52🍫

6.4K 433 9
                                    

Assalamualikum guys, gimana kabarnya? Moga pada baik ya hehe.

Sebelumnya aku minta maaf banget kalo lama updatenya, soalnya lagi ngejar deadline, jadi gak ada waktu luang buat up.

Oke skip, langsung baca nya aja ya, semoga masih inget sama part sebelumnya biar nyambung ceritanya hehe.

HAPPY READING👑

Aku bersamamu untuk menuntun, bukan menuntut.
Menggandeng, bukan menarik paksa.
Mempercayai, bukan mencurigai.
Membahagiakan, bukan membahayakan.
-
-

"Gue mau, kita putus!" sentak Grace.

"Hallo?" suara cowok disampingnya membuat Grace langsung menatapnya.

"Ada apa?" Melvin sedang berteleponan dengan seseorang, dan mengisyaratkan pada Grace agar menunggu.

"Lo gak bercanda kan?" Nada serius dari suara cowok disampingnya, menjadikan Grace semakin penasaran saja, sedang bicara dengan siapa dia?

"Oke oke, gue ke rumah sekarang" Melvin memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya, kemudian menatap Grace.

"Kita pulang sekarang ya, gue ada urusan" Ujar Melvin, membuat Grace mengerutkan dahi nya.

"Tapi kenapa? Siapa yang telpon?" tanya Grace.

"Sepupu gue, Brian. Katanya semua aset Papi dari perusahaan bahkan rumahnya disita, dan papi udah gak pulang pulang selama seminggu ini!" jelas Melvin.

"Sekarang lo mau ke rumah Mami?" Melvin mengangguk.

"Gue ikut ya?"

"Ayo"

Mereka pun pergi menuju mobil, meninggalkan warna jingga yang belum sempat dinikmatinya.

Sesampainya dirumah Vinka–mami Melvin. Grace dan Melvin langsung turun memasuki mansion itu. Disana sudah ada beberapa orang yang kelihatannya seperti orang bank tengah duduk berhadapan dengan Brian dan Vinka.

"Mi?" panggil Melvin, Vinka bangkit dari duduknya dan menghampiri Melvin dan Grace yang baru saja masuk.

"Sore Tante" sapa Grace, Vinka tersenyum ramah, dan mempersilahkan mereka duduk.

Melvin duduk disamping Brian, sedangkan Grace bersampingan dengan Vinka.

"Jadi, karna semua aset tanah, perusahaan, dan rumah serta beberapa cabang lainnya kami sita, silahkan tanda tangan disini tuan muda" ujar salah satu petugas Bank.

Brian dan Melvin saling bertatapan, mengisyaratkan salah satu dari mereka yang harus bertanda tangan.

"Lo aja" ucap Brian, Melvin menghela nafas lengah, dan mendatangani kertas dibawah materai.

"Sudah" Melvin menyerahkan kertas itu.

"Baik terima kasih atas konfirmasi nya, sekali lagi kami peringatkan bahwa tuan Bernardo, sudah tidak punya harta kekayaan serupiah pun–"

"Tunggu pak, saya belum tau kronologi nya? Bagaimana bisa semua aset milik papi saya tersita begitu saja?" sela Melvin.

"Sebelumnya saya sudah menjelaskan pada nyonya Vinka dan juga tuan Brian, jika anda ingin mendengar penjelasan nya lagi maka kami akan mempersingkat kronologinya"

"Jadi, beliau sudah mendatangani seluruh aset nya pada seseorang, dan beliau juga yang mengalihkan semua asetnya pada orang tersebut"

"Kami sebagai pihak Bank, menyita semua aset beliau karna seluruh harta kekayaannya jatuh pada orang yang sudah diluar kendalikan oleh tuan Bernardo!" jelas sang petugas Bank.

MELVIANO (selesai)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang