PDC eps 34.

2.2K 208 16
                                    

Author pov.

Dua hari kemudian... Siang itu, disebuah cafe. Y/n sedang duduk sendirian, dengan menikmati secangkir cokelat panas ditangannya.

Ia berada disana, karena beberapa menit yang lalu dia baru saja selesai bertemu dengan coleganya, untuk membahas tentang pembelian saham restoran dikota Busan, yang akan dia jadikan cabang baru disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia berada disana, karena beberapa menit yang lalu dia baru saja selesai bertemu dengan coleganya, untuk membahas tentang pembelian saham restoran dikota Busan, yang akan dia jadikan cabang baru disana.

Dan saat dirasa ia sudah cukup menikmati cokelat panasnya, saat itu juga Y/n-pun berniat untuk pergi dari sana. Namun baru saja ia akan membalikan tubuhnya, tak sengaja ia-pun bertubrukan dengan seseorang.

"Maaf!! Aku tidak sengaja." Ucap Y/n, yang langsung membungkukan tubuhnya.

"Kau?" Ucap orang itu, terdengar seperti terkejut.

Y/n yang mendengarnya-pun lantas langsung saja menegakan tubuhnya kembali, dan menoleh kearah orang itu. "Kau.. Irene?" Ucapnya, yang sama terkejutnya. Namun seketika Y/n-pun langsung saja mengubah ekpresi wajahnya menjadi datar. "Ah, maaf... aku harus pergi sekarang juga." Ucapnya, hendak melangkah pergi. Namun dengan cepat Irene menghalanginya.

"Y/n tunggu!!" Ucapnya, terlihat serius.

Y/n sedikit tertegun, "Ne, ada apa?" Tanyanya, datar.

"Bisakah kita bicara sebentar?" Tanya Irene, yang seketika membuat Y/n diam untuk beberapa saat.
..
.
.
.
.
.
.
.

Sampai akhirnya, tak lama kemudian... Y/n-pun menyetujui ajakan Irene. Dan kini mereka sudah duduk bersama, disebuah taman yang tak jauh dari tempat cafe barusan, mereka bertemu.

 Dan kini mereka sudah duduk bersama, disebuah taman yang tak jauh dari tempat cafe barusan, mereka bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Y/n, aku mau minta maaf terlebih dahulu padamu." Ujar Irene, memulai pembicaraan.

"Eoh, untuk apa?"

"Sikapku saat dirumah sakit itu. Aku menyadarinya, jika sikapku itu memang sudah keterlaluan padamu."

"Hemmm,, sudah lupakan saja. Aku juga sudah melupakannya." Ujar Y/n, tersenyum.

"Emmmm, Y/n-ssi... bisakah kau menolongku?"

"Mwo?" Y/n mengerenyitkan keningnya, karena tak mengerti dengan arah pembicaraan Irene, yang tiba-tiba itu.

PLEASE DON'T CRY [KTH S1/S2= TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang