Sudah hampir 3 jam lebih, Rene tak kunjung membuka matanya atau bahkan menggerakkan salah satu anggota tubuhnya, membuat Grace semakin khawatir akan keadaanya.
Pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang dokter dengan membawa dokumen ditangannya, Grace berdiri menghampiri dokter tersebut.
"Apa itu hasil diagnosa teman saya dok?" tanya Grace.
"Benar. Nona Sheren mengidap penyakit hipotiroidisme, Kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Kekurangan hormon tiroid pada hipotiroidisme yang bisa mengganggu detak jantung, suhu tubuh, dan seluruh aspek metabolisme. Hal ini biasa dialami oleh wanita usia lanjut, tetapi, seperti ada keganjalan yang menimbulkan pasien tiba tiba mengidap penyakit tersebut" jelas sang dokter.
Grace terdiam sejenak, mencerna kembali ucapan sang dokter "Maksud dokter, semacam ada yang memberikan obat penghilang hormon kepada teman saya?"
"Kemungkinan seperti itu, beruntung pasien dapat ditangani secepatnya, kalau tidak, penyakit itu akan sulit untuk diobati" ujar sang dokter.
"Fel.... Fel... Dinginn" rintihan seseorang mengalihkan pandangan Grace dan sang dokter. Refleks Grace langsung menggenggam kedua tangan Rene agar cewe itu merasakan sedikit kehangatan.
Sedangkan sang dokter, terus memeriksa dan memantau perkembangan Rene.
"Ren... buka mata lo Ren, gue ada disini" ujar Grace.
"Fel.... Di... Dingin.... Gu.. Gue... Takut" Rene berkata berbata bata dengan mata yang masih terpejam.
"Dok, temen saya kenapa lagi dok?!" tukas Grace cemas.
"Sejauh ini kondisi pasien masih normal, hanya saja suhu dan metabolisme nya sedikit terganggu, seperti nya jika saya tafsirkan sedikit, pasien mengalami kejadian yang membuatnya sedikit emosional. Dan tadi pasien mengatakan kata takut, apakah pasien baru saja mengalami sesuatu mungkin?"
Grace semakin tak mengerti, ia pun mengerutkan dahinya sambil memikirkan kejadian apa yang menimpa Rene akhir akhir ini.
Seketika kedua tangan yang menggenggam tangan Rene terlepas, Grace menjadi speacless, ia teringat sesuatu.
Melva!
Seperti aliran darah yang ada ditubuhnya terhenti sejenak, otaknya kembali berputar keras, beban yang ia rasakan semakin menjadi jadi.
Kenapa? Kenapa semua ini harus dialamin sahabat gue?!
Grace mengambil ponselnya yang berada didalam tas dan langsung menghubungi seseorang.
Telpon tersambung.
"Ha.. Hallo kak?"
"Apa urusan lo udah selesai?"
"Yahh(("
"Eh enggak, soalnya gue disuruh balik kerumah sama bokap"
"Hm yaudah gpp kak, kelarin dulu aja urusannya, biar Rene gue yang jagain"
"Iya kak"
Grace mematikan sepihak sambungannya, dan mendesah berat. Grace melihat dokter itu sudah pergi dari ruangan ini, dan digantikan oleh sang suster yang baru saja masuk.
"Maaf sus, saya titip pasien sebentar ya, saya mau keluar dulu" pamit Grace, suster itu mengangguk ramah.
Grace berlari kecil menuju halaman belakang rumah sakit, sesampainya ditempat yang sedikit sepi. Grace langsung menelpon seseorang lagi.
Satu kali panggilan tak dijawab, Grace menghubunginya terus menerus sampai akhirnya telponnya terangkat.
"Setan! Kenapa lo selalu bikin sahabat gue menderitaa?! Kenapa lo selalu lakuin hal buat nyakitin sahabat sahabat gue!!" tukas Grace penuh emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIANO (selesai)✔
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!!! Rank 1 #fiksiremaja 03/07/2021 Rank 1 #Badword 30/12/2020 Rank 1#Perusuh 02/01/2021 Rank 1 #Melviano 02/01/2021 Rank 1 #Kakakkelas 14/12/2020 Rank 3 #Onar 10/01/2021 Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan...