17 - CFS.

2.3K 211 1
                                    

Hari demi hari berlalu  hingga yang ditunggu - tunggu pun tiba. Dilsha dan Ammar dipagi hari ini sudah disibukkan dengan model yang akan tampil catwalk di peragaan busana Centre Fashion Week. Excited dan worried bercampur menjadi satu. Dilsha membantu para model untuk memasangkan aksesoris yang ada di baju tersebut. Sedang Ammar lebih memerhatikan saja. Karena tidak mungkin ia yang memakaikan sepatu untuk para model tersebut, bisa - bisa nanti mereka malah bawa perasaan karena yang memakaikan sepatunya adalah duda ganteng gini, eh?

Walaupun hanya memerhatikan saja, Ammar udah berkontribusi penuh dalam kesuksesan kolaborasi ini. Karena ide desain sepatu ini murni dari Ammar semua. Ammar sedikit bahagia melihat hasil karyanya dapat direalisasikan dan dipakai saat ini oleh para model.

Dilsha mengecek satu per satu model dan semuanya sudah pas. Sempurna. Dilsha tersenyum dan menghela nafasnya. Ia lalu berjalan ke Ammar, "Insyaallah berjalan dengan lancar hari ini." Ammar mengangguk dan mengaminkan ucapan Dilsha tersebut.

Mereka berdua hanya terdiam dan memerhatikan suasana ini sampai Nihan memanggil Ammar dan mengalihkan pandangan mereka berdua ke Nihan. "Pak ini sepatu pesanan bapak tadi mau diletak dimana pak?" Ammar baru teringat dan langsung mengambil kotak sepatu tersebut dari Nihan, "Sama saya aja, Nihan. Terima kasih sudah mengingatkan saya." Nihan mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Pak Ammar ini sepatunya untuk dipakai model?" Tanya Dilsha dengan nada yang sedikit panik. Ammar menggeleng dan tersenyum kecil menunduk, "Ini hanya sebagai salah satu ucapan terima kasih kami dari Wales. Untuk bu Dilsha pakai di acara ini."

Ammar memberikan kotak sepatu itu ke Dilsha. Dilsha dengan perlahan menerima kotak sepatu tersebut. "Izin saya buka ya, Pak." Ammar dengan sopan mempersilahkannya. Dilsha membulatkan matanya ketika melihat sepatu tersebut. Ini benar - benar magnificent! Batin Dilsha.

"Astaga, ini keren sekali!" Dilsha berjalan menuju kursi untuk duduk lalu mencoba sepatu tersebut. Setelah terpasang sempurna di kaki Dilsha, ia pun memutar kaki sebisanya untuk melihat keterpukauan sepatu ini di kakinya. Ammar yang memerhatikan dalam diam, tersenyum bahagia di hatinya. Indah sekali. Tapi wajahnya hanya datar dan tenang. Ketika sibuk memerhatikan kakinya, Damla datang dengan membawa sebuah busana yang berhanger. "Bu Dilsha, baju pak Ammar dikasih sekarang atau nanti bu?" Dilsha berdiri dan sedikit terkejut karena ia melupakan hal ini. "Astaga untung kamu ingatin Damla. Sini biar sama saya saja." Dilsha pun mengambil busana tersebut dan berjalan ke Ammar.

"Maaf pak Ammar, saya kelupaan. Baju ini untuk Bapak. Segera berganti ya, Pak?" Ammar menerimanya dan langsung berganti. Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Ammar dalam hal berganti baju, Ammar sudah kembali dengan baju yang diberi Dilsha barusan. Dilsha memandang Ammar dari atas hingga bawah. Perfect! Bahkan Ammar sudah sama kepiawaiannya dengan para model. Dilsha tersenyum ke Ammar, "Pas. Kita bersiap - siap, pak Ammar. Sebentar lagi kita dipanggil." Ammar mengangguk dan mengkuti kemana Dilsha berjalan.

***

"Ini adalah hasil karya kolaborasi dari desainer baju Cypruz by Dilsha Azizah dan desainer sepatu Wales by Ammar Tashanlar."

Mereka berdua pun berjalan dengan masing - masing membawa sebuket bunga ukuran medium. Senyuman merekah Dilsha dapat Ammar lihat ketika ia tersenyum menghadap ke sebelah kiri. Ammar otomatis tersenyum ketika melihat senyuman itu  seindah itu. Cepat - cepat ia alihkan pandangannya dan menatap depan sembari tersenyum. Namun senyuman Ammar langsung lenyap ketika melihat seorang Deniz duduk tegap dengan tangan yang dilipat di dadanya. Dilsha yang menyadari adanya kehadiran Deniz disini langsung memegang lengan Ammar. Ammar lalu tersadar dan langsung tersenyum kembali.

Ketika mereka sudah sampai di ujung runway, mereka berdua setengah membungkukkan diri ke kanan dan ke kiri guna memberikan rasa hormat dan terima kasih.

Setelahnya mereka berdua pun kembali dan berjalan sepanjang runway tersebut ke balik panggung. Dilsha langsung memeluk para model wanita untuk mengucapkan terima kasihnya atas kerjasamanya. Ammar hanya terdiam dan memerhatikan buket bunga yang ia pegang saja. Tak lama seseorang memukul pundaknya dan langsung memeluk ala bro-hug. "Selamat kawan! Pamor kita naik!"

Ammar menoyor wajah Pamir dan tertawa. "Berisik, Pam." Mereka berdua tertawa dan tak lama Dilsha bergabung dengan mereka sembari tersenyum. Pamir yang melihat senyuman Dilsha sedikit salah tingkah, "Selamat bu Dilsha hari ini cantik bangett!" Pamir lalu tersenyum sumringah ke Dilsha dan Dilsha hanya tersenyum karena ia sudah mulai terbiasa dengan ucapan Pamir seperti ini.

"Oh iya, bu Dilsha. Ngomong - ngomong ni yah, sepatu yang ibu pakai ini di desain khusus loh sama pak Ammar."
Dilsha mau terkejut cuma dia harus menahan hati agar tidak terbuai dengan ucapan - ucapan seperti ini. Dilsha tersenyum, "Saya udah tau pak Pamir. Pak Ammar tadi udah bicara juga tentang hal ini." Ammar tersenyum ke Pamir yang kikuk.

"Ah iya, btw terima kasih banyak untuk kalian berdua atas kerjasamanya selama ini! Senang sekali rasanya proyek ini bisa berjalan segimana mestinya." Ucap Dilsha

"Walaupun banyak rintangan yang terjadi." Lanjut Ammar sembari melihat Pamir. Pamir langsung merangkul Ammar, "Maaf soal yang kemarin, Am." Ammar mengangguk.

Dilsha tersenyum lalu permisi untuk meninggalkan mereka berdua.

***

Ammar sedikit telat datang ke acara after party-nya peragaan busana ini karena menyempatkan diri untuk shalat isya dulu. After party-nya benar - benar di waktu shalat sehingga Ammar memprioritaskan yang wajib dahulu.

Sesampainya di tempat after party, Ammar hanya melihat ke kanan kiri lalu berjalan menuju sebuah meja dan duduk dikursinya meja tersebut. Lama ia terduduk sambil berselancar di mobile phonenya untuk mencari ide desain, seseorang datang menghampirinya. "Selamat pak Ammar. Keren sekali karya kalian tadi." Ammar langsung berdiri dan menyambut mereka dengan beberapa kalimat percakapan. Setelahnya pun orang tersebut yang dimana adalah seorang yang menikmati peragaan busana tadi pamit pulang.

Ammar pun memilih untuk berjalan dan mengambil minum lalu memilih untuk menyapa beberapa desainer lainnya. Ketika asik berbincang seseorang mendatangi Ammar, "Maaf semuanya, saya pinjem pak Ammar nya dulu ya." Ucap Dilsha lalu menuntunnya ke sebuah perkumpulan.

"Ini sponsor terbesar acara ini." Bisik Dilsha dan Ammar yang sedikit mencondongkan dirinya pun mengangguk lalu mengulurkan tangannya untuk bersamalaman dengan pria tersebut.

"Ah ini dia desainer sepatu tadi. Bagus sekali karya mu nak." Ammar tersenyum, "Terima kasih. Tapi ini juga ide brilian dari ibu Dilsha." Pria tersebut mengangguk, "Tidak salah emang kalian berdua cocok sekali berkolaborasi!" Ucapnya antusias dan Ammar hanya tersenyum begitu juga dengan Dilsha.

Tak lama datanglah seorang pria dengan senyuman coolnya bergabung dengan mereka, "Selamat malam." Ucap Deniz. Ammar hanya memasang wajah datar coolnya ketika Dilsha melihat ke arah Ammar. "Selamat bu Dilsha dan pak Ammar." Dilsha tersenyum dan Ammar hanya menatap Deniz.

"Bu Dilsha, bisa kita berbicara berdua?"

Dilsha hanya menatap Deniz, "Disini dan sekarang saja pak Deniz." Deniz menggeleng, "Hal penting." Deniz pun berjalan meninggalkan mereka dan Dilsha dengan berat hati mengikuti kemana Deniz. Ammar yang berfirasat aneh langsung permisi dari perkumpulan dan diam - diam mengikuti kemana Dilsha.

***
Jangan lupa untuk vomment yaa wee!
💛💚

The Kindest ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang