Absen dulu nih, dari kota mana aja nih yg baca asmaraloka?
....
Jujur aku terkejut luar biasa saat tahu bahwa Mita–mantan kekasih Nako dulu kini masih hidup. Entah mengapa ada ketakutan dalam hatiku. Rasa takut yang menyerang jika Nako akan kembali pada Mita. Apa jadinya hatiku? akankah hati yang kini sudah hancur akan kembali hancur saat tahu bahwa Nako sangat mencintai Mita. Dia dulu pernah mengatakan bahwa Mita adalah cahayanya.
"Sumpah, gue kira yang bunuh diri di jembatan itu lo." Alena berseru heboh saat aku masuk ke dalam kelas. Semua menatap ke arahku.
"Gue seneng banget lo baik-baik aja," ucap Daniel menghampiriku. "Lo kemana aja?" tanya Daniel lagi.
"Ke rumah sodara." Bohongku.
"Lo bohongkan? Lo putus dari Nako maka itu lo gak mau sekolahkan?" Alena bertanya dengan curiga. Menatapku lekat. Sedetik kemudian aku mengangguk. Kini, semua orang sudah tahu tentang aku dan Nako.
"Lo kok bisa pacaran sama dia?" tanya Daniel.
Aku menatapnya, lalu menghela napas. "Aku cinta sama dia."
"Tapi, Nako kayak gak cinta sama lo, secara dia sekarang pacaran sama Livia," kata Alena menyahut.
Aku tahu perihal itu. Nako memang sudah tidak mencintaiku lagi karena kami tidak bisa menciptakan warna di antara kami yang hidupnya kelam dan terlalu abu-abu. Aku hanya akan membuat Nako semakin kacau jika aku bersamanya. Mungkin kata-kata cinta yang pernah Nako lontarkan hanyalah sebagai bualan semata hanya karena tidak ingin aku pergi darinya.
"Aku lagi gak mau bahas itu. Aku sama Nako udah selesai juga," kataku pelan.
"Lo sejak kapan sih pacaran sama Nako? Kok lo gak cerita?" tanya Alena.
"Tujuh bulan yang lalu," jawabku. Disatu sisi aku melihat wajah Daniel yang berubah kesal. Aku tidak tahu apa arti guratan di wajahnya.
***
Sepulang sekolah aku langsung kembali ke asrama untuk mengambil barang-barangku. Tidak ada yang tahu perihal aku di keluarkan dari asrama karena sering kali melanggar peraturan yang sudah dibuat. Satu tanganku segera mendorong pintu, aku masuk ke dalam setelah menutup pintu.
Namun, langkahku tiba-tiba terhenti saat seseorang memelukku dari belakang. Dari aroma tubuhnya yang tercium aku bisa menebak siapa dia. Jantungku berdegup kencang, aku ingin menangis rasanya.
"Maafin gue, Loka."
Lirihan itu membuat aku langsung berbalik badan, hingga akhirnya aku bisa menatap Nako yang menatapku dengan rasa bersalah.
"Gue salah. Percaya sama gue, lo masih tetap jadi cewe yang gue cintai," ungkapnya dengan menangkup wajahku dengan kedua telapak tangannya. "Maaf kalo malam itu gue suruh lo pergi, karena gue takut. Takut kalo lo dan gue gak akan pernah bisa bersama," lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...