『TLIW//20』

172 55 5
                                    

Sebuah tamparan sukses mendarat di pipi kanan Dheazka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah tamparan sukses mendarat di pipi kanan Dheazka.

Setelah pulang dari rumah Araya, Dheazka langsung mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Karena ia ingin cepat-cepat sampai rumah dan tidak mau Irene tahu bahwa ia pulang pagi.

Tapi, Dheazka salah. Maminya menunggunya di depan rumah. Dan begitu Dheazka turun, satu tamparan itu melayang dari tangan Maminya.

"KEMANA SAJA KAMU, ENZO?! MAMI KHAWATIR KAMU KENAPA-KENAPA, NGERTI NGGAK?!" bentak Irene setelah menampar pipi putranya itu.

Dheazka memegang pipi kanannya, kemudian mendecih menatap Maminya.

"Khawatir Mi? Mami bilang khawatir setelah nampar Enzo kaya tadi? Dan Mami baru khawatirin Enzo sekarang? Kemarin-kemarin, Mami kemana aja? Mami egois!"

Lantas, laki-laki yang masih membawa bola usang itu masuk ke dalam rumahnya.

"Enzo! Ajak Lisa jalan-jalan hari ini! Mami nggak mau tau, ini sudah keputusan Mami dengan Soraya!" Teriakan Maminya itu Dheazka abaikan.

Ia mengambil bola yang Araya berikan tadi. Sudah sangat tua dan usang, juga permukaannya sangatlah kasar. Kenapa Araya mau memainkan bola seperti ini?

Padahal, jika Dheazka pikir, Araya bisa saja membeli banyak bola seperti ini. Kenapa menurut Dheazka, gadis itu sangat menarik?

Dan tentang Mia, Araya tidak tahu jika anak dari teman maminya itu adalah Mia.

Bagaimana jika sampai gadisnya itu tahu? Memang Araya mengetahui dirinya dijodohkan, tapi gadis itu tidak tahu jika orang yang akan menjadi tunangannya itu adalah Mia.

Dheazka menelentangkan tubuhnya di atas ranjang. Menatap langit-langit kamarnya. Masih terlalu pagi jika dirinya keluar, menemui Araya lagi.

Ia berencana ingin mengajak Araya jalan hari ini, tapi, teriakan Maminya yang tadi tak ia pedulikan, ternyata kini malah mengacaukan pikirannya kembali.

Berdua dengan Mia membuatnya muak. Walaupun sebenarnya dulu ia pernah mencintai gadis itu. Gadis yang mau berteman dengannya saat teman-teman yang lain menjauhinya.

***

Dheazkatanya

Good morning, my sweetheart😚

Araya masih tersenyum sejak membaca pesan yang dikirim Dheazka beberapa menit lalu. Jarinya tak kunjung bergerak mengetikkan sesuatu untuk membalas ucapan selamat pagi dari laki-laki yang berstatus menjadi pacarnya sekarang.

Menurutnya lucu saja saat Dheazka menambahkan emoticon di akhir kalimatnya.

Selang beberapa waktu, Araya membalas pesan Dheazka dengan kekehan kecil dari mulutnya.

Araya Gabrielle

Too😊 Kamu lagi apa? Udah mandi belum?

THE LOVE I WANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang