37

414 37 0
                                    


Selama di jalan pulang aku melihat foto-foto yang dikirim oleh istrinya kak taeil, foto-foto dimana aku dan jaemin berfoto berdua dengan menggendong anak, tak henti-hentinya aku tersenyum karena gemas dan lucu, " Sumpah deh jaem gemes banget sama anak mereka " Saat di lampu merah aku memberitau jaemin salah satu foto yang kusukai.

" Bagus nih " ucapnya

" Mau aku jadiin wallpaper ah " ucapkuSaat sampai rumah aku langsung membersihkan badan dan langsung tidur karena capek banget, apalagi besok ada shift pagi, besok karena aku malas bersepeda aku meminta jaemin antar jemput karena besok dia bisa melakukannya. Aku sudah set alarm pagi untuk belajar sebentar sebelum kembali bekerja. Aku terkadang berfikir, jika hidupku gak ada jaemin mungkin hidupku akan flat-flat aja, fokus sekolah, kuliah, belajar, kerja, mungkin hanya seputaran itu tidak ada sensasinya. Bersama jaemin terlalu membakar adrenaline ku sendiri.

Paginya....

Aku bangun lebih pagi dari pada jaemin, bahkan aku sudah memasak nasi dan menghangatkan sup, entah kenapa pagi ini jadi pengen makan sup kimchi dan nasi hangat. Selagi menunggu beberapa makanan matang aku membaca beberapa jurnal dan menonton video. Me refresh otakku untuk mempelajari beberapa hal yang mungkin kulupakan.

Sebelum kubangunkan jaemin sudah bangun sendiri, mencari air putih lalu duduk di meja makan depanku. Aku menyiapkan makanan nya." Pagi baby " ucapnya

" Pagi, mau kopi ?"

" Boleh deh "Entah setan apa yang merasukiku hari ini tapi aku benar-benar seniat itu untuk punya sarapan pagi yang well prepared, padahal biasanya kami hanya makan sereal atau roti bakar jika jaemin malas masak.

" Tumben banget kamu masak "

" Gak tau nih pengen aja "

" Nanti kalau kamu gak bisa jemput aku pulang naik taxi kalau enggak bus " ucapku

" Iya "Hari ini berjalan seperti biasa, ada rapat sedikit dengan departement lain perkara salah satu OP, habis itu aku menghabiskan makan siang bersama temanku.

" Obatnya nih di minum " eun gi menyodorkan obat yang kutau adalah obat pencegah nyeri

" Lah, lo udah datang bulan ?" Tanyaku ke seung hwa

" Iya nih, udah hari ke 2 tapi masih rada nyeri gilak"

" Biasanya kita barengan ya kok ini enggak "

" Wah tanda-tanda nih ada yang udah ngisi "

" Mulutnya astaga"

" Lah siapa tau coba " tambah eun gi

" Sumpah ya jangan bikin gue deg-degan gue belum siap punya anak sekarang mau kelarin nih residen tolong ya "

" Kalau udah di kasih lo mau apa coba ?"

" Enggak, gue yakin paling telat aja "

" Iya deh telat "

Pembicaraan tadi siang bersama eun gi membuatku kepikiran, aku jadi teringat terakhir kita melakukan sex itu sekitar 2 minggu yang lalu dan saat itu jaemin lupa bawa pengaman karena kita melakukannya di ruang tamu. Kebetulan sekali sore ini jaemin tidak bisa menjemputku alhasil aku berencana naik bus dan beli testpack dahulu, tidak ada salahnya mencoba kan, walau jujur deg-degan setengah mati gimana ini kalau emang bener.

Aku membeli 5 testpack sekaligus dengan berbagai merk dan keakuratan, aku akan mencobanya besok pagi. Sebelum pulang aku mampir untuk membeli makan malam karena jaemin mengatakan akan pulang malam ini. Sampai di rumah aku langsung berkaca dan melihat perutku yang masih rata. Masih berfikir apakah benar aku hamil, aku sungguh tidak sabar menanti hari esok. Untuk mendistraksi pikiranku hari ini aku memilih untuk tidak belajar terlebih dahulu, aku memilih untuk menghibur diri dengan bermain PS hitung-hitung sudah lama tidak main PS. Saat jaemin pulang dia menghampiriku lalu menciumku.

" Mandi sana dulu nanti kita makan bareng, aku udah beli makanan " ucapku

" Ok "

Saat makan kita berbicara tentang keseharian masing masing.

" Gimana hari ini baby ?"

" Lancar aja kok gak terlalu sibuk kaya kemarin kemarin, kamu gimana ?"

" Gak sibuk juga udah rada selow aja, btw kamu ada yang mau diomongin ?"

" Ha ? Gak ada " jawabku dengan senyum

" Senyumnya kelihatan banget gak dari hati "

" Kamu kenapa ?" Lanjutnya lagi bertanya

" Belum siap cerita nanti deh "

" Ok " Setelah makan aku memilih untuk jaga jarak dengannya aku butuh ruang untuk berfikir, aku memilih balkon apart untuk dibuat berfikir sambil melihat kerlap kerlip kota seoul. Jika aku atau jaemin butuh space sendiri salah satu diantara kami tidak akan menganggu sampai yang membutuhkan space yang mencari satu sama lain.

Seperti malam ini aku butuh space untuk berfikir, jaemin akan memberikanku ruang sebanyak banyaknya tanpa menanyaiku atau menggangguku, jaemin akan diam tanpa berbicara atau bertanya sampai aku yang mulai mendekat begitupun sebaliknya.

Malam ini jaemin memberikanku teh chamomile untuk menenangkan diriku. Aku takut banyak hal, aku takut karirnya jaemin hancur dengan kehadiran anak ini, aku juga belum siap untuk melepaskan masa residenku yang kurang sedikit ini, aku takut dan banyak hal yang kutakutkan di depan. Di usia kami yang terbilang masih muda 30 tahun untuk standart orang korea, ini terlalu dini untuk mempunyai anak, lalu apa yang akan aku bicarakan kepada kedua orang tuaku jika tau anaknya sudah hamil duluan.

Aku juga tidak tau respon jaemin seperti apa jika memang ini benar terjadi. Sambil berfikir aku memilih untuk mengambil ice cream di kulkas, aku mengacuhkan jaemin begitupun sebaliknya walau kita berpapasan.

Aku sudah memutuskan bahwa jika besok hasilnya positif aku akan menerima dengan lapang dada anak yang telah diberikan kepadaku, karena aku berfikir diluaran sana banyak yang sangat menginginkan anak tapi susah. Jika jaemin ingin menyembunyikan kehamilanku pun aku tidak apa-apa, aku berfikir aku bisa mengurusnya sendiri. Aku tidak ingin menghancurkan karirnya apalagi saat ini dia sedang mengurus film yang akan tayang akhir desember dan comeback unit duo dengan jeno. Aku takut menghancurkan karir seseorang terlalu menakutkan membayangkannya saja.

Aku tidur duluan karena aku melihat jaemin berada di ruang kerjanya. Aku masih deg degan jujur saja. Gelisah tidak bisa tidur bahkan sudah jam 1 pagi. Jaemin masuk ke kamar jam setengah 2 pagi. Masih dalam mode diam kami, saat jaemin berbaring dan menghadap ke arah lawan ku memunggungiku aku menjadi kesal sendiri.

" Kok aku di punggungi sih ?"

" Oh udah mulai ngomong "

Aku hanya diam, sekarang jaemin mendekat padaku lalu memelukku. " Gak bisa tidur ? Mau aku buatin susu hangat ?" Tawarnya

" Enggak ah, mau peluk aja kayaknya "

Tidak butuh waktu lama aku sudah tertidur. Besok aku ada shift malam jadi bisa tidur puas deh. Tapi tetap saja aku pasang alarm jam 6 pagi untuk tes sendiri.

 Tapi tetap saja aku pasang alarm jam 6 pagi untuk tes sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Bestfriend and My Boyfriend is an idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang