PDC eps 37

1.9K 197 25
                                    

Author pov.

Keesokan harinya.

Y/n. Wanita itu terduduk lesu dikursi kekuasaannya. Percakapannya dengan Taehyung didanau kemarin, seakan menyita pikirannya terus-menerus. Bahkan dari semalam Y/n tidak bisa tidur dengan nyenyak karena pikirannya yang terus tertuju tentang perjodohannya Taehyung.

Y/n lalu menjatuhkan kepalanya diatas meja, namun baru saja ia akan memejamkan matanya untuk menetralkan kembali pikirannya. Tiba-tiba saja ponselnya yang tergeletak diatas mejanya-pun berdering. Ia lantas mengangkat kembali kepalanya, untuk mengambil ponselnya.

"Eoh, Jungkook?" Gumamnya, saat melihat nama kontak dalam layar ponselnya.

"Yeoboseyo, Jung?"

"Noona, besok aku akan pulang ke Korea. Bisakah kau menjemputku ke bandara?"

"Mwo? Kenapa kau mengabari noona sangat mendadak?"

"Hehe, aku ingin membuat kujutan untukmu."

"Ah,, ba-baiklah... Lalu bagaimana dengan kuliahmu disana, jika kau pulang kesini?"

"Tinggal satu semester lagi, noona. Bersabarlah... aku akan berada di Korea bersamamu lagi setelah aku lulus."

"Hemmm,,, arra. Noona akan menunggumu Jung."

"Ne, kalau begitu aku tutup dulu telfonnya."

"Hemmm,"

Telfon itu pun terputus, karena Jungkook sudah mematikannya sepihak diseberang sana. Sedangkan Y/n, wanita itu hanya bisa menghela nafas panjang. Bingung dengan apa yang sedang ia alami saat ini.

Namun saat Y/n baru saja meletakan benda pipihnya itu di atas meja, pintu ruangannya-pun terbuka, dan menampakan seorang wanita datang berjalan menghampirinya. Itu Lisa.

"Y/n, kenapa Jisoo sudah tiga hari ini tidak masuk?" Tanya Lisa, yang langsung saja duduk dihadapan Y/n.

"Eoh, benarkah? Aku tidak menyadarinya... karena akhir-akhir ini aku sangat sibuk dengan colegaku." Ujar Y/n, sedikit terkejut.

"Dia tidak mengirim surat, ataupun kabar. Aku merasa khawatir, karena tidak biasanya Jisoo seperti ini." Ujar Lisa, terlihat sangat khawatir.

Y/n-pun tertegun, dan langsung saja mencoba untuk menelfon temannya itu. Namun hasilnya nihil, sudah tiga kali dia mencobanya, tetap tidak ada jawaban dari Jisoo diseberang sana.

"Ponselnya, juga tidak aktif. Lisa sepertinya kita harus pergi kerumahnya." Ujar Y/n, yang langsung saja mendapat anggukan dari Lisa.

"Kau benar Y/n, apa kita bisa pergi sekarang saja?"

"Ne, aku akan mengabari Jimin terlebih dahulu, untuk menghendel pekerjaanku sementara." Ujarnya, yang langsung saja beralih menghubungi Jimin.
...
.
.
.
.
.
.
.
.

Tiga puluh menit berlalu...

Saat itu, Y/n dan Lisa-pun sudah berada didepan rumahnya Jisoo. Mereka berkali-kali memencet bel rumah tersebut, sembari memanggil-manggil nama Jisoo.

"Jisoo-ya?"

"Jisoo-ya!!"

"Ji---" Ucapan Y/n terpotong, sesaat pintu rumah itu akhirnya terbuka. Dan menampakan seorang wanita parubaya yang keluar dari dalamnya.

"Kalian siapa?" Tanya wanita itu, menatap heran pada Y/n dan Lisa.

"Eoh, kami temannya Jisoo. Apa Imo ini ibunya Jisoo?" Tanya Lisa, membungkukan tubuhnya.

PLEASE DON'T CRY [KTH S1/S2= TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang