Kita lihat tebakan siapa yang bener.
Prepare your heart gess...
HAPPY READING!
Tetaplah bersamaku, karena hatiku telah jatuh padamu. Paham?
Taksi berhenti di depan gedung apartemen. Aku memantapkan hati lalu turun setelah membayar pada sang supir. Kakiku melangkah ringan menuju apartemen Nako. Aku harap dia ada di sana. Tadi, aku sudah menelpon Nako, tapi tidak diangkat mungkin Nako marah padaku karena membantah ucapannya.
Jantungku berdegup kencang saat aku berdiri di depan apartemen Nako, aku harap Nako menyukai kejutan kecilku ini. Satu tanganku segera menekan tombol yang ada di samping pintu. Dan satu tanganku lagi sudah siap memegang cake. Tak lama pintu terbuka.
"Supr-,"
Cake yang ada di tanganku reflek terjatuh begitu saja. Mataku memanas, aku membekap mulutku melihat pemandangan yang ada di depanku. Hatiku sakit luar biasa.
"Nako!" aku berteriak kencang dan berlari mendekati Nako yang sudah tersungkur di sudut ruangan dengan tiga orang di hadapannya. Salah satu dari mereka menendang perut Nako.
Mereka semua langsung menoleh ke belakang dan aku tidak peduli. Aku segera merengkuh tubuh Nako yang sudah lemah. Mulutnya mengeluarkan darah dan aku melihat pergelangan tangannya berdarah seperti tersayat oleh pisau.
"What the fuck! Lo ngapain?" teriakan itu membuat aku mendongak menatap pria yang masih berdiri, dia adalah pria bertopeng. Dan aku benar-benar tidak tahu mengapa dia selalu menyerang Nako?
"Siapa kamu?" tanyaku berani tanpa menjawab pertanyaannya. Kedua tanganku erat memeluk tubuh Nako. "Kenapa kamu selalu nyerang Nako?" lanjutku, airmataku menetes melihat keadaan sekarang karena aku tidak berhasil melindungi Nako.
"Ini hadiah ulang tahun buat dia!" kata pria bertopeng itu sambil melempar kasar pisau yang ada di tangannya ke lantai. "Dia harus membayar semua dendam gue selama ini!"
Aku terperangah mendengarnya. Dendam apa yang dimaksud olehnya? Apa yang sudah Nako lakukan kepada pria itu?
"Gue benci dia! Karena semua cewek yang gue suka malah jatuh hati sama manusia berengsek ini!" sentaknya dan aku menatap benci pada sosok dibalik topengnya. Aku bersumpah siapapun dia aku tidak akan pernah memaafkannya. Aku tahu dia mengenalku tapi aku bodoh tidak tahu siapa dirinya.
"Siapapun kamu, kamu gak berhak buat perlakuin Nako kayak gini!" balasku, berusaha menahan tangisku.
"Gue berhak! Karena gue gak ingin dia hidup!"
"Jahat! Kamu jauh lebih berengsek! Kamu gak punya hati!" teriakku kencang, menatap nyalang padanya. Bibirku bergetar. "PERGI KAMU! PERGI!"
"Iya itu gue, Loka. Gue adalah manusia yang udah lama mendam rasa sakit ini dan sekarang waktunya gue bales!" jawabnya. Sedetik kemudian dia berbalik badan, memberi kode pada anak buahnya untuk beranjak dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...