Behind The Scene of Senyum Musim Semi

134 11 2
                                    

Behind The Scene of #Senyum_Musim_Semi

Novel ini, draftnya kutulis sejak SMP. Terinspirasi dari cerita silat Mbah Kho Ping Hoo, Eyang SH Mintardja, dan Bastian Tito.

Kuketiklah dengan mesin ketik jadul. Dulu mana punya laptop atau komputer? Mau ngetik di rental komputer pun nggak ada duitnya. Coz dulu uang saku pas-pasan

Beruntung dapat banyak kertas bekas yang belakangnya kosong dari kantor bapakku. Ceritaku terekam hingga berjilid-jilid.

Lalu lama vakum tak kulirik, karena bosan melanjutkannya, dan sibuk mau ujian nasional.

Tahun 2017, kucoba re-writing. Terinspirasi film-film wuxia. Saat itulah banyak ide baru bermunculan. Dan pendetilan riset untuk setting Dinasti Ming. Lumayan pusing tujuh keliling. Gimana nggak? Sudahlah ngambil latar Tiongkok yang asing buatku, ditambah mesti ngulik-ngulik setting sejarah abad 14 Dinasti Ming dan kaitannya ama Islam.

Novel mengembang jadi hampir 350 halaman A4, yang kalo dibukukan ukuran A5 mencapai 700 halaman. Wuaah saya sempat panik, Gaess.

Proses riset dan editing kulewati lagi berpuluh-puluh kali untuk novel ini. Berhubung saya sambil belajar menulis, jadinya ini novel memakan waktu berbulan-bulan.

Nggak bosan-bosannya bolak-balik baca, dan rasanya selalu ada yang kurang. Aku betul-betul menjadikan novel ini ajang berlatih atau bisa dibilang eksperimenlah untuk semua ilmu nulis yang pernah kuserap.

Tahun 2020, baru aku yakin untuk menerbitkannya dengan ISBN.

Kuberanikan diri posting di exclusive LovRinz, dan terus direvisi sambil jalan. Akhirnya fix memuaskan hatiku.

Kelar 80% publish di grup LovRinz, trus kuajukan ke Penerbit LovRinz. Duuh senengnya nggak kira-kira setelah nunggu satu bulan, dinyatakan lulus seleksi.

Novel gemuk ini lalu dilangsingkan lagi dari 700 halaman jadi 453 halaman. Betul-betul padat, tanpa menghilangkan feel dan detil konfliknya. 

Ketika draft novel ini menjelma menjadi buku cetak, kusadari betapa bahagia itu sederhana, Kawan 😍 Luruh semua jerih payah menjalani prosesnya, persis kayak ngerawat janin terus lahiran. Melihat bayi cantik, molek, montok, duuuh gemay jadinya.

Saya persembahkan cinta dan terima kasih mendalam buat Bunda Rina Rinz, Kak Mandis Parawansa, dan all team Penerbit LovRinz yang udah mendukung karyaku dengan menerbitkannya

Juga buat semua fans Cin Lee dan Ji Li, serta teman-teman yang udah mesan novelnya.

😍

Tersedia versi pdf ❤️

Tersedia versi pdf ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SENYUM MUSIM SEMI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang