56. ASMARALOKA

137K 17.3K 5.9K
                                    

Deg-degan, karena part ini bakal nambah beban pikiran kalian lagi :( maaf ya..

Selamat malam minggu, yang jomblo baca ini aja ya...

Jangan lupa tekan bintang dibawah dulu sebelum baca ya...

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loka's PoV

Perlahan mataku terbuka, saat aku bisa menyamarkan dengan cahaya yang masuk ke dalam retinaku saat itu pula aku terkejut bukan main saat aku berada disebuah mobil yang melaju kencang dijalanan yang menyambut malam. Kepalaku langsung menoleh ke samping, dan aku kembali terkejut luar biasa melihat sosok bertopeng itu yang mengendarai mobil dengan kesetanan. Satu tangannya memegang pistol.

"Siapa kamu?!" teriakku ketakutan. "Turunin aku sekarang!" berontakku berusaha memandang ke depan yang banyak sekali kendaraan-kendaraan yang melintas berlawanan arah membuat aku takut.

"Teriak aja yang puas karena gue gak akan turunin lo!" sentaknya tanpa menoleh ke arahku.

"Mau apa kamu bawa aku?" tanyaku dengan nada takut.

"Mau senang-senang, mungkin," balasnya membuat aku memukul keras pergelangan tangannya.

"Gila! Turunin aku sekarang!"

"Bisa diem gak? Lo mau pacar lo di belakang sana gue celakain?"

Aku tercengang, dengan cepat aku menoleh ke belakang dan aku melihat mobil Nako mengejar kami. Nako tak kalah laju membawa mobilnya.

"Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu dendam sama Nako?!" tanyaku yang sudah menatap tajam ke arahnya.

Bukannya menjawab, dia malah tertawa dibalik topeng hitamnya yang hanya memperlihatkan bagian matanya. "Nantinya lo bakal tahu siapa gue sebenarnya!" ucapnya.

"Aku mohon turunin aku sekarang, kita bisa celaka kalo kamu bawa mobil laju kayak gini!"

"Tenang, gue udah biasa kayak gini. Main-main bareng lo dan Nako seru juga," tuturnya santai membuat aku menggeram marah. Apa mau dia sebenarnya?

"Kalo kamu gak mau turunin aku sekarang aku bakal lompat!" ancamku yang siap-siap mendorong pintu mobil.

"Coba aja, kalo gak satu tembakan mengenai ban mobil Nako, lalu mobil Nako bum brak! Mati, bukan?" dia berbalik mengancamku membuat aku ketakutan, aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan Nako.

"Aku mohon jangan lakuin itu ke Nako," pintaku seraya melirik ke belakang.

"Mari sedikit kita bermain."

Dor!

"NO!" aku berteriak kencang saat dia mengarah pistol itu ke belakang dan menembak satu peluru yang membuat aku bernapas lega karena tembakan itu tidak mengenai mobil Nako, melainkan ke udara. Pria itu tertawa puas melihat aku ketakutan.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang