Kemarin Sarka sudah siap dan memantapkan diri untuk merealisasikan ide yang sudah Gwen jabarkan. Tapi, terpaksa Sarka harus menunda untuk masuk ke dalam dunia lain lantaran Gwen tidak bisa dijumpai. Sarka sudah menunggunya, tapi Gwen tidak muncul di rumahnya. Sialnya lagi, Sarka tidak tahu Gwen sekarang tinggal di mana. Jika sudah begini, Sarka hanya bisa menunggu.
Dan hari ini, tepat tiga hari ketika Sarka menunggu Gwen datang, akhirnya keinginan Sarka akan segera terwujud. Gwen tiba-tiba datang ke kamarnya sewaktu Sarka tengah mengerjakan tugas sekolah.
Keraguan yang sempat Sarka rasakan sudah sepenuhnya menguap, cowok itu ingin segera menuntaskan semua perkara ini agar hidupnya bisa tenang kembali.
"Gwen?" Sarka mengerjap pelan untuk memastikan bahwa apa yang ia lihat saat ini memang benar, ia tidak salah melihat ataupun berkhayal.
"Hei Sarka, saya di sini." Gwen menggerakkan tangannya. Ia masih melayang di depan pintu kamar yang tertutup.
Perlahan, Sarka menutup buku tugasnya. Sebenarnya belum selesai, tapi akan ia lanjutkan nanti. Lagipula hanya tersisa dua nomor saja, tidak akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya nanti.
Sarka memutar kursi, menghadap sepenuhnya ke arah Gwen selagi hantu itu mendekat ke arahnya.
"Kebetulan kamu datang Gwen, aku nungguin kamu dari kemarin," aku Sarka secara terang-terangan.
"Oh, ya? Beneran?"
"Beneran." Kepala Sarka mengangguk. "Tapi kamu nggak datang, aku mau ke tempat kamu tapi aku sendiri nggak tau kamu tinggal di mana sekarang."
"Kemarin saya sibuk banget, jadi nggak bisa mampir ke sini." Gwen menjelaskan.
"Emang kamu sibuk ngapain Gwen? Udah nemu pengganti bang Alan, ya?" Sarka menebak asal-asalan, yang langsung mendapatkan respons mengejutkan dari Gwen.
Gwen terlihat tidak suka dengan ucapan Sarka barusan. Matanya melotot tidak terima. "Ngomong apaan kamu barusan? Jangan asal ngomong gitu ya Sarka. Meskipun sekarang saya jauh dari abangmu, meskipun saya sudah nggak bisa ketemu lagi dengannya, dan meskipun saya sudah jarang ke sini, hati saya tetep nggak bakal bisa milih selain my bebeb Alan." Gwen cemberut. "Saya masih suka kangen, saya pengin ketemu. Jujur saja, ucapanmu barusan sungguh melukai saya."
Sarka menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak terasa gatal. Ia bergerak gelisah, bingung sendiri dan merasa tidak enak. Sarka menyengir kikuk, kemudian ia berdehem.
"Maaf Gwen, aku cuma becanda aja kok. Ini mulut suka ngomong asal emang. Maaf sekali lagi."
Gwen mendengkus panjang.
Sarka melanjutkan. "Walaupun aku kesal kalo kamu lagi deket-deket sama bang Alan dan tergila-gila banget, tapi jujur aja Gwen, aku ikut merasa sakit. Aku tahu perasaan kamu."
Sarka sebenarnya lumayan tidak yakin apakah hantu macam Gwen ini masih memiliki sebuah perasaan kepada seseorang. Sulit dicerna Sarka sebenarnya, ia tidak tahu banyak. Tapi, Gwen sepertinya memang serius mencintai Alan walaupun Alan sendiri tidak menyadari kehadirannya selama ini.
"Saya sudah bisa menerima semuanya, bagaimanapun juga kita pasti bakal berpisah dan nggak akan pernah bersama. Saya cuma suka dan mengagumi abang kamu Sarka. Menyukai diam-diam seperti ini sudah lebih dari cukup sebenarnya, saya nggak pernah mengharapkan lebih dari ini."
Sarka mengangguk paham. "Jadi kamu tinggal di mana Gwen sekarang?"
Gwen menggeleng pelan. "Ada, disuatu tempat."
"Aku nggak boleh tahu?"
"Bukan nggak boleh, tapi aku belum mau kasih tahu. Bukannya nggak terlalu penting juga kan saya tinggal di mana?" Gwen mengendikkan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Scent (END)
Teen FictionSarka tidak tahu ada apa dengan dirinya. Semenjak mendapatkan donor mata dari orang lain, ia merasa keanehan mulai datang satu persatu kepadanya. Seperti bisa melihat makhluk tak kasat mata, diserang mimpi buruk sepanjang malam hingga membuatnya ter...