55🍫

6.6K 446 39
                                    

Perhatian!! Part ini mengandung bawang, jadi disarankan untuk kalian agar mem vote and komen disetiap paragraf terima kasih ea-
-
-

Tanpa ba-bi-bu, Melvin langsung melepas topeng yang menutupi wajah orang itu, seketika tubuhnya mematung ditempat mengetahui siapa ketua vastero selama ini, selama 4 tahun ini.

"Fan.. Fano?" lirihnya.

Sungguh aneh tapi nyata, mengapa bisa mantan sahabatnya selama ini yang menjadi dalang dari permusuhan gengsternya?

Mengapa ia baru mengetahuinya setelah lebih dari 4 tahun memperebutkan alih kekusaan gengster Ms13.

"Enggak.. Enggak" Melvin menggeleng gelengkan kepalanya, dan masih terdiam seribu bahasa.

"Kena–"

"Woi Fano?" kaget Faisal, dan seluruh anggota nya menghampiri Melvin dan melihat siapa orang dibalik topeng selama ini.

"Sumpah dia Fano?!" Alex mengucek ngucek mata nya tak percaya.

Melvin membalikkan tubuhnya dan membuang asal topeng tersebut. Rasanya seperti ditusuk kail belati, mengetahui siapa orang yang menjadi musuh terbesarnya.

Walaupun Melvin dan Fano bermusuhan semenjak smp, tetapi Melvin masih me ganggap Fano adalah temannya.

"Vin" panggil Rafi seraya menepuk bahu Melvin pelan.

"Gue anter balik, biar Felix, Faisal yang anter" Melvin mengangguk menyetujui.

Rafi tak tega, melihat kondisi Melvin saat ini. Tubuh memar, darah disudut bibir, bekas bogem dipelipis, dan suasana hati yang sangat berantakan.

Sepanjang jalan sampai tepat berhenti didepan Lobi apartmennya, Melvin masih diam. Ia pun masuk kedalam Apart tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Rafi.

Melvin masuk kedalam kamar dan membanting semua yang ada didalam kamarnya. "ARGHHHH............"

🍫🍫


Pagi ini, Grace tidak sekolah, karna ia harus menemani Bunda nya yang sangat cemas akibat Harist belum pulang dari kemarin. Grace yang mengetahui siapa penyebab Harist hilang pun, enggan untuk memberitahu, ia takut Melva semakin menjadi jadi.

Rey dan Afardan sudah melapor kekantor polisi, dan mereka pun masih mencari Harist sampai detik ini.

"Bunda tenang dulu ya, Harist pasti pulang kok, percaya sama Grace" Grace menenangkan.

"Gimana Bunda bisa tenang?! Dari kemarin Harist gak pulang Grace, Bunda khawatir, Bunda takut dia kenapa napa" lirih Stella.

Grace mendegus pasrah, ia pun meremas jari jemarinya, mengumpulkan tekad untuk mengakhiri semua ini!

Grace mengetikkan sesuatu diroom chatnya pada seseorang.

"Bu.. Bunda, Grace izin keluar sebentar ya, bentar lagi kak Lydia dateng buat nemenin Bunda disini, Grace udah bilang kok" Stella mengangguk pelan.

"Hati hati Grace"

Grace mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat, dengan perasaan yang tak enak, Grace memaksakan diri.

MELVIANO (selesai)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang