Author pov.
"Y/n, kau baik-baik saja?" Tanya Taehyung, sesaat mereka sudah berada didalam mobil.
"Aku takut, hiks..." Ucap Y/n, yang masih saja menangis ketakutan saat itu.
Taehyung lalu menepikan mobilnya kebahu jalan. Dan saat mobilnya sudah berhenti, ia langsung saja membawa Y/n, dalam pelukannya.
"Tenanglah!! Kau aman bersamaku." Ucapnya, sembari mengusap kepala Y/n, dengan sangat lembut.
"Seokjin, dia membuatku takut." Lirih Y/n, yang akhirnya berhenti menangis. Namun segukannya masih ada.
Mendengar wanita dalam dekapannya itu menangis ketakutan seperti itu. Hati Taehyung-pun begitu sakit merasakannya. Ia lalu tersenyum sendu, dengan garis rahangnya yang mengeras. "Ya tuhan... apa dulu Y/n sering merasakan ketakutan seperti ini, saat aku selalu memperlakukannya dengan sangat buruk. Melihatnya hancur seperti ini, aku semakin merasa bersalah padanya. Y/n-ah mianhae." Batin Taehyung. Ia lalu melepaskan pelukannya, dan menatap nanar wajah Y/n.
"Dimana apartemenmu Y/n?" Tanya-nya, beralih menangkup kedua pipi Y/n.
"Di jalan xxxx." Jawab Y/n, dengan cepat.
Taehyung mengangguk, dan kembali memegang kemudinya. "Aku akan mengantarmu pulang. Sudah jangan terus menangis seperti ini, ne." Ujarnya, dan diangguki oleh Y/n. Seperdetik Taehyung-pun mulai menyalakan mobilnya kembali, dan segera pergi dari sana.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disisi lain. Saat ini Seokjin sudah sadarkan diri dari pingsannya. Ia terbaring diatas kasur, dengan wajahnya yang terlihat terkejut, saat melihat seorang dokter yang tak asing baginya. Ya... itu adalah dokter yang menangani temotrapi mentalnya saat di Jerman, dulu."Kau membawa dokter itu kemari?" Tanya Seokjin, pada Jimin yang saat itu duduk disampingnya.
"Ne, karena penyakit tempramentalmu itu kembali kambuh lagi, hyung." Jawab Jimin, intens.
"Aku tidak butuh lagi dokter itu, Jimin-ah." Sarkas Seokjin, yang lansung mendudukan dirinya, ditepi kasur.
"Kau membutuhkannya." Tegas Jimin, ia lalu menoleh kearah dokter yang sedang berdiri didekatnya. "Dok, tolong kau suntikan saja obat penenangnya." Titahnya, dan diangguki langsung oleh dokter tersebut.
"Siap, tuan."
Kedua suster yang berada disana-pun langsung saja memegang kedua tangan Seokjin dengan sangat erat. Sedangkan diarah lain, dokter itu terlihat siap untuk menyuntikan obat penenangnya.
"Lepaskan aku!!!" Seokjin terus saja memberontak, hingga akhirnya... "Aggggrrrrhhhhh, kalian---" pandangan Seokjin pun terasa memburam saat dokter itu sudah berhasil menyuntikannya. Dan seperdetik pria Kim itu langsung tak sadarkan diri.
"Mian hyung!! Sepertinya kau memang harus kembali ke Jerman, untuk segera mendapatkan perawatan lagi disana. Aku hanya takut, jika kau akan melakukan hal bodoh, seperti dulu lagi." Ucap Jimin, merasa bersalah.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Back to Y/n, dan Taehyung.Didepan sebuah apartemen.
"Dimana Jungkook?" Tanya Taehyung, yang kini baru saja turun didalam mobilnya, bersama Y/n.
"Tadi pagi dia baru saja pergi ke London, untuk meneruskan kuliahnya disana." Jelas Y/n, tersenyum.
"Eoh, lalu kenapa dia tidak tau jika kau----"
"Aku tidak memberi tahunya. Karena aku takut jika dia tau... dia pasti tidak akan mau pergi." Sela wanita itu, hingga membuat Taehyung tertegun untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE DON'T CRY [KTH S1/S2= TAMAT]
RomanceY/n Gadis cantik dan lembut. Dia menikah dengan pria bernama Kim Taehyung. Dia pikir pernikahannya itu adalah sebuah kebahagiaan. Tapi salah, baginya pernikahannya tak jauh dari kata neraka. Kim Taehyung, pria yang sangat gadis itu cintai. Kini beru...