PDC S2 "Eps 9"

1.5K 139 90
                                    

Author pov.

Dirumah sakit berada.

"Baiklah." Jungkook menghela nafas berat, saat ia baru saja mematikan telfonnya dengan seseorang.

"Ada apa Jung?" Tanya Seokjin penasaran, saat Jungkook kini duduk ditengah-tengah dirinya dan Yoongi.

"Barusan Siwon-nim memintaku untuk segera bersiap-siap pergi ke Jepang. Aku lupa jika kemarin aku sudah menandatangani kontrak selama beberapa bulan, untuk acara pemotretan model-model Jepang disana." Jelasnya, yang kini menunduk bingung.

"Eoh, kalau begitu kau pergilah!!" Ujar Seokjin, hingga membuat Jungkook menoleh kembali padanya.

"Tidak hyung. Aku tidak mungkin meninggalkan noona dalam kondisi seperti ini." Tolak Jungkook.

"Tapi kau sudah menandatangani kontrak itu bukan? Jika kau membatalkannya, itu sangat beresiko untukmu. Kau bisa saja mendapat denda yang besar." Sambung Yoongi, saat itu.

"Tapi hyung, disana aku akan tinggal beberapa bulan. Bagaimana jika noona----"

"Noona-mu akan baik-baik saja. Percayalah... dia wanita yang sangat kuat. Hyung janji, setelah noona-mu siuman nanti, hyung akan segera mengabarimu." Sela Seokjin, menepuk bahu Jungkook.

"Kau harus ingat Jung. Noonamu disini banyak yang menjaganya. Kau lupa jika aku ini sahabatnya Y/n? Sudah dia akan baik-baik saja disini." Ucap Yoongi, meyakinkan.

"Janji hyung." Tanya Jungkook, sedikit ragu.

"Kami janji." Jawab Seokjin, dan Yoongi bersamaan.

"Ah, seandainya saja aku bisa menemui noona saat ini. Aku ingin sekali berpamitan terlebih dahulu padanya." Ujar Jungkook, menatap sendu kearah pintu rawat kakaknya.

"Sudah, jangan dipikirkan. Setelah noona mu sadar, hyung akan menjelaskannya padanya nanti." Seokjin berkata, seraya tersenyum.

"Ne, hyung. Kalau begitu aku pergi dulu. Karena penerbanganku hanya tersisa satu jam lagi." Ujar Jungkook, mulai bangkit dari duduknya.

"Hemmm, pergilah." Titah kedua namja itu pada Jungkook.

Dan tanpa berlama-lama lagi, Jungkook-pun mulai melangkah pergi dari sana. Walau-pun hatinya merasa berat saat meninggalkan tempat itu. Tapi mau bagaimana lagi? Karena sebagian uang kontrak kerjanya ke Jepang, sudah ia pakai untuk membangun rumahnya di Busan. Jadi dia tidak punya pilihan lain, selain pergi kesana.

Dan setelah Jungkook sudah benar-benar pergi dari sana. Seokjin-pun saat itu mulai melihat kearah jarum jam ditangannya.

"Ah, kenapa Taehyung belum juga datang? Apa sebaiknya aku hubungi dia saja?" Ucapnya, yang mulai mengambil ponsel dalam saku jaketnya. Sedangakan Yoongi, dia hanya diam memperhatikan.

...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disebuah kamar. Telihat seorang pria mulai membukakan matanya, saat dirasa kepalanya terasa sangat sakit. Itu Taehyung. "Eung, kepalaku?" Gumamnya, mencoba menetralkan pandanganya. Dan saat ia sudah benar-benar sadar, seketika itu juga ia dibuat terbelalak saat melihat seorang wanita sedang terbaring disampingnya.

"MWO? k-kau? Kenapa kau ada dikamarku?" Pekik Taehyung, terperanjat bangun dari tidurnya.

"Taehyung, hiks... kenapa kau melakukan itu padaku? Apa salahku padamu, hiks." Nayeon. Wanita itu kini menangis dengan menutupi seluruh tubuh polosnya menggunakan selimut.

"A-apa maksudmu? Aku melakukan apa?" Tanya Taehyung yang belum sadar dengan apa yang sudah ia lakukan pada Nayeon beberapa saat yang lalu. Merasa ada yang aneh, ia lalu menyibakan selimut yang menglilit tubuhnya, dan mulai detik itu juga, ia lebih dikejutkan karena ia melihat tubuhnya yang tak memakai apapun.

PLEASE DON'T CRY [KTH S1/S2= TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang