Prepare your heart gess...
...Aku bersyukur saat pulang sekolah hari hujan dan aku berlari bersama Alena untuk sampai di asrama yang memang terletak di sebelah sekolah kami. Dinginnya cuaca menusuk tulangku.
"Huft! Akhirnya gak basah juga seragam kita," celetuk Alena ketika kami tiba di teras asrama depan. Dia langsung melepaskan jas sekolah lalu menyisakan seragam putih di tubuhnya.
Aku melakukan hal yang sama seperti Alena. "Al, aku duluan ya ke kamar," kataku padanya. Aku harus segera sampai ke kamar, aku takut Nako sudah ada di sana dan aku belum menutup kissmark Aland di leherku.
"Okay."
Aku mengangguk, kemudian langsung melangkah kakiku untuk sampai di kamarku yang terletak di ujung. Napasku tidak teratur karena jantungku berdebar. Aku berharap Nako belum datang. Satu tanganku segera membuka pintu setelahnya aku masuk dan aku bernapas lega saat melihat tidak ada siapapun di kamarku. Nako belum datang itu artinya aku punya waktu untuk menggantikan baju dengan baju rajutku.
Aku melempar kasar tasku di sofa, berjalan mendekati lemari dan membukanya kemudian mencari baju rajutku yang memiliki kerah menutup leher. Aku bisa memakai itu untuk menutupi tanda merah ini. Aku tidak siap jika Nako mengetahui bahwa Aland menciumku, karena itu akan berakhir dengan pertengkaran hebat.
Yes! Aku menemukannya. Aku berlari lagi menuju kamar mandi untuk mengganti baju. Setelah selesai aku berjalan ke depan cermin untuk menyisir rambutku yang sedikit basah. Aku tersenyum saat leherku tertutupi.
Suara jendela yang terbuka membuat atensiku segera beralih lalu mendapati Nako yang melompat masuk. Aku senang dengan kedatangannya. Reflek aku berjalan cepat menuju nya dan langsung memeluknya erat. Aku sangat merindukannya. Sungguh!
Aroma citrus di tubuhnya membuat aku tenang. Aku menyelusup ke dadanya mencari kenyamanan dan aku bisa merasakan jika Nako membalas pelukanku lebih erat. Dagunya bertumpu di kepalaku.
"I miss you so bad, Nako," kataku di dalam dekapannya. Rasa rinduku terbayar dengan kedatangan Nako. Dia baru pergi dua hari dan rindu ini semakin menggebu. Bagaimana jika dia pergi seminggu? Sebulan atau setahun? Aku tidak akan sanggup berpisah darinya.
"I miss you too," bisik Nako tepat di sebelah telingaku.
Cukup lama kami berpelukan sampai akhirnya Nako melonggarkan rengkuhannya. Kedua tangannya menangkup wajahku dan aku tahu apa ya g akan dia lakukan. Tepat seperti dugaanku, dia menarik kepalaku agar bibir kami bertemu. Aku merasakan ciuman Nakolah yang paling aku sukai. Dia orang pertama yang menciumku. Nako semakin menekan tengkukku untuk memperdalam ciumannya. Aku hanya bisa mengikuti alur permainan bibirnya dengan kedua mata yang saling terpejam, menikmati apa yang kami lakukan. Saat lidahnya menerobos masuk aku memberinya akses. Tanpa sadar, kedua tanganku malah menarik leher Nako. Inilah cara kami menyalurkan rasa rindu dan cinta. Karena kehabisan napas, kami melepaskannya dengan wajah yang sangat dekat. Dan tatapan Nako benar-benar membuatku jatuh semakin dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU LAINNYA Warning ⚠ Cerita ini mengandung adegan romance, kekerasan, kata-kata kasar, baper, bikin kalian sesak napas. Asmaraloka : Dia adalah gadis beasiswa yang beruntung memilik...