28. ASMARALOKA

186K 23.1K 4.3K
                                    

Kalian cukup tekan bintang aja, itu udah bikin semangat buat up! apalagi komen hehe.

------------

Kakiku menaiki anak tangga satu persatu untuk sampai di rooftop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakiku menaiki anak tangga satu persatu untuk sampai di rooftop. Aku tidak tahu mengapa Aland memanggilku ke sini. Apa dia memintaku untuk minta maaf padanya? Jika, benar, maka akan aku lakukan dan setelah itu urusanku dengannya segera selesai. Karena aku tidak ingin berhubungan dengan Aland dan Cristian. Itu jelas membuat Nako marah. Dan aku tidak suka melihat kemarahan di wajah Nako, aku lebih menyukai Nako yang sayang dan mencintaiku, yang selalu merindukanku sepanjang waktu.

Ah ya, aku lupa sore ini Nako akan pulang dan akulah yang akan di temuinya pertama kali. Dia mengirimkanku pesan, agar aku selalu stay di asrama. Sejauh ini tidak ada satupun yang tahu bahwa Nako diam-diam menyelinap ke asrama perempuan. Mungkin, Nako memang sudah ahli sejak dulu. Ya, karena kekasihnya dulu adalah seorang anak beasiswa sepertiku. Pasti Nako sering bertemu Mita sama sepertiku saat ini. Ah, aku sangat merindukannya. Aku tidak sabar untuk memeluk dan menciumnya. Nako, i miss you so bad!

Saat aku tiba di rooftop angin sepoi dan birunya langit menyambut kedatanganku. Rambutku yang di gerai, sesekali terbang terbawa angin. Aku suka menikmati suasana seperti ini. Jangan lupakan punggung Aland di sana membuat aku berjalan mendekatinya.

"Ada apa manggil aku?" aku mengeluarkan suara saat aku berdiri di belakang Aland yang sedang berdiri di depan pembatas rooftop.

Sedetik kemudian, Aland memutar tubuhnya untuk menghadapku. Kedua tangannya langsung bersedekap dada. "Gak mau minta maaf?" tanyanya dengan satu alis terangkat.

Aku menghembus napas kasar, kembali menatapnya. "Aku minta maaf, Aland."

Kepala Aland mengangguk, dia berjalan sedikit ke dinding untuk menyandarkan punggungnya, lalu mengamatiku lebih dalam dengan wajah bengisnya. Sepertinya, aku harus berhati-hati dengan Aland, apalagi dia sudah mengetahui hubunganku dengan Nako.

"Kalo gak ada yang mau di omongin, aku turun dulu, Aland," kataku. Siap-siap ingin melangkah dan berbalik badan.

"Ada."

Satu kata itu membuat aku kembali menatapnya. Dia berjalan mendekatiku dengan senyum miringnya. Jelas itu membuatku takut dan aku berjalan mundur.. Aku pernah mendapatinya tersenyum seperti itu saat bajunya basah karena ulahku. Dan arti senyum itu dia pasti meminta sesuatu dariku.

"Mau ngomong apa, Aland?" tanyaku kuat berusaha mengangkat wajahku untuk menunjukkan jika aku tidak takut padanya.

Bukannya menjawab, Aland malah tertawa kecil, masih dengan melangkah maju sementara aku melangkah mundur untuk menjauh darinya. Hingga akhirnya punggungku terbentur dengan dinding rooftop. Sial! Kenapa aku bisa terjebak seperti ini.

"Santai, Loka. Gue gak bakal ngapa-ngapain lo," ucapnya santai.

Aku menelan salivaku saat Aland mulai mengurungku dengan satu tangannya yang melekat di dinding tepat di sebelah kepala kiriku. Aku benar-benar takut saat ini. Aland memang pantas untuk di jauhi. Dia itu buruk dan ketua geng bully.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang