10. ASMARALOKA

227K 24.9K 9.8K
                                    

Asmaraloka

JANTUNGKU terus berdetak tak karuan, bahkan selama pelajaran berlangsung aku sama sekali tidak fokus, karena pikiranku tertuju pada Nako

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANTUNGKU terus berdetak tak karuan, bahkan selama pelajaran berlangsung aku sama sekali tidak fokus, karena pikiranku tertuju pada Nako. Sampai bel pulang berbunyi pun aku tetap tidak bisa bersikap baik-baik saja.

"Loka, kok muka lo pucet?" Alena melemparkan pertanyaan padaku saat kami berjalan keluar kelas. Sontak aku memegang pipiku. Benarkah wajahku pucat? "Lo sakit?" tanyanya lagi dan aku menggeleng. Entahlah, aku tidak tahu apa aku sedang sakit atau sedang ketakutan.

"Aku gapapa kok, Al. Yuk pulang," ajakku dan Alena mengangguk. Kami beriringan berjalan keluar sekolah lalu masuk ke dalam gedung asrama yang memang terletak di samping sekolah.

"Gue duluan Loka, dah." Alena melambaikan tangannya saat sudah sampai di kamar asramanya yang memang terletak di bangunan satu, sementara kamarku terletak di bangunan lima.

Setelah Alena menghilang, aku kembali berjalan menuju kamarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Alena menghilang, aku kembali berjalan menuju kamarku. Perasaanku was-was takut jika di kamarku ada Nako. Tapi, aku mencoba untuk membuang semua pikiranku. Aku yakin Nako tidak ada di dalam. Karena Nako pasti sedang latihan olimpiade.

Menghela napas panjang, tanganku segera mengeluarkan kunci dari saku jas sekolahku. Lalu membukanya hingga pintu kamarku terbuka lebar. Gelap, sunyi dan sepi, aku yakin tidak ada Nako di dalam. Kakiku segera melangkah mendekati saklar lampu, lalu menekannya hingga lampu tengah ruangan hidup. Dan mataku spontan melebar dengan mulutku yang ternganga. Di bawah sinar lampu itu ada sosok Nako dengan bersedekap dada, memandangku tajam. Aku menelan ludahku susah payah.

"Aku bisa jelasin semuanya, Nako." Aku mencoba bersuara meski gugup setengah mati.

"Jelasin kalo lo jalang, iya?" balas Nako tanpa memfilter ucapannya, membuatku menggelengkan kepalaku.

"Aku bukan jalang, Nako!" seruku kuat.

"Kalo bukan kenapa lo mau aja di cium sama Aland, hah? Lo suka sama Aland, iya?! Dan lo sengajakan pura-pura pingsan biar Aland yang gendong lo!" aku tahu betul jika Nako sedang menahan amarahnya. Mungkin sebentar lagi akan di lampiaskan kepadaku.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang