42. ASMARALOKA

171K 21.8K 10.5K
                                    

Huaaa, apa aku kecepatan update? Hahah.

Kalian sangat aktif untuk menerorku dimana-mana sampe bingung mau bilang apa 😭 but, i like. Aku senang atas antusias kalian dengan cerita ini.

Tetap dukung asmaraloka ya, buat yg dm aku gimana cerita ini thankyou so much, aku bakal post review kalian 😘

Selamat membaca #pasukanasmaraloka

Jangan lupakan jejak komen dan vote kalian! Karena itu bikin aku semangat!

Jangan lupakan jejak komen dan vote kalian! Karena itu bikin aku semangat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ya, kalian semua benar. Aku harus meninggalkan pria seperti dia. Aku harus bisa berdiri sendiri di atas kakiku tanpa dia dihidupku. Tapi, percayalah itu sungguh sulit kulakukan, karena nyatanya hatiku telah sepenuhnya jatuh kepada pria berengsek dan tak berprasaan itu. Aku mencintainya dengan tulus. Aku tahu semuanya butuh proses baik untuk melupakan atau mencari yang lain.

Tidak akan ada perempuan yang ingin disamakan dengan seseorang dimasa lalunya, karena itu akan menyakiti perasaanku. Aku tahu, selama menjalin hubungan dengannya, Nako tidak pernah memperlihatkan bahwa dia menyamai diriku dengan mantan kekasihnya. Maka dari itu aku sangat yakin jika dia mencintaiku sebagai Loka. Tapi pada akhirnya aku mengetahui segala isi hatinya jika dia mencintaiku karena apa yang ada dalam diriku mirip dengan mantan kekasihnya. Really, it broke me! He's a big liar!

"I hate you, Nako!" aku berteriak kencang di jalanan malam yang cukup ramai. Aku tidak peduli pada pengendara yang melihatku berlari di tepi jalan sambil menangis. Aku hanya ingin melepaskan segala rasa sakit yang tengah aku tanggung.

Napasku memburu hebat bersamaan dengan lariku yang pelan. Aku mulai berjalan ketika aku sampai di jembatan. Lampu-lampu yang menghiasi jembatan sangat indah dengan warna-warni yang berganti, aku melihatnya dengan tersenyum getir. Untuk ketiga kalinya aku berada disini, tapi kali ini tujuanku bukan untuk mengakhiri hidupku, melainkan menikmati malam yang tenang dan damai tanpa ada yang bisa menyakitiku lagi. Aku tidak tahu harus pergi kemana, karena di dunia ini tidak ada satupun orang yang peduli denganku.

Aku menarik napas panjang, menghirup udara malam yang segar. Namun, mataku tetap saja berkaca-kaca meratapi nasib burukku di dunia. Satu tanganku memegang pembatas jembatan, berjalan dengan pelan. Angin malam yang kencang menusuk tulangku, dingin dan aku menikmatinya. Rambutku yang tergerai, terbang terbawa angin. Sampai akhirnya beberapa rintik hujan jatuh ke punggung tanganku.

"Ehem."

Deheman itu lekas membuat langkahku terhenti lalu kepalaku memutar ke belakang, lalu mataku membulat melihat Cristian yang menatapku. Dia memakai jaket hitam dengan dalamannya berwarna putih dan kedua tangannya tersimpan disaku jaketnya. Dia terlihat keren apalagi rambutnya berwarna coklat gelap.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang