63 - Antara Ngasuh dan Meeting.

2.5K 138 9
                                    

Ammar yang baru saja pulang kerja membawa jas dan tas kerja dengan jalan yang sedikit lemas. Ammar langsung masuk ke kamar Dilsha. Ia letak tas dan jas kerjanya pada tempatnya semula. Ammar yang hendak berganti baju, mengurungkan niatnya ketika melihat Salma yang masih terbelalak matanya dan asik sendiri. "MasyaAllah anak papa belum tidur sayang." Ammar langsung mengambil antiseptik tangan lalu menggendongnya. Ia cium Salma dalam dan gemas.

Ammar pun berjalan mendekat ke Dilsha dan ternyata Dilsha sudah tertidur. Ammar pun berjalan keluar untuk mengambil air minum dengan Salma yang masih di dalam gendongannya. "Bentar ya nak, Papa ambil minum dulu." Ketika Ammar sedang menunggu gelasnya penuh, seseorang memeluknya dari samping. Ternyata Shaqil.

Ammar pun menaruh gelasnya lalu mengelus lembut rambut Shaqil. "Kenapa sayang? Shaqil butuh apa?" Tanya Ammar dengan lembut. Shaqil menggeleng. Ammar lalu menggendong Shaqil di tangan sebelahnya. Berat, namun Ammar hanya ingin memberikan hal yang sama untuk Shaqil. "Shaqil kok belum tidur? Shaqil lagi butuh sesuatu nak?" Shaqil hanya bersender ke dada Ammar sambil melihat Salma lalu ia menggeleng dan mengelus pipi Salma.

"Shaqil mau minta maaf papa." Ammar tersenyum lalu mengangguk. "Papa udah maafin Shaqil sebelum Shaqil minta maaf." Shaqil menatap Ammar. Shaqil lalu mengalungkan tangannya di leher Ammar, Ammar pun tersenyum dan mencium kepala Shaqil. Ammar pun berjalan ke kamar mereka dan memilih untuk meninggalkan gelas yang sudah terisi air tadi.

Ammar menurunkan Shaqil dan Shaqil pun mencium Salma. Ia elus perlahan pipi Salma lalu tersenyum gemas ke Ammar. Ammar pun membalas senyuman gemasnya Shaqil dengan senyuman gemas milik Ammar. Setelah puas untuk melihat Salma, Shaqil pun ke kamarnya dan pergi tidur. Ammar menggendong Salma sebentar lalu ia letakkan kembali ke infant bed nya untuk diberi susu. Membutuhkan waktu 20 menit untuk Ammar menidurkan Salma. Setelah selesai, Ammar kembali mengambil gelasnya lalu pergi ke kamar kembali untuk berbersih diri kemudian beristirahat.

***

"Selamat pagi, Nihan." Ucap Dilsha dengan terburu-buru sambil menggendong Salma dan mengetuk pintu ruangan Ammar. Nihan yang baru saja melihat Salma sekian lamanya, sedikit terpukau. Cantik banget, MasyaAllah. Nihan pun sedikit bingung, kenapa Dilsha tiba-tiba datang dengan terburu-buru sambil menggendong Salma?

Nihan pun memilih untuk mengintip dari sela pintu ruangan Ammar yang sedikit terbuka.

Ammar yang masih fokus menulis, menengadahkan kepalanya terkejut. "Dilsha? Ada apa sayang?" Tanyanya dengan rasa bingung yang melanda dirinya karena melihat Salma yang ada digendongan Dilsha dan Dilsha yang membawa tas keperluan bayi untuk Salma. Tidak pernahnya hal ini terjadi, Dilsha datang dengan Salma.

"Mama tadi tiba-tiba dateng mau pergi karena ada urusan mendadak. Enggak ada orang di rumah. Oma Esma juga ikut mama pergi, karena sendirian di rumah."

Ammar berdiri lalu mengangguk dan memerhatikan Salma yang meminta gendong ke Ammar. Ammar pun menggendong Salma sambil mendengarkan penjelasan Dilsha.

"Kamu jaga Salma dulu boleh ya hari ini? Aku ada meeting soalnya setelah makan siang." Ucap Dilsha dengan wajah memelasnya. Ammar tersenyum mengangguk lalu mengelus dagu Dilsha kemudian mengambil tas keperluan bayi untuk Salma dari Dilsha. "Kamu siapin aja dulu meetingnya, biar Salma sama aku disini." Dilsha mengangguk lalu menjelaskan secara singkat untuk keperluan Salma.

"Kamu udah ngertikan?" Tanya Dilsha dan Ammar pun mengangguk. "Ngerti, sayang." Dilsha pun menyalim Ammar lalu mencium pipi Ammar dan kemudian mencium Salma. "Mama pergi dulu ya nak. Aku ke kantor dulu ya, sayang. Assalamualaikum." Ammar tersenyum sumringah lalu menjawab salam Dilsha.

Setelah Dilsha keluar dari ruangan Ammar, Ammar melihat Salma dan Salma pun melihat Ammar. "Berdoa ya nak, In Sya Allah papa bisa jaga Salma." Salma hanya melihat Ammar lalu tertawa. Ammar pun tertawa lalu duduk di kursi kerjanya dan memangku Salma.

The Kindest ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang