Seneng gak aku upnya cepet? Senang dong ya..
Oke, jangan lupa ramaikan kolam komentar dan vote kalian, semakin banyak semakin cepet up!
Ngakak baca komen kalian di sebelumnya, nama binatang pada keluar semua 😂
Happy reading!
Nako's PoVSial! Apa yang terjadi pada diriku? Kenapa ada satu perasaan janggal saat aku dan Loka mengakhiri hubungan kami. Aku tidak tahu itu perasaan apa. Seharusnya, aku bahagia karena telah melepaskannya dan aku bisa kembali pada Mita. Oh ya, dan aku tidak akan membiarkan temanku mengambil Loka. Tidak, tidak.
Fuck! Kenapa aku mencemaskan keadaan Loka? Dia sudah besar! Aku tidak perlu memikirkan dan mempedulikannya lagi. Dia pasti bisa karena dia adalah gadis terkuat yang pernah aku jumpa. Meski, aku tahu bahwa saat ini keadaannya pasti hancur. Tapi, itulah kenyataannya. Aku mempunyai rasa bersalah dan pengharapan pada Mita untuk itu aku mengatakan sejujurnya pada Loka. Ya, katakan saja aku ini tidak bisa mengendalikan emosi dan bicaraku.
Enyahlah rasa ketakutanku pada Loka! Karena ini membuat aku stres! Aku semakin melajukan mobilku di jalanan pagi hari ini. Aku akan ke rumah sakit untuk melihat Mita, kemarin malam dokter menelponku jika Mita dalam kondisi membaik. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan cinta pertamaku.
Mobilku memelan ketika sampai di perkarangan rumah sakit. Memarkirkan mobilku dan aku keluar, berjalan masuk menuju ruang rawat Mita yang terletak di lantai tiga.
Satu tanganku segera memutar ganggang pintu, lalu mendorongnya pelan hingga pintu terbuka dan aku sudah dapat melihat Mita yang terbaring di ranjang dengan selang infus di tangan kirinya. Dia tidak sadar dengan kedatanganku karena tatapannya mengarah pada jendela yang memperlihatkan kota Jakarta.
"Hei," sapaku padanya sembari melangkahkan kaki mendekat pada ranjang.
Mita langsung menoleh padaku saat suaraku muncul. Bibir tipisnya yang pucat perlahan membentuk lengkungan yang indah.
"Na-ko," lirihnya pelan dan aku mengangguk. Menarik kursi di samping ranjang dan aku segera duduk. Tatapanku tidak lepas dari Mita. Dia masih sama seperti dulu saat kami menjalin hubungan. Cantik, yang berubah hanyalah tubuhnya yang kurus.
"Gimana keadaan lo?" tanyaku.
"Baik," balasnya.
"Maafin gue, Mita," kataku seraya mengambil satu tangannya yang tidak di infus lalu menggenggamnya erat. "Seharusnya, gue gak akhirin hubungan kita. Tapi, lo sendiri udah khianatin gue."
Mita terdiam, menatapku dengan matanya yang sendu dan sayu. "Aku gak pernah khianatin kamu, Nako."
Sudah kukatakan jika Mita dan Loka banyak memiliki persamaan, nada suara dan cara bicara mereka sama, dan itu membuat aku mempertahankan Loka waktu itu.
"Dimana bayi lo?" tanyaku, mengingat waktu kami mengakhiri hubungan saat itu Mita sudah hamil. Aku tidak tahu anak siapa yang dikandung olehnya. Karena selama menjalin hubungan dengannya aku tidak pernah melewati batas, aku selalu menjaganya.
Mita memalingkan tatapannya, matanya mulai berkaca-kaca. "Bayi aku udah gak ada, aku keguguran waktu aku lari di jembatan karena ada mobil yang nabrak aku."
Aku tercengang mendengar ucapan Mita. Jadi, dia tidak bunuh diri melainkan seseorang menabraknya. Sial, kenapa waktu itu aku tidak mengejarnya. Tapi, rasa kecewaku padanya sangat besar hingga aku tidak ingin mengejarnya sama seperti waktu Loka pergi ketika dia dan Aland berciuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...