Hello, My Final Destiny

10.2K 377 86
                                    

Untuk kali ini, aku mau ucapin banyak terimakasih ke kalian yang udah mau baca cerita ini sampai part ini. Semoga kalian suka yaa :)

🖤🖤🖤

"Brengsek kamu, Van." Sentakku, kakiku ku paksa berdiri demi bisa bertatap wajah dengan Revan.

"Ri, aku bisa jelasin." Katanya gelagapan, di sampingnya sudah berdiri mantan pacarnya yang perutnya udah besar entah berisi anak siapa.

Siapa tau di dalam perutnya itu anak Revan, kan?

"Nggak ada yang perlu di jelasin, kita selesai." Ujarku.

"Siapa, Van?" Sekali lagi muncul perempuan dari arah belakang Revan, dan ternyata Mama mertuaku sendiri.

Mataku langsung tak kuasa menahan gerumulan air yang udah berhasil turun, hatiku hancur lebur tak tersisa apa apa. Dosa apa aku? Sampai seorang Mama yang bisa ku percaya juga ikut mengkhianati ku.

"Arina?" Ucap Mama dengan ekspresi kaget tak main main.

Ibu mendekat, "Saya nggak habis pikir, mbak. Tega kalian khianati anak saya, kalian pikir anak saya ini apa?"

"Khianati gimana, mbak? Kit--"

"Kita pulang, Ri. Ayah nggak bisa liat kamu di injak injak kayak gini." Ujar Ayah, tangannya menarikku supaya beranjak dari tempat ini.

Hatiku semakin hancur saat tangis Ara pecah dengan kedua tangan di gerakan ke arah Revan, itu pertanda ia ingin di gendong Papanya.

Tangan Revan yang hendak meraih Ara dari Galang langsung ku tampik, "Jangan sentuh anak aku."

"Sayang, kita bicarain ini dulu baik baik." Sahutnya.

Mataku memicing, "Apa yang perlu di bicarain? Kita cerai tanggal berapa? Terus nanti gimana hak asuk anak? Cerai yang ajuin aku apa kamu, gitu? Gitu kan yang perlu di bicarain?"

"Arina, dengerin Mama. Ini nggak seperti asumsi kamu, Revan di sini kare--"

"Aku nggak tau kalau ternyata Mama sama aja kayak Revan," bibirku tersenyum miring. "Bahkan orang yang kupercaya nggak akan mungkin bohongin aku kayak Mama aja sekarang udah berhasil khianati aku."

"Ri, kit--"

"Jangan temui aku lagi," telunjukku menuding wajah Revan.

"Aku bukan nikah sama Revan, Rin." Ujar Aurel sembari mendekatiku, "Aku nikah sama sepupu jauh Revan, kita sahabatan sejak SMA."

Hening beberapa detik, semua menatapku untuk tau apa yang ku ucapkan setelah mengetahui fakta mengejutkan ini.

"Kamu pikir aku percaya?" Tanyaku remeh, "Nikah sama Revan atau bukan, intinya kamu bakal tetep ngejar Revan sampai kapanpun."

"Rin, Mama rahasiakan ini dari kamu supaya kamu nggak terusik nama Aurel lagi. Mama tau buat lupain nama Aurel dari hidup kamu itu susah," ucap Mama.

Kepalaku menggeleng terheran dari jalan pikiran mertuaku, "Mama pikir ini bakal baik? Kalian semua tau nggak sih gilanya aku di Jakarta mikirin suami yang nggak tau diri ini?"

Hello, My Destiny [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang