Rey sampai dirumah.

"Abang, Bunda kok belum pulang ya?" tanya Grace pada Rey.

"Yaampun, gue lupa. Pagi tadi Bunda bilang mau ke surabaya, ada praktek penting katanya, terus Ayah juga ada meeting sama client nya dibekasi" jelas Rey.

Grace memeluk tubuh Rey, membuat Rey tersentak kaget karna adiknya yang tiba tiba memeluknya dan menangis didekapan dada bidangnya.

"Lo kenapa?" tanya Rey.

"Hiks...Kenapa Bunda jahat banget, gak bilang dulu ke Grace. Bunda gak sayang Grace lagi, hiks.." ucapnya kekanan kanakan.

"Bunda bukannya gak sayang lagi sama Grace, tapi kan bunda ada urusan penting Grace! Lagi pula ada abang disini kan?besok juga Harist pulang ko dari rumah Oma Opa, Ayah dan Bunda juga" ujar Rey menenangkan adiknya, seraya mengusap lembut puncak kepala Grace.

Sakit banget rasanya hati Grace, Bang.

"Oh ya, malem nanti para osis mau dateng ke sini, buat ngomongin tentang acara pensi lusa nanti. Nanti lo turun ya, buatin minum sama cemilan" ucap Rey.

Grace tampak berpikir sejenak, para osis? Termasuk Melvin juga akan datang kesini nanti malam? Gak, ia tidak ingin bertemu dengan cowo itu.

"Gak mau. Grace banyak tugas" ucapnya, kemudian berlari kecil menuju kamarnya.

MELVIANO (selesai)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang