Jgn komen next, karena aku butuh komen kalian tentang cerita ini dan semangat.
....
Asmaraloka
AKU menghela napas dalam diam. Menoleh pada Nako yang tertidur di sampingku. Setelah pertengkaran tadi, Nako lebih banyak diam. Hingga malam tiba pun Nako hanya sesekali bersuara. Aku bisa melihatnya wajah lelah Nako, dari pukul tujuh sampai dua belas malam, Nako sudah mengerjakan 167 soal olimpiade. Sesekali dia meminta bantuanku. Bahkan tadi sore Nako pergi sebentar hanya untuk membelikanku ponsel baru. Aku senang atas perbuatannya.
Sekeras apapun aku mencoba untuk meminta Nako pergi, cowok itu selalu kembali dan tidak pernah meninggalkanku barang sedikit pun. Dan itu membuatku terasa di kurung bak tawanan. Dia mengabaikan semua perkataanku yang menyuruhnya pergi.
"Lo kenapa gak tidur?" Nako tiba-tiba membuka matanya dan menoleh padaku membuat aku gelapan.
"Aku gak bisa tidur," balasku jujur. Aku tidak bohong jika aku memang tidak bisa tidur karena memikirkan hubunganku dengan Nako.
"Apa yang lo pikirin?" tanyanya, dan aku mengubah posisiku menjadi telentang menatap langit-langit kamar. Kedua tanganku berada di atas perut.
"Hubungan kita." Jujurku, meliriknya sekilas dari ekor mataku.
Kali ini Nako yang merubah posisinya menjadi menghadapku, satu tangannya terlipat menjadi bantal untuk kepalanya. Aku bisa merasakan dia sedang menatapku.
"Kenapa hubungan kita? Kita tidak pernah selesai."
Aku bosan mendengar kata itu sejak tadi. Dia tidak ingin hubungan kami berakhir tapi sikapnya seolah yang membuat aku harus mengakhiri hubungan ini.
"Nako," lirihku, kali ini aku kembali mengubah posisiku untuk menghadapnya. Saat ini kami saling menatap satu sama lain. "Kenapa kamu gak pulang ke rumah?" tanyaku. Jelas aku bingung, kenapa Nako tidak pulang dan dia lebih memilih menginap di asramaku. Meski kami sering tidur bersama. Percayalah, Nako tidak pernah melakukan apapun padaku. Tidak tahu jika nanti.
"Rumah bukan tempat gue, tempat gue disini."
Jawaban Nako cukup membuat jantungku berdesir. Ini yang semakin membuatku ragu. Apa Nako hanya menjadikanku mainan atau dia benar mencintaiku. Nako itu suka berubah-ubah, dan aku frustasi karena tidak bisa menebak orang seperti Nako.
"Kamu punya masalah keluarga? Boleh aku tahu?" tanyaku pelan-pelan takut jika Nako marah seperti digudang waktu itu. Selama ini aku berusaha menjadi sosok kekasih yang baik untuknya. Tapi, Nako tidak pernah terbuka padaku.
"Gue udah pernah bilang, Loka, lo gak perlu tahu apa-apa tentang gue. Gue benci sama orang yang nanya soal keluarga gue!" seru Nako, kini tatapannya berubah tajam membuatku membasahi bibirku yang kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...