12. ASMARALOKA

216K 22.7K 8.1K
                                    

Asmaraloka

AKU akui jika Cristian itu baik sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKU akui jika Cristian itu baik sebenarnya. Dia tidak seperti ketiga temannya. Kurasa Cristian juga peduli pada orang-orang disekitarnya. Tapi, entahlah aku belum terlalu mengenalnya dan mungkin aku tidak ingin mengenalnya.

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu dan aku langsung mengayunkan kakiku menuju rooftop sekolah yang kali ini cukup sepi. Biasanya jika aku membaca novel, rooftop adalah tempat anak badboy yang suka nongkrong disini atau cabut dalam pelajaran kemudian memilih rooftop. Tapi kali ini berbeda, rooftop disekolahku terbilang cukup sepi. Dan itu membuat aku leluasa merasakan kenyamanan dalam keheningan tanpa ada siapapun yang mengangguku. Aku ingin melupakan semua masalahku, melupakan sejenak tentang Nako, itu saja.

Kedua tanganku berpegang erat dengan pembatas rooftop. Pemandangan di bawah sana sungguh indah dan ternyata sekolahku sungguh luas.

"ARGHHH!" aku berteriak kencang ke udara dengan menatap langit siang ini yang tampak biru dengan hamparan kapas putih yang melekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ARGHHH!" aku berteriak kencang ke udara dengan menatap langit siang ini yang tampak biru dengan hamparan kapas putih yang melekat.

"Berisik bodoh! Lo ganggu gue!"

Mataku spontan melebar, menoleh pada sumber suara, hingga tubuhku berbalik badan dengan sempurna. Terkejut melihat sosok di depanku ini.

"Aland?" beoku. Di belakangku ada Aland yang entah sejak kapan dia berada disini. Aland duduk disalah satu kursi kayu yang hampir lapuk, bahkan aku melihat kaki kursi itu sudah goyang-goyang.

"Ketemu lagi kita, Asmaraloka," seru Aland. Aku tidak tahu darimana dia mengetahui nama lengkapku. Ah, bodoh di bajuku sudah tertulis namaku. "Jadi pasangan dansa gue, ya?" Aland menanyakan itu kembali membuatku menggeleng keras padanya. "Oke, lo bakal gue bu- bangsat!"

Aku melotot terkejut saat Aland jatuh terduduk dikursi, karena kaki kursi itu tidak kuat menahan tubuh Aland membuatku segera berlari membantunya.

"Udah tahu kursinya goyang masih aja di dudukin!" omelku padanya seraya menarik kedua lengan Aland untuk berdiri.

"Gue mana tahu kursinya goyang, orang dari tadi masih baik-baik aja," serunya tidak mau kalah sambil mengelus bokongnya yang terasa sakit.

"Tapikan kamu bisa cek dulu kursinya sebelum di duduk." Aku menuntun Aland untuk duduk di kursi batu yang memang sudah tersedia di rooftop.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang