Author pov.
"Kenapa lama sekali?" Gerutu Seokjin, yang saat itu sedang duduk, menunggu didepan sebuah ruangan, dengan ditemani Jimin, Namjoon, dan juga Nancy.
"Sabarlah hyung!! Aku rasa pemilik restoran ini, sebentar lagi akan datang." Ujar Namjoon, menepuk bahu kanan Seokjin.
"Tuan, kalian disuruh masuk kedalam." Ujar seorang pelayan, menghampiri mereka.
Seokjin, dan yang lainnya-pun lantas mengangguk mengerti, dan dengan segera langsung saja pergi menuju kesebuah ruangan, dengan dipandu oleh pelayan tadi.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa saat kemudian."Nyonya mereka sudah tiba." Ujar pelayan itu, membukakan pintu ruangan yang disana terdapat seorang wanita muda yang tengah terduduk disebuah meja kerja, dengan pandangannya yang terfokus pada layar komputer.
"Heeemmmm, suruh saja mereka masuk, Eunha-ya!!" Titahnya, tanpa menoleh.
Pelayan bernama Eunha itu-pun mengangguk, dan dengan segera mempersilahkan keempat orang yang sedari tadi berada dibalik pintu itu, untuk masuk.
"Permisi, apa kau--- Y-Y/n?" Seokjin terbelalak, dengan mata dan mulutnya yang terbuka lebar, saat ia melihat sosok wanita tersebut. Yang ternyata itu adalah Y/n.
Menyadari namanya dipanggil, Y/n-pun mendongakan wajahnya kearah sumber suara. Dan seketika itu juga, ia-pun sama hal-nya tersentak ketika melihat sosok dihadapannya. "S-seokjin?"
Mata Seokjin terlihat berkaca, dan tanpa pikir panjang, pria itu langsung saja berjalan cepat kearah Y/n, dan langsung menarik tangannya, hingga wanita itu bangkit dari duduknya. Seokjin lalu memeluk Y/n, dengan sangat erat. "Y/n, ini sungguh kau? Y/n, bogoshipoyo." Ujarnya, begitu sendu.
Y/n tertegun, dengan bola matanya yang tertuju pada sosok wanita yang sedang menatapnya sinis. "Eung,, Seokjin---"
"Menyingkirlah!!" Pekik Nancy, yang tiba-tiba saja menarik tubuh Y/n, hingga terlepas dari pelukannya Seokjin.
"Ahhhh," Ringis Y/n, sedikit kesakitan, saat tubuhnya akan terhuyung jatuh. Namun dengan cepat Jimin menahannya.
"Y/n, kau baik-baik saja?" Tanya Jimin, memegang kedua bahu Y/n.
"Ne, Jimin-ah." Ujar Y/n, mencoba tersenyum.
"Nancy, apa yang kau lakukan!?" Tegur Seokjin, menatap tajam kearah Nancy.
"Mwo? Aku hanya tidak suka wanita itu memeluk tunanganku!!!" Tegas Nancy, melirik sinis kearah Y/n.
"Eoh, tunangan?" Ucap Y/n, sedikit terkejut.
"Ne, Seokjin adalah tunanganku. Dan kau... tak berhak untuk bisa dekat-dekat dengannya." Saut Nancy, yang menampakan smirknya.
"Jangan bicara omong kosong Nancy!! Kau bukan tunangannku." Pekik Seokjin, tak terima.
"Omong kosong apa? Kita memang akan segera bertunangan." Sarkas Nancy, yang tak mau kalah.
"Aku mohon jangan berdebat diruanganku! Bisa kita mulai saja pembicaraannya?" Y/n berbicara, dengan sedikit menaikan nada suaranya. Hingga membuat semua orang yang berada disana menoleh kearahnya.
"Y/n?" Lirih Seokjin, merasa bersalah.
"Aku mohon!! Bersikaplah perfosional, karena saat ini kita sedang dalam pekerjaan. Jadi mari kita mulai saja pembicaraan, untuk kerja samanya Tuan Seokjin?" Jelas Y/n, dan itu sukses membuat semua orang disana bungkam seketika oleh perkataannya.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
Hampir satu jam lamanya... Y/n, dengan pihak restoran Kim itu-pun sudah membicarakan tentang kerja sama antara restoran mereka berdua. Dan selama meeting itu berlangsung, Seokjin tak henti-hentinya menatap penuh arti kearah Y/n, yang saat itu sedang menjelaskan tentang apa saja yang ingin ia pertimbangkan, sebelum mereka benar-benar melakukan kerja sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE DON'T CRY [KTH S1/S2= TAMAT]
RomanceY/n Gadis cantik dan lembut. Dia menikah dengan pria bernama Kim Taehyung. Dia pikir pernikahannya itu adalah sebuah kebahagiaan. Tapi salah, baginya pernikahannya tak jauh dari kata neraka. Kim Taehyung, pria yang sangat gadis itu cintai. Kini beru...