PDC S2 "Eps 15"

1.8K 166 51
                                    

Author pov.

Disebuah kamar. Terlihat seorang wanita tengah meringkuk diatas kasur, dengan sudut matanya yang terus saja mengeluarkan butiran-butiran bening. Itu Y/n, saat ini ia tengah menangis dalam diam, ketika perasaan sakit itu lagi-lagi muncul dalam hatinya.

"aku pikir aku akan kuat menghadapi semua ini. Nyatanya ini sangat berat untuk kujalankan. Tuhan, aku sudah tidak kuat lagi." Lirihnya, menarik nafas berat. Namun saat Y/n terus saja bergeming dengan dirinya sendiri, tiba-tiba saja ia merasakan rasa sakit yang hebat dikepalanya. Bukan hanya kali ini saja ia merasakan hal itu, tapi akhir-akhir ini dia memang sering merasakan rasa sakit dikepalanya.

"Ah, kepalaku sakit sekali." Ringisnya memengangi kepalanya dengan satu tangannya.

"Apa ini efek yang dokter katakan? Lebih baik aku tidurkan saja, sekarang. Mungkin itu akan sedikit membuat rasa sakitnya hilang. Huffff, hari ini memang hari yang sangat melelahkan. Aku harap tuhan akan memberikan kebahagiaan untukku besok." Gumamnya, yang mulai memejamkan matanya untuk tertidur.

Tak lama setelah Y/n terlelap, seseorang masuk kedalam kamarnya.

Dia tersenyum sendu saat melihat seorang wanita yang sedang tertidur lelap, ia menatap lekat wajah wanitanya itu.

"Kau sudah tertidur rupanya?" Gumam pria itu, yang kini terduduk disamping istrinya. Ya, itu Taehyung. Dia datang karena sudah tidak bisa lagi menahan rasa bersalahnya pada sang istri.

"Maaf, lagi-lagi aku membuatmu menderita. Kau pantas membenciku Y/n-ah." Ucapnya mengecup kening istrinya, dan segera beralalu pergi kembali dari sana.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Back to home Yoongi.

"Jadi begitulah Jung." Ujar Yoongi mengakhiri ceritanya, tentang Y/n yang memintanya untuk tidak menghajar Taehyung, kepada Jungkook yang kini sudah duduk berdua bersamanya dihalaman belakang rumah.

"Aku tidak habis pikir dengan apa yang noonaku pikirkan. Kenapa bisa-bisanya dia membagi suaminya dengan wanita lain?" Ucap Jungkook, mengusap wajahnya kasar.

"Untuk saat ini kita hanya bisa memantaunya saja dari kejauhan, Jung." Yoongi berkata, dengan menepuk bahu kanan Jungkook.

"Tapi aku masih tak terima hyung. Aku ingin sekali memberi Taehyung hyung pelajaran." Geram Jungkook, mengepalkan kedua tangannya.

"Apa kau pikir aku tidak ingin menghajarnya juga? Ah, jika saja Y/n tidak memohon-mohon padaku. Mungkin saat itu juga aku sudah menghajar Taehyung habis-habisan." Sarkas Yoongi, mendengus kesal.

"Lalu kita harus apa? Aku tidak mau noonaku terus menderita hyung." Lirih Jungkook, merasa putus asa.

"Untuk saat ini, kita hanya bisa menuruti keinginan Y/n saja, Jung. Jika benar Y/n akan baik-baik saja dengan keputusannya. Kita harus bisa mendukung apapun keputusannya." Jelas Yoongi, yang mendapat anggukan dari Jungkook.

"Ne, hyung..."
...
.
.
.
.
Hari-kehari berganti. Minggu-keminggu berlalu. Tepatnya ini sudah satu bulannya, sejak kejadian itu semuanya sudah berangsur-angsur membaik. Walaupun komunikasi Y/n dan Taehyung kali ini jadi sedikit berkurang, karena Y/n yang seperti sengaja menjaga jaraknya pada sosok suaminya itu. Bukan karena apa-apa. Y/n terpaksa melakukan itu semua, karena dia harus menjaga perasaanya Nayeon. Bagaimana tidak? Selama ini Taehyung selalu saja mengacuhkan istri keduanya itu, dan lebih ingin menghabiskan waktunya bersama Y/n. Tapi terkadang Taehyung juga sering kali terpaksa menemani Nayeon dimalam hari, karena paksaan sang ibu.

Sedangkan Seokjin dan istrinya, mereka sudah satu minggu yang lalu pindah kembali kerumah orangtuanya Irene. Karena mereka merasa jika Yoonjin tidak bisa berada dalam lingkungan yang sedang memanas ini.

PLEASE DON'T CRY [KTH S1/S2= TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang