Walaupun perasaan takut dan was-was setiap kali menyergapnya begitu kencang, tapi Sarka berusaha melawannya. Ia sudah memutuskan untuk masuk ke sini, ia tidak akan keluar lagi sebelum semua masalah dapat ia selesaikan.
Seperti sebelumnya, suasana di sini sangat membuat Sarka tidak nyaman. Sejauh mata memandang, ia hanya melihat warna marah. Udara juga sangat pengap, indera penciuman Sarka seringkali juga dikejutkan oleh bau tak sedap sepanjang matanya memandang. Semakin lama berada di sini, ketakutan yang Sarka rasakan, keraguan yang mengimpitnya dan cemas yang memeluknya, semuanya sudah mulai melebur. Sarka memang sudah sangat siap. Dengan tekad yang begitu kuat, Sarka akan menuntaskan semuanya.
Sarka melangkah dengan langkah lebar-lebar dan cepat. Untuk saat ini ia tidak tahu harus pergi ke mana, ia hanya mengikuti ke mana kakinya ini membawanya pergi, sebelum pada akhirnya Sarka dikejutkan oleh sesuatu yang membuat langkahnya tiba-tiba saja terhenti begitu saja.
Tepat dua meter dihadapannya, Sarka dapat melihat dengan sangat jelas sekelebat bayangan hitam. Sarka mengerjap pelan, ia terkejut dengan jantung yang tiba-tiba saja berdetak sangat cepat.
Mengambil ancang-ancang, Sarka lantas mempercepat langkahnya. Ia berlari mengikuti ke mana bayangan hitam tadi melayang. Sarka tidak mungkin salah menebak, itu adalah bayangan hitam yang selama ini ia lihat sewaktu orang-orang tak bersalah itu meninggal dunia.
Sarka terus berlari, irama napasnya sudah tidak teratur. Semakin ia mengejar, tekadnya juga semakin menguat. Tidak banyak yang bisa Sarka lakukan saat ini, ia hanya ingin memikirkan bagaimana caranya agar dirinya bisa memecahkan kasus yang sudah menimpanya.
Beberapa saat kemudian, Sarka tercekat ketika sadar di mana posisinya saat ini. Sarka menelan ludahnya. Dengan sangat waspada, ia menatap sekelilingnya.
Tidak, kali ini Sarka tidak mungkin salah. Sekarang ia sedang tidak berada di dunia mimpi. Apa yang ia lihat saat ini benar-benar membuat tubuhnya terasa panas.
Sejauh mata memandang, Sarka tidak melihat apapun. Semuanya berwarna hitam pekat, dan suasana seperti ini persis seperti apa yang ia mimpikan.
Tidak ada yang Sarka lihat disekitarnya. Bayangan hitam tadi juga sudah menghilang, Sarka kehilangan jejak. Atau mungkin bayangan hitam itu masih di sekitar Sarka, tidak menghilang seperti apa yang cowok itu pikirkan. Karena saat ini Sarka berada di suatu tempat yang semuanya serba berwarna hitam. Tidak ada benda apapun di sini, semuanya kosong. Seperti dalam ruangan ketika mati lampu atau ketika sedang memejamkan mata.
Jika saat ini yang dirinya alami persis seperti apa yang ia mimpikan, pasti selanjutnya akan terjadi ...
Sarka refleks menahan napasnya. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memperhatikan sekitarnya. Dan detik berikutnya, Sarka nyaris saja terjungkal ke belakang. Semua ini persis seperti didalam mimpi, dan sekarang Sarka dapat melihat sebuah cahaya merah.
Sarka diam di tempat. Ia teringat sesuatu, di dalam mimpinya ia berusaha mengejar cahaya merah itu yang justru malah semakin menghindar ketika berusaha Sarka gapai.
Karena tidak mau mengejar cahaya itu, yang mungkin saja akan sama menghindar seperti yang ada didalam mimpi, Sarka pun tidak bergerak sama sekali. Ia sedang menunggu sesuatu.
Sesuatu yang akan terjadi setelah ini.
Yaitu kemunculan wanita yang memakai pakaian merah. Dan Sarka jauh lebih siap saat ini. Tidak ada ketakutan yang bersarang di tubuhnya lagi.
Sarka menyipitkan matanya, memperhatikan cahaya merah itu. Jika benar semua kejadian saat ini persis seperti apa yang Sarka alami dibunga tidurnya, pasti sebentar lagi ia akan berhadapan dengan makhluk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Scent (END)
Teen FictionSarka tidak tahu ada apa dengan dirinya. Semenjak mendapatkan donor mata dari orang lain, ia merasa keanehan mulai datang satu persatu kepadanya. Seperti bisa melihat makhluk tak kasat mata, diserang mimpi buruk sepanjang malam hingga membuatnya ter...