Seminggu lagi UN akan dilaksanakan untuk seluruh kelas 12, itu artinya sudah satu bulan ini Grace menjalankan hidup yang hambar rasanya, tidak ada sapaan hangat atau bahkan senyuman dari seorang Melvin.
Sering kali ia berpapasan dengan Melvin, tetapi Melvin lebih dulu membuang muka, membuat hati Grace teriris setiap menatap mata nya, mengapa sifatnya bisa sedingin itu?
Jujur, Grace belum bisa melupakan Melvin, ia belum bisa menerima kenyataan ini sepenuhnya. Grace menginginkan Melvin lagi, ia ingin Melvin menjadi miliknya lagi. Tapi, waktu tidak bisa diputar kembali apalagi rasa ragu yang kian menguasai hatinya saat ini.
Betapa sakitnya ketika ia sering kali bertemu Melvin, dan Melvin selalu bersama Melva disampingnya. Ah, bagaimana cara menafsirkan rasa sesak yang dialami Grace kala itu?
Bahkan sahabatnya Rene pun tak bisa berbuat apa apa, karna Grace tidak menceritakan detail kronologinya, ia hanya bercerita saat dirinya datang ke Apart Melvin dan mengatakan kalimat itu.
Jika ditanya alasannya, Grace pasti akan mengatakan "Gue bosen sama hubungan yang gini gini aja" menjadikan Rene semakin bingung karna ucapan tak logis yang diucap Grace.
Sudahlah, nasi telah menjadi uduk.
Bel pulang sudah berbunyi 30menit yang lalu, tetapi Grace masih berdiam diri, menatap pantulan dirinya didepan cermin toilet sekolah.
Rene sudah pulang sedari tadi, karna ia dijemput oleh mama nya. Dan sepertinya sekolah semakin sepi, tidak ada suara orang yang berlalu lalang lagi didepan toilet wanita ini.
Grace membasuh muka nya, dan mengelapnya dengan tisu. Saat ia hendak keluar dari toilet, langkahnya terhenti ketika melihat seseorang berdiri sambil melipat kedua tangannya dibawah dada.
"Lo putus?" tanya Marsha tiba tiba, Grace memutar bola mata nya jengah, malas meladeni, akhirnya Grace melewati Marsha, tetapi tangannya dicekal.
"Apaan sih?!" Desis Grace.
"Gue tanya lo putus sama Melvin?" ulangnya.
"Kenapa lo baru tanya sekarang?" balas Grace.
"basa basi aja kenapa sih!" timbal Marsha.
"Yauda, sekarang gue mau balik!"
"Kenapa lo putus?" tanya Marsha lagi membuat Grace berdecak sebal.
"Lo mau jadi wartawan dadakan?! Ini bukan urusan lo!" Grace menepis kasar lengan marsha.
Tetapi Marsha malah menyunggingkan senyumnya. "Gue belum selesai ngomong, Grace!"
"Mau lo apalagi sih? Harusnya lo seneng gue putus dari Melvin!" sentak Grace.
"Harusnya sih gitu, tapi kok gue malah kasian ya sama lo!"
"Gue lagi gak mau ribut! Minggir!"
"Tapi gue tau apa yang sebenernya terjadi Grace. Gue tau kalo lo putus sama Melvin itu bukan kehendak lo sendiri, tapi lo diancam sama Melva kan?!" ketika Grace hendak membuka pintu toilet, seketika ia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Marsha.
"Gue tau kalo lo lakuin itu semua karna terpaksa!" lanjut Marsha.
"Apa yang lo tau? Bahkan lo gak tau apa apa?! Jadi berhenti ikut campur urusan gue!" tukas Grace.
"Bukan cuma itu, bahkan gue tau kalo Audi temen sekelas lo itu, meninggal bukan karna kecelakaan, melainkan dibunuh oleh kakak nya sendiri!" ujar Marsha, semakin membuat Grace kebingungan.
Kenapa Marsha tau semua tentang Melva?
"Lo... Lo tau semuanya?" tanya Grace.
"Of course! Semuanyaa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIANO (selesai)✔
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!!! Rank 1 #fiksiremaja 03/07/2021 Rank 1 #Badword 30/12/2020 Rank 1#Perusuh 02/01/2021 Rank 1 #Melviano 02/01/2021 Rank 1 #Kakakkelas 14/12/2020 Rank 3 #Onar 10/01/2021 Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan...