Pagi ini seperti tidak ada gairah rasanya, padahal suasana tampak baik baik saja, lain dengan situasi yang makin hari semakin rumit.
Grace berjalan malas malasan keluar dari rumahnya, hari ini ia berangkat dengan mobil jazz nya. Grace berpikir akan mengaktifkan ponselnya terlebih dahulu.
Ia pun berdiri didepan pintu rumahnya, seraya mengecek satu per satu notifikasi yang masuk dibeberapa aplikasinya.
Mata Grace memicing, ketika mendapati pesan chat dari seseorang, buru buru Grace membukanya, dan refleks ia merekahkan senyumnya senang.
-Rene
Gue gak apa apa, lo gak usah khawatir. Btw, gue titip absen ya, gue gak masuk hari ini, lagi gak enak badan.
"Rene sakit? Sakit apa?" gumamnya.
Grace pun masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan kearah lain, bukan ke sekolah pastinya. Ia ingin memastikan bahwa Rene benar benar baik baik saja.
Mobil Grace masuk kedalam pekarangan rumah Rene. Grace turun dan langsung memencet bel disamping pintu masuk.
Tak lama mbok yang bekerja dirumah Rene pun membukakan pintunya.
"Ada apa non?" tanya mbok Surti.
"Hallo mbok, lama gak ketemu ya" sapa Grace dan menyalami mbok Surti, bagaimana pun juga ia harus tetap sopan pada orang tua, walaupun mbok Surti hanyalah seorang pembantu.
"Iya nih, non Grace jarang sekarang mah maen ke rumah non Sheren" Grace menyengir.
"Oh ya mbok, Rene nya ada?"
"Ada kok. Baru pulang deh kayaknya, langsung masuk aja non" suruh mbok Surti.
Grace mendahului mbok Surti yang sedang menutup pintu, ia pun langsung masuk kedalam kamar Rene.
Clekk....
"Ren?" panggilnya. Pertama yang ia lihat ada Rene sedang tertidur dengan posisi membelakanginya.
Grace mendekat ke arah kasur cewek itu.
"Ren? Lo gpp?" tanya nya hati hati.Rene bergerak sedikit, Grace mendengar suara isakan kecil dari Rene. "Rene?!"
Rene membalikkan badannya menghadap Grace dengan posisi yang masih tiduran. "Ada apa? Kok lo kesini? Lo gak sekolah?" tanya Rene.
"Gimana mau sekolah, orang gue aja belum mastiin kalo lo baik baik aja!"
Rene melengkungkan senyumnya. "Mau nya lo itu mah bolos" timbal Rene.
Rene merubah posisinya menjadi duduk. Mata Grace menyipit, melihat bekas memar dibagian tangan dan leher Rene. "Ren? Lo yakin gak kenapa napa?" Grace khawatir, sangat. Terlebih lagi Rene baru pulang hari ini katanya. Jadi? Kemarin ia pergi kemana?
"Iya! Emang kenapa sih?"
"Itu, luka lo?" Rene menyentuh leher dan melihat tangannya yang banyak sekali memar merah.
"Ahh.... Gpp, cuma baret doang"
"Terus lo kemarin kemana? Kata mbok, lo baru balik tadi pagi?" tanya Grace, membuat Rene gugup seketika.
Entah kenapa, Grace merasa ada sangkut pautnya dengan rencana Melva.
Rene meremas selimutnya, wajahnya berubah menjadi pucat, ia enggan menatap Grace.
"Ren? Jawab! Lo abis dari mana kemarin? Kenapa lo gak ngabarin gue? Mama lo aja gak tau kalo lo gak sekolah kan?" Rene masih diam tak bergeming.
"Rene?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIANO (selesai)✔
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!!! Rank 1 #fiksiremaja 03/07/2021 Rank 1 #Badword 30/12/2020 Rank 1#Perusuh 02/01/2021 Rank 1 #Melviano 02/01/2021 Rank 1 #Kakakkelas 14/12/2020 Rank 3 #Onar 10/01/2021 Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan...