PDC eps 23

3.1K 267 68
                                    

Author pov.

Pagi adalah siklus dunia yang terus terjadi. Ia akan tetap datang meskipun semua orang berusaha untuk mengelak. Oleh karena itu, salah satu kata-kata indah di pagi hari ini mengatakan bahwa pagi sebenarnya adalah isyarat tentang harapan yang baru.

Dan pagi itu, sinar matahari berhasil membangunkan seorang pria yang tengah tertidur nyenyak disebuah sofa. Ia menggeliatkan tubuhnya, dan mulai membuka matanya satu-persatu.

"Eoh, aku dimana?" Ucapnya terkejut, saat melihat suasana rumah yang terasa asing baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eoh, aku dimana?" Ucapnya terkejut, saat melihat suasana rumah yang terasa asing baginya.

"Kau sudah sadar?" Tiba-tiba saja suara seorang wanita mengudara disana. Hingga membuat pria itu langsung menoleh kearahnya.

"Siapa kau?" Tanyanya kebingungan, sembari mendudukan diri diatas sofa.

Wanita itu tersenyum, dan duduk disalah satu sofa yang lainnya. "Kenalkan namaku Irene. Semalam kau pingsan dijalan. Jadi aku terpaksa membawamu ke apart-ku." Ucapnya.

"Eoh benarkah? Kalau begitu terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eoh benarkah? Kalau begitu terimakasih." Ucap pria itu, hendak untuk pergi.

"Hey, kau mau kemana?" Pekik wanita itu, yang spontan menarik tangannya.

Menyadari yang dilakukannya itu adalah salah. Irene-pun dengan segera melepaskan pegangannya. "Eoh, mianhae."

"Hemmm, aku akan pergi sekarang."

"Setidaknya kau makanlah dulu, sup pereda pengar ini. Semalam kau mabuk berat. Ini akan membantu menghilangkan rasa sakit dikepalamu." Ujar Irene, dan hal itu berhasil membuat pria itu berpikir sejenak. Namun tak lama, ia-pun akhirnya mau kembali duduk disofanya. "Ne, maaf sudah merepotkanmu."

Irene tersenyum. "Gweanchana!! Eoh, dan apa aku boleh tau namamu siapa?" Tanya-nya, sedikit kikuk.

"Taehyung!!" Ucap pria itu singkat. sembari menyantap sup perada pengar, yang kini sudah berada dihadapannya. Sedangkan Irene, wanita itu hanya bisa tersenyum tipis, karena merasa pria yang sedang bersamanya itu, sedikit dingin.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ditempat yang berbeda. Di sebuah restoran Kim. Saat itu terlihat Jimin dan Seokjin yang sedang duduk berhadapan, dengan sebuah meja kerja sebagai penyeka diantara mereka berdua.

PLEASE DON'T CRY [KTH S1/S2= TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang