Memiliki anak satu - satunya saja sudah membuat dirinya pusing bukan kepalang. Ditambah lagi ia adalah seorang single parent. Anaknya di didik hanya dari seorang ayah saja, tanpa ada kasih sayang dari seorang ibu. Dan ayahnya pun melakukan tugas yang merangkap tugas sebagai seorang ibu juga. Walaupun itu berbeda, tapi ia melakukan yang terbaik dan sebisanya.
Seorang ayah tersebut dengan ligat memasakkan makanan untuk sarapan mereka dan untuk bekal anaknya nanti di sekolah. Ia mengambil tempat bekal anaknya dan dengan telaten ia memasukkan lauk pauk yang telah ia masak dengan tertata rapi ke dalam bekal. Setelah selesai, ia membuka apron nya dan segera membangunkan anak semata wayangnya itu bergegas untuk sekolah.
"Shaqil, ayo bangun. Nanti kesiangan." Sosok ayah tersebut menepuk perlahan tangan anaknya agar membantu anaknya mencapai alam sadarnya. Ketika anaknya sudah menggeliat dan membuka matanya, ayahnya pun berdiri dan membuka jendela kamar dengan lebar.
"Ayo, jagoan papa. Bangun dong." Ucapnya lalu berjalan kembali ke kasur anaknya dan menarik tangan anaknya, shaqil untuk bangun. Shaqil pun dengan tertawa lemas khas baru bangun tidur, akhirnya sadar dan duduk.
"30 menit, papa tunggu di meja makan. Kita sarapan bareng. Subuh jangan lupa." Ucapnya lalu hormat dua jari. Shaqil yang masih berumur 7 tahun hanya tersenyum dan mengusap wajahnya. Ketika ia sepenuhnya sadar, ia pun berdiri, mengambil handuk lalu bergegas untuk mandi dan shalat.
***
"Selamat pagi, Pak Ammar." Sapa Sukru, personal driver keluarga mereka. Ammar tersenyum, "Pagi, Sukru."
Yak, Sukru emang lebih tua dibanding Ammar. Namun, keinginan Sukru lah yang membuat diri Ammar memanggilnya dengan nama panggilan saja, tanpa ada panggilan penghormatan yang lebih tua.
Tak lama Shaqil berlari sembari menyandang tas sekolahnya dan menenteng tas bekalnya. "Ayo papa, kita berangkat." Ammar tersenyum sumringah, "Ayo, ayo." Ucapnya lalu Sukru membukakan pintu untuk Shaqil dan Ammar.
Selama perjalanan menuju sekolah Shaqil, Ammar tidak mau membuka gadget nya yang berhubungan dengan kerjaannya, dan memilih untuk berbincang dengan Shaqil. Perbincangan mu pun membuat perjalanan ini tidak terasa. Mobil pun berhenti tepat sebelum gerbang sekolahnya Shaqil.
Ammar pun menemani Shaqil turun, "Belajar yang baik dan bersikap baik, oke?" Ucap Ammar sembari merapikan seragam sekolah Shaqil. Shaqil mengangguk. Ammar lalu mencium kepala Shaqil dan setelahnya Shaqil pun masuk ke sekolahnya. Ammar melihat anaknya hingga tak dapat dijangkau oleh kedua matanya lagi. Ini merupakan habbit dari seorang Ammar, ketika ia mengantar anaknya sekolah.
Tak lupa Ammar pun menyapa senyum gurunya yang tersenyum ke arahnya. Setelahnya barulah ia kembali ke mobil dan menuju kantornya, sambil mengecek mobile phonenya untuk membuka email dari sekertarisnya untuk mengetahui agenda apa yang harus ia lakukan hari ini.
***
Percayalah, aura Ammar ketika bersama anaknya benar - benar sepenuhnya berubah dengan aura seorang Ammar ketika ia sampai di kantor. Aura karismatiknya sudah terasa mengaum dari kejauhan. Sebagai seorang CEO yang merangkap CDO juga, style dan perawakannya sangat - sangat mendominasi baik ditubuhnya.
Semua orang menyapanya dan ia hanya tersenyum dan menyapanya kembali dengan kata yang seperlunya saja. Ketika ia sampai di lantai ruangannya, sekretaris yang berada diluar ruangannya menyapa, "Selamat pagi, Pak Ammar." Ditambah dengan senyumannya yang lebar. Ammar hanya menyapa seperlunya dan tersenyum singkat kepada Nihan, sang sekretarisnya.
Nihan lalu menelan salivanya karena sikap tak-suka-basa-basi-nya Ammar sangat bertolak belakang dengan Nihan. "Tuhan bantu aku untuk melewati hari ku ini, amin." Ucapnya.
Tak lama Ammar kembali keluar dari ruangannya, "Amin." Nihan tidak berani menatap pimpinannya ini dan memilih untuk menutup matanya karena menahankan malu. Dengan perlahan ia menatap Ammar lalu mengangguk dan tersenyum sumringah yang menahankan malunya.
Ammar kembali masuk ke ruangannya dan hal pertama ia lakukan adalah duduk di kursi kerjanya dan memikirkan hal baru apa yang bisa ia lakukan hari ini. Tak lama sebuah ketukan pintu, mengejutkan Ammar dari lamunannya.
"Saudaraku, apa kabar hari ini?" Tanya Pamir, sang CFO perusahaan ini dan langsung duduk di sofa yang ada di ruangan Ammar. Ammar hanya mengangguk dan menatap teman baiknya ini, "Seperti yang terlihat, Pamir. Baik - baik saja."
Pamir pun memerhatikan wajah sahabatnya itu, "Seperti tidak sedang baik - baik saja. Seperti ada yang kurang." Ucapnya masih dengan ekspresi menerawang wajah Ammar.
Ammar pun hanya mengernyitkan kedua alisnya menunggu apa yang kurang darinya. Secara dia kan duda sempurna yang ada. Sekilas Ammar tersenyum memikirkannya.
"Seperti kurang- seorang kekasih."
Pamir otomatis tertawa setelah mengucapkan kalimatnya sendiri. Namun berbeda halnya dengan Ammar berubah menjadi diam sedikit kesal.
"Bercanda sobiku, bercanda."
Ammar pun mengangguk. Jujur ia tidak tersinggung, cuma tidak suka aja rasanya ada yang mengungkit masalah pasangan. "Hal apa yang membawamu kemari?"
"Hari ini kita ada meeting sama perusahaan desainer baju. Untuk membicarakan partnership kita."
Ammar mengangguk.
"Meetingnya jam 1 setelah makan siang. So makan dulu, biar nggak tegangg!" Ammar langsung menggelengkan kepalanya tertawa kecil mendengar candaan sobinya ini. Beginilah seorang Pamir itu.
"Katanya ya, katanya tapi nih. CEO nya yang merangkap jadi CDO juga sama sepertimu, cantik. Tapi galak." Pamir memberikan ekspresi berlebihannya seakan - akan ia ketakutan. Ammar lagi - lagi hanya menggelengkan kepalanya.
Pamir pun berdiri dan hendak kembali ke ruangannya. Namun langkahnya berhenti ketika sampai di pintu ruangan Ammar, "Jadi jangan nggak makan sob, nanti 'tegang'" Ammar hanya tersenyum kecil mendengar candaan vulgarnya Pamir. Ia lalu mulai membaca berkas - berkas yang sudah di siapkan Nihan sebagai bahan meetingnya nanti.
***
Sekedar informasinya yaa bagi kawan - kawan nih. Ternyata di perusahaan itu bukan cuma ada CEO yang seperti kita ketahui aja loh (bagi yang belum tau),Ternyata juga ada:
CDO
atau
Chief Design Officer
yang berurusan dengan masalah design beserta bagaimana cara marketing (pemasaran) nya, produk apa yang akan dijual, dan masalah branding (merek)CFO
Atau
Chief Financial Officer
yang berurusan dengan masalah keuangan beserta laporan keuangannya dan arus kas perusahaannya.So, ini sebagai tambahan aja yaa kawan - kawan. Bukan maksud mengajari, tapi sharing is caring🥰
Jangan lupa untuk vomment yaa wee!💙🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kindest Thing
RomanceMenjadi seorang single daddy bukanlah pekara yang mudah. Membesarkan, mendidik, dan mengasuh anak semata wayangnya, Shaqil Tashanlar ditengah - tengah pekerjaannya sebagai CEO di suatu perusahaan sepatu yang ia rintis bersama sahabatnya dari kuliah...