Sebelum baca Vote dulu ya.. Jgn lupa comen kalian 😘
Semoga part ini kalian mendapatkan feelnya. Karena jujur part ini agak susah hehe 😂
...
Jujur aku benar-benar tidak menyangka jika Mita hidup dalam kurungan seseorang selama ini. Otakku bekerja keras memikirkan kenapa Mita sampai seperti itu? Dia terlihat seperti gadis kehilangan jati dirinya. Oh ya, dan dimana anaknya? Bukankah, Mita hamil? Sial! Kepalaku tambah sakit memikirkan teka-teki yang masuk ke dalam hidupku.Saat ini aku sedang berada di atas motor Aland, kami sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Hari mulai sore dan aku sangat mengkhawatirkan Nako. Dia pasti sudah menungguku.
"Lo mau turun apa ikut gue lagi?"
Aku tersentak mendengar pertanyaan Aland. Lamunanku tersadar. Dan kini kami sudah sampai di depan rumah sakit. Aku lekas turun dari motornya.
"Makasih, Aland," ucapku.
Dia mengangguk, sepasang matanya menoleh padaku yang masih berdiri di sampingnya. "Tutup mulut lo tentang Mita. Jangan sampe pacar sialan lo itu tahu!" dia berkata tegas.
"He'em." Aku mengangguk. Kemudian Aland menancap gas, pergi meninggalkanku. Aku tidak tahu, kenapa dia tidak ingin memberitahu Mita pada Nako. Tapi, aku juga tidak ingin memberitahu perihal Mita pada Nako. Aku takut dia pergi meninggalkanku disaat Nako tahu bahwa Mita masih hidup.
Aku berbalik badan hendak masuk ke dalam rumah sakit. Namun, langkahku terhenti ketika melihat Nako diseret oleh dua orang berbadan besar dan di depannya ada Tuan James-ayah Nako.
"Lepasin gue sialan!" Nako berteriak kencang. Dia memberontak keras ingin terlepas.
Aku langsung berlari menuju Nako, berusaha menarik lengan Nako. Aku tidak ingin Tuan James membawa Nako. Kami tidak ingin terpisah lagi.
"Aku mohon jangan bawa Nako!" kataku keras sembari menahan Nako dengan memeluk tubuh Nako. "Jangan aku mohon!"
Tuan James menoleh padaku. Tatapannya tajam menghujam manik mataku. "Lepaskan anak saya, atau hidup kamu menderita."
Aku menggeleng kuat, aku tidak akan melepaskan Nako. Aku sangat membutuhkannya untuk menjadi cahaya di langkahku ke depannya.
"Lepasin gue, anjing! Gue benci sama lo!" Nako berucap lantang di hadapan Tuan James, sekaligus menarik kuat lengannya dari cengkraman dua anak buah James hingga terlepas. Kemudian, Nako menarik lenganku untuk berdiri di sampingnya. "Anda gak berhak untuk mengatur hidup saya lagi!" kata Nako penuh penekanan. Matanya memerah, rahangnya mengeras, menyiratkan betapa benci dan marahnya Nako pada Tuan James.
"Kamu anak saya, Nako. Jangan membantah ucapan saya!" balas Tuan James.
Nako menggeleng, bibirnya bergetar. Aku melihat guratan kesakitan dan terluka di wajahnya. "Saya bukan anak anda! Saya tidak berharap dilahirkan ke dunia ini dengan memiliki ayah seperti anda! Jika saya bisa memilih saya lebih baik mati supaya saya tidak merasakan pahitnya hidup saya yang di atur oleh anda! Anda itu baji-"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...