Seneng bgt bisa update lagi, lama ya? maaf ya, baru baikan hehe..
jangan lupa putar lagu di atas sebelum membaca ya..
aku gak tahu apa kalian bakal nyesek atau nangis lagi :( siapkan hatimu!
Jangan lupa vote dan komen ya gais..
***
Jangan pergi, aku membutuhkanmu. Kau tidak akan pernah tahu betapa sulitnya aku untuk memulai dengan seseorang yang baru.
"Nako!" pekikku. Aku masih mengingat jelas jika tadi Nako dalam kritis dan dokter mengatakan jika Nako tidak dapat diselamatkan.
"Hei, lo udah sadar?"
Aku menoleh pada sumber suara, ada Aland yang berjalan tergesa-gesa ke arahku. "Aland, Nako mana? Dia gak pergi tinggalin aku 'kan?" tanyaku cepat.
"Lo tenang, ya," ucap Aland dia berusaha menenangkanku yang sudah ingin memberontak.
"Jawab, Aland! Nako gak pergi 'kan?"
Aland terdiam, membuat aku menatap lekat padanya. Aku mohon jangan pernah bilang jika Nako sudah pergi meninggalkanku. Aku tidak akan sanggup hidup tanpa dirinya.
"Lo yang kuat, ya. Tuhan lebih sayang sama Nako."
Kepalaku merunduk, rambutku jatuh disisi wajahku. Tangisku pecah, bahuku bergetar hebat. Ini kenyataan pahit yang tidak ingin aku ketahui. Airmataku luruh sedetik kemudian aku mengangkat wajahku dan menggeleng pada Aland.
"Aland, aku mau Nako," ucapku lirih penuh dengan permohonan.
Aland mendekat padaku, dia memelukku erat membuat aku memberontak, memukul keras dadanya.
"Aland, bilang kalo semua ini cuma boongan. Aku gak lagi ulang tahun, Land," kataku lagi, airmataku sudah tidak dapat kubendung.
"Ini gak boongan. Nako udah dimakamin satu jam yang lalu."
Seketika itu aku mendorong keras dada Aland membuatnya menjauh dari tubuhku. Aku menatap menangis pada Aland yang menatapku sendu. Aku bisa melihat betapa terluka dirinya. Tapi, seharusnya yang terluka disini adalah aku.
"Mana buktinya? Nako udah janji gak bakal tinggalin aku dan mana mungkin dia pergi. Bercanda kamu lucu, Land." Aku tertawa hambar di ujung kalimat seperti kehilangan arah, tidak lagi menemukan separuh jiwaku. Hatiku sudah hancur berkeping-keping.
"Kita ke makam Nako sekarang!
Aku menggeleng. "Aku gak mau ke makam, karena Nako pasti ada di ruang rawatnya!" teriakku begitu yakin dan langsung turun dari brankar. Berjalan cepat menuju ruangan Nako meski keadaanku belum membaik.
"Loka, Nako udah gak ada!" Aland berteriak dan aku tidak mempedulikannya. Yang aku peduli hanyalah Nako.
Kakiku terus melangkah, menuju ruang terakhir Nako tadi. Orang-orang memandang kasihan padaku karena menangis tersedu-sedu. Aku tersenyum tipis saat melihat ruang rawat Nako. Aku yakin Nako pasti ada di sana. Kalian tahu, Nako tidak akan meninggalkanku. dia sangat mencintaiku, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...