49🍫

6.8K 468 33
                                    

Ia menelan ludahnya, perlahan menyalakan lampu kamar nya. Melvin terkejut bukan main, mendapati seorang cewek dengan rambut kusut, seragam sobek sobek, dan tangannya yang penuh luka lembab. Melvin langsung menghampiri cewek itu dan memeluknya.

"Lo kenapa nangis?!" tanya Melvin cemas.

Grace terus menangis tanpa mau mendongakkan kepalanya.

"Grace! Jawab gue? Lo kemana aja? Kenapa bisa kayak gini?!" Melvin sedikit menggentak, membuat tangisannya semakin menjadi jadi.

Melvin menghela nafas berat, kemudian mengelus puncak kepala cewek itu lembut.

"Bilang sama aku? Kamu kenapa? Kenapa bisa kayak gini?!" ucapnya lembut.

"Hiks....hikss..." Grace enggan menjawab, ia terus menangis terisak isak, bukan karna luka nya, tetapi karna ia sedang diambang masalah yang sangat runyam.

Melvin mengangkat bahu Grace dan menyuruhnya tidur dikasurnya. Ia juga heran sendiri, mengapa cewek itu bisa nyasar ke apartmennya?

"Kamu tenangin dulu ya, aku ambilkan minum didapur" tanpa menunggu jawaban dari Grace, Melvin berlalu meninggalkan kamar nya menuju dapur.

Sepergian Melvin, tangis Grace pecah. Ia menangis sambil menjenggut rambutnya dengan kedua tangannya.

"Arghhh.....hiks....kenapaa? Kenapa semua ini harus terjadiii? Apa yang harus gue lakuin sekarang?!! Hiks..."

"Gue gak mau liat sahabat gue hancur, tapi..disisi lain, itu artinya gue harus lepasin cinta gue?"

Memang setelah ribut dengan Melva, Grace memutuskan untuk pergi. Pertamanya ia tidak tahu akan pergi kemana, tidak mungkin juga ia akan kembali ke kelas nya dengan keadaan yang sangat naas.

Setelah berjalan lumayan jauh dari sekitar sekolah, Grace memutuskan untuk ke apartmen Melvin saja, karna jaraknya yang dekat dari sekolah, toh dia memegang Card apartmen cowok itu juga.

Ia juga tidak mau membuat keluarga nya cemas karna keadaanya, maka dari itu Grace tidak pulang langsung ke rumahnya.

Melvin datang dengan membawa segelas air putih, dan disodorkan ke hadapan Grace, menyuruhnya untuk minum.

"Udah tenang?" tanya Melvin. Grace mangangguk dan mengusap air mata nya.

"Tangan kamu kenapa?!!" Grace tersentak, dan menyembunyikan kedua tangannya ke belakang.

"Gak apa apa, cuma luka dikit" Elak nya.

"Gak apa apa gimana?! Jawab jujur, ini luka kenapa?" Melvin mengambil paksa kedua tangan Grace, dan terdiam sejenak, melihat bekas memar, darah bahkan goresan yang dalam.

"Kayak gini lo bilang luka dikit?! Kenapa lo gak bisa jaga diri lo sih? Siapa yang udah ngelakuin ini semua huh?!" Grace masih terdiam menunduk.

"Jawab!!" sentak Melvin.

"Egh.....anu...tadi gak sengaja kegores" alibinya, tetapi Melvin tetap lah Melvin. Mana bisa cewek itu membohongi seorang Melvin?

Melvin memutar bola mata nya jengah, malas mendengar alibi yang tak masuk akal dari cewek ini.

Ia pun bangkit dari kasur nya, membuat Grace menatap sendu cowok itu. "Vinn? Lo marah?" lirih Grace.

"Gak usah ngomong sama gue!" bentaknya, membuat hati Grace sedikit terriris karna perkataan cowok itu.

Melvin merogoh laci kamar nya dan mengeluarkan kotak P3k. Dengan wajah datar nan dingin, Melvin melemparkan kotak itu didepan Grace.

"Obatin sendiri!! Abis itu bersihin badan lo!" setelahnya Melvin keluar, dan menutup keras pintu kamar nya, sampai menimbulkan suara.

MELVIANO (selesai)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang