44🍫

7.8K 514 7
                                    

Grace menelusuri lorong lorong kelas, hari ini cuaca sedikit mendung, mungkin cuaca mengerti akan perasaanya saat ini.

Langkah Grace terhenti ketika, melihat sekumpulan siswa siswi didekat lapangan volly. Grace hendak melihatnya, tetapi ia menggurungkannya, dan melangkahkan kaki nya terus menuju kelasnya.

Grace melempar tas nya ke atas meja, dan duduk disamping Rene.
"Via masih gak mau sekolah juga?" tanya Rene.

"Gak tau. Kata Bunda nya dia dikeluarin dari sekolah"

Memang, sebelum berangkat ke sekolah, Grace sempat mampir sebentar ke rumah Via untuk mengajaknya berangkat bareng, tetapi ia tidak menemui Via, melainkan Bundanya.

Dan Helen bilang, kalau Via akan dikeluarkan dari sekolah, oleh pihak sekolahnya yang mengetahui kabar tentang Via.

"Gue gak nyangka banget. Siapa sih yang tega, lakuin hal sejahat itu? Siapa juga yang jebak Via?!" geram Rene.

Ingin sekali Grace menceritakan tentang kejahatan Melva yang telah mengancamnya, tetapi bibirnya terasa sangat kaku, mengapa ia tidak bisa mengatakan sejujurnya pada siapa pun? Mengapa ia sangat takut dengan ancaman Melva?

"Grace? Lo gpp?" Grace tersentak dari lamunan.

"Ehm.. Gpp"

"Grace!" pekik Aceng dan Bimo yang baru saja masuk kedalam kelas, dengan membawa beberapa kartu ditangannya.

"Ini buat lo" Aceng memberikan sebuah kartu undangan pada nya "Dan ini buat lo, Rene si jutek"

"GUYS...KE LAPANGAN SEKARANG YOK, KAKAK KELAS BAIK HATI LAGI BAGI BAGI VOCHER GRATIS KE KANTIN" seru Aceng.

Seketika kelas menjadi sepi, hanya menyisakkan beberapa tas diatas meja, termasuk Rene, Grace dan Shan yang kini tengah menugas, entah tugas apa yang kerjakan cowok itu saat ini.

Sama sekali Grace atau pun Rene tidak tertarik dengan vocher gratisan itu. Toh ia bisa membelinya selagi uangnya masih ada. Dan siapa kakak kelas yang membagikan vocher itu?

Grace menatap kartu undangan tersebut, membaca tulisan berbold hitam yang tertera jelas didepan kartu itu.

Melva Annatasya Party Birtday

Grace berdecih, menatap kartu undangannya itu.

Najis.

"Lo bakal dateng?" tanya Rene.

Grace hendak menggeleng, tetapi ia urungkan, lalu mengangguk mengiyakan.

Tentu saja bukan karna tulus dari hati Grace mendatangi pesta ulang tahun Melva, hanya saja Grace ingin memberikan jawaban pada cewek itu.

"Lah? Lo yakin bakal dateng?"

"Iya. Emangnya kenapa si?"

"Gak apa apa. Oh iya, ka Felix juga pasti diundang" Rene beranjak dari kursinya.

"Mau kemana lo?"

"Kelas ka Felix" jawab Rene dan keluar dari kelas.

Kini hanya menyisakkan Grace dan Shan saja didalam kelas. Grace melirik ke arah Shan. Masih sama, cowok itu masih sibuk menghitung rumus rumus entah itu matematika, fisika, atau pun kimia.

Grace bosan sekali, apa yang harus ia lakukan saat ini? Terlebih lagi Melvin tidak masuk sekolah hari ini karna ada urusan. Membuat Grace semakin penasaran saja urusan apa yang dilakukan pacarnya, sampai jarang sekali mengabarinya.

MELVIANO (selesai)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang