Jgn lp komen ttg cerita ini yaa...
....
Asmaraloka
Hari ini adalah hari dimana Nako akan pergi ke Bandung untuk mengikuti olimpiade. Aku yakin semua orang pasti sibuk di sekolah. Aku sudah memutuskan untuk tidak ikut bersama Nako. Pasalnya kepalaku masih sakit pasca di pukul dengan orang yang tidak dikenal kemarin malam saat aku dan Nako ingin pulang. Lagipula badanku panas dan lemas.
Sejak tadi Alena sudah menelfonku, namun tidak ku angkat. Aku hanya mengirimnya pesan jika aku tidak ikut ke Bandung. Hari ini aku hanya ingin tidur dan ingin melupakan sikap Nako yang berubah-ubah.
Fokusku yang tadinya pada gelas yang ku isi air kini berpindah pada jendela kamarku yang terbuka dan memperlihatkan Nako yang masuk ke dalam kamarku. Aku lekas menghampirinya.
"Sialan! Lo kenapa belum siap, hah?!" sentaknya saat sudah berada di depanku. Tatapannya tajam seperti biasa.
"Aku gak mau ikut, Nako," balasku lemah dan kembali berbalik badan berjalan menuju meja dapur. Detik itu juga Nako mencekal pergelangan tanganku membuatku berbalik menatapnya.
"Siap sekarang, atau gue buat kasar sama lo!" titahnya dengan penuh penekanan. Matanya menyorot tajam ke dalam netraku
"Badan aku lemas banget, Nako. Aku gak kuat!" selaku memohon padanya.
"Makanya jadi cewek jangan lemah! Buruan gue gak peduli mau lo lemas atau apa!"
Aku hanya bisa mengangguk pasrah. Percuma jika aku membantah ucapan Nako. Karena dia akan terus memaksaku dengan caranya.
Nako menghempas tanganku dan aku segera berjalan menuju lemari mengambil pakaian ganti. Aku memilih baju kaos lengan panjang berwarna hitam kemudian celana jeans berwarna biru. Aku melihat Nako duduk di sofa sambil terus mengawasiku, bahkan saat aku selesai mengganti baju Nako tidak memutuskan tatapannya membuat aku salah tingkah. Di depan cermin lemari aku menatap wajah pucatku. Segera mengolesi sedikit bedak dan lip ice di bibirku. Rambutku di cepol asal menyisakan anak rambut di sela pelipis dan tengkuk.
"Ayo." Aku berjalan mendekati Nako setelah mengambil tas sekolahku.
Nako berdiri dari duduknya di sofa dia menatapku lekat sebelum akhirnya kami keluar dari jendela. Aku mengikuti langkah kaki Nako yang menyusuri koridor belakang asrama yang jarang di lalui oleh orang-orang. Jujur, untuk berjalan seperti ini saja badanku sudah lemas.
"Lo masuk ke dalam mobil dulu, gue mau ke sekolah bentar!" ucap Nako padaku saat kami berada di depan mobilnya. Aku mengangguk, kemudian Nako melangkah lebar menuju sekolah. Sesuai dengan perintahnya aku masuk ke dalam mobilnya yang memang terparkir tidak jauh dari gerbang sekolah.
Aku menyandarkan kepalaku ke kursi, memejamkan mataku sejenak, menghilang rasa lemas ditubuhku. Sampai akhirnya aku membuka mata ketika ponselku berdering. Aku lekas merogohnya di saku celana belakangku. Ada nomor tidak dikenal masuk, membuatku was-was ingin mengangkatnya. Tak lama itu panggilan mati namun kembali berdering dengan nomor yang sama. Aku segera menggeser tombol hijau ke kanan, menempelkan ponselku ditelinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...