Sebenarnya aku mau update besok, tapi karena aku lagi seneng jadi hari ini! Hehe.
Selamat membaca!
....
Aku tahu dunia ini mungkin tidak selamanya memercikkan luka padaku. Aku percaya bahwa akan ada pelangi setelah hujan, ada kebahagiaan setelah tangisan. Roda kehidupan itu selalu berputar, terkadang seseorang di terbangkan untuk hari ini lalu di jatuhkan untuk selanjutnya. Kau tidak perlu terpuruk untuk itu, karena itu adalah hal yang wajar bagi setiap orang. Kau cukup menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. Tuhan telah memberi peran kepada seluruh manusia. Dan sekarang tentang bagaimana kau bisa menjalani peranmu sesungguhnya agar kau bisa menemukan satu titik kebahagiaan di dunia maupun dihari akhir. Dan kau akan menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhanmu.
Terkadang, dunia ini tidak adil. Ada banyak orang diluar sana yang menganggap diri mereka berada dititik teratas dan bertindak sesuka hati terhadap mereka yang berada dititik terendah. Aku membenci jalan pikiran seperti itu. Ada banyak manusia di bumi ini yang berlagak ada nyatanya tiada. Dan itulah artinya bahwa dunia ini kejam. Aku sarankan, kau harus memainkan peranmu dengan benar.
Aku menghela napas berat, sudah hampir tiga jam aku duduk di sofa sambil menatap pintu apartemen dan Nako juga belum pulang. Pria itu berjanji akan pulang secepatnya ketika urusannya selesai. Dan sekarang sudah malam, dia tidak kunjung pulang. Aku mengkhawatirkannya. Bahkan aku sudah dua kali menghangatkan makan malam.
Satu tanganku memegang ponsel, berulang kali aku mencoba menelfonnya. Sialnya, nomor Nako tidak aktif. Biasanya dia selalu memberi kabar padaku, tapi tidak untuk kali ini. aku berharap Tuhan menjaga dan melindunginya.
Sampai pada akhirnya, aku mengalihkan tatapanku pada ponselku yang menyala dan bergetar menandakan satu notifikasi masuk. Ada satu pesan yang berisikan sebuah video yang dikirimkan oleh nomor seseorang yang tidak kukenal. Dengan cepat aku membukanya dan detik itu juga aku berdiri dengan mata membulat saat melihat Nako sedang bertinju dengan pria bertopeng dan suara teriakan yang begitu histeris.
Oh Tuhan, dalam video itu terlihat sekali bahwa Nako sangat kewalahan ketika pria bertopeng itu terus menyerang Nako, dan Nako sama sekali tidak membalasnya. Pertandingan macam apa ini? Kenapa Nako berakhir di sini? Bukankah dia akan ke toko buku?
Tidak menunggu lama, aku mengambil tas kecilku di meja, memasukkan ponselku, lalu bergegas keluar dari apartemen. Aku mengkhawatirkan Nako. Sudah cukup waktu malam itu Nako di pukul habis-habisan oleh sialan bertopeng. Setiap langkah yang kuambil, setiap itu pula aku berdoa bahwa Nako akan baik-baik saja.
Aku menaiki taksi, memberi petunjuk pada supir dan mobil segera melaju. Aku tahu tempat itu, karena seseorang yang mengirimnya memberikan lokasi padaku. Aku tidak tahu siapa yang mengirimnya padaku. Tapi, nomor yang masuk sepertinya pernah menghubungiku, dan aku tidak ingat. Tidak ada riwayat panggilan diponsel ini, karena ponsel lamaku telah hancur karena Nako.
Tiga puluh menit kemudian aku tiba di sebuah gedung tidak bertingkat, di perkarangannya banyak sekali kendaraan yang terparkir termasuk mobil Nako. Aku mengeratkan jaket levisku di tubuhku. Aku tahu di dalamnya pasti di isi oleh pria untuk itu aku memakai topi sekaligus masker yang ku selalu ada dalam tasku.
Suasana di dalam sana sampai ke telingaku saat aku menginjak kakiku di depan pintu besar kokoh berwarna coklat. Gedung ini tidak terlalu besar, mirip seperti bangunan lama yang berwarna coklat gelap, terletak di tempat yang jauh akan keramaian.
Perlahan aku masuk. Orang-orang tampak tidak curiga padaku. Dan saat mataku mendongak melihat ke arah ring saat itu tubuhku lemas ketika mendapati Nako yang bertelanjang dada jatuh terduduk di sudut ring. Kemudian pria bertopeng itu memukul keras wajah Nako membuat aku berteriak kencang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Novela JuvenilSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...