38. ASMARALOKA

180K 17.6K 2.9K
                                    

VOTE DAN KOMEN JGN LUPA!
....

NAKO'S PoV
..

Aku mencintainya!

Itu benar. Sejak awal bertemu dengannya aku sudah jatuh hati. Dia seperti magnet yang menarik diriku. Dia punya keistimewaan sendiri yaitu selalu melindungiku sama seperti mantan kekasihku dulu yang kini sudah bertemu dengan Tuhan. Tapi, Tuhan sangat berbaik hati mengirim dia dihidupku meski aku harus memperlakukan kasar dirinya agar tidak pergi dariku. Dan aku tidak berbohong jika aku sangat mencintainya.

Dia adalah cahayaku dalam duniaku yang kelam dan hancur. Aku membutuhkannya untuk penyemangat hidupku disaat semua orang tidak menyukaiku dan ingin membalas dendam padaku.

Dia Loka!

Gadis yang tujuh bulan lalu aku pacari.

Flashback on!

Saat itu aku baru pulang dari makam mantan kekasihku. Malam hari. Hidupku hancur saat Mita benar-benar pergi untuk selamanya. Aku penyebab atas kematian dirinya. Untuk itu aku selalu dihantui rasa bersalah sepanjang hidup. Sampai akhirnya aku melihat seseorang tengah berdiri di pinggir jembatan. Wajahnya tampak putus asa. Aku memberhentikan mobilku. Keluar lalu berlari menuju gadis bodoh itu.

"Are you crazy?!" aku membentaknya sekaligus menarik paksa lengannya disaat dia sedang berdiri di pembatas besi jembatan. Dia ingin mengakhiri hidupnya.

"Lepasin! Biarin aku mati!" teriaknya berusaha melepas cengkraman dari tanganku. Tapi, aku tidak melepaskannya.

"Kenapa lo mau bunuh diri, hah?! Apa masalah hidup lo?!" lagi, aku membentaknya.

Jujur, aku tidak suka dengan orang yang ingin mengakhiri hidupnya karena itu mengingatkanku pada Mita. Mita bunuh diri disaat keadaannya hamil. Dan jembatan inilah Mita mengakhiri hidupnya.

"Aku gak punya siapa-siapa di sini! Semua orang benci aku! Aku gak punya temen. Dunia ini kejam! Mereka cuma berpihak sama orang-orang berada sementara aku orang biasa yang sama sekali gak punya apa-apa!"

Dia menangis, terduduk lemas di aspal, menekuk kedua lututnya dan wajahnya tenggelam dilipatan tangannya. Aku menghembus napas kasar. Ikut berjongkok di depannya. Aku merasakan dia seperti Mita, saat dia menangis, saat dia berteriak persis seperti Mita.

"Lo gak sendiri, ada gue," ucapku pelan.

Perlahan kepalanya mendongak menatapku. Airmatanya membasahi seluruh wajahnya.

"Kamu siapa?" tanyanya dan aku tersenyum tipis. Nada bicaranya sama seperti Mita, yaitu menggunakan aku-kamu.

"Nako." Aku mengulurkan tanganku padanya. Dia terdiam cukup lama sampai akhirnya tangannya membalas uluran tanganku takut-takut. "Siapa nama lo?" tanyaku saat dia masih terdiam.

"Lo-Lo-ka," jawabnya terbata-bata karena dia masih menangis.

"Jadi pacar gue, mau?"

Pertanyaanku tampak membuat matanya membulat. Dia menatap lekat wajahku tak lama itu dia menggeleng.

"Kenapa?" tanyaku pelan.

"Kamu sama kayak mereka!"

Aku menggeleng, lalu kedua telapak tanganku refleks menangkup wajahnya. "Gue gak sama. Gue janji lo bakal punya gue selamanya. Sampe kapanpun lo boleh anggap gue sebagai orang yang lo punya. Gue janji kita gak akan pernah putus."

"Ja-jan-ji?" tanyanya. Aku menangkap suatu harapan di dua bola matanya.

Aku mengangguk. "Dengan syarat, hubungan kita di rahasiakan dan lo gak berhak untuk minta putus sama gue. Karena selamanya kita bakal menjadi sepasang kekasih. Mau?"

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang