"Seharusnya lo bilang sama sahabat lo itu buat nggak deket-deket sama Dheazka!"
"Oh, bukannya lo itu pacarnya? Kenapa nggak lo aja yang bilangin Araya?!" Gita menatap Reiga sengit.
Sore ini, Gita dikejutkan dengan kedatangan Reiga yang tiba-tiba di rumahnya. Beruntung, orang tua Gita sedang tidak berada di rumah. Jadi, Reiga bisa bebas berbuat apapun kepada adik sepupunya itu.
"Buat apa? Nanti dia ngira gue posesif sama dia! Ogah banget." Reiga terlihat malas dan bodo amat.
"Udah gue duga. Lo itu nggak pernah serius sama Araya. Awas aja kalau lo sampai nyakitin Araya! Gue bakal ungkapin semua kebusukan lo sama Jennifer!" ancam Gita karena gadis itu sudah tak tahan dengan drama yang menyeret dirinya agar turut berperan.
"Kebusukan gue sama Jennifer? Gue yang bakal ungkapin aib lo, bodoh!" Tangan laki-laki itu menoyor kening Gita.
"Lo itu manusia apa bukan sih? Lo punya otak? Lo punya hati? Lo itu udah gede, Ga. Seharusnya lo mikir mana yang baik dan buruk!" Gita mencoba untuk tetap tegar menghadapi kakaknya ini. Walaupun dalam hati ia ingin menangis dan menjerit sekencang mungkin.
"Bacot lo!" Reiga berjalan masuk ke kamar Gita. Membuat adiknya itu berusaha menghalanginya.
"Lo mau apa?!" teriak Gita dari bawah, ia memandangi Reiga yang hampir memasuki kamarnya.
Gadis itu berlari menghentikan Reiga. Jangan sampai laki-laki itu menghapus video itu.
Tapi Gita terkejut ketika melihat Reiga mendudukkan dirinya di atas karpet, dengan sisi ranjang Gita menjadi sandarannya.
Sebelah kaki laki-laki itu ditekuk dan kaki satunya dibiarkan selonjoran. Tangan kanan laki-laki itu memegang botol hijau yang biasa Gita simpan di laci, sedangkan tangan kirinya memegangi kepalanya.
"Gue capek, Git. Kalau nggak gini orang tua gue nggak bakal puas. Selalu aja mereka jadiin gue layaknya berondong menjijikkan."
"Lo udah tau semuanya di video yang lo ambil itu. Jangan sekali-kali lo coba bocorin ke Araya, lo tau sendiri akibatnya kan?"
Gita termenung di depan pintu. Ia terus melihat Reiga yang berbicara dan sesekali meneguk anggurnya.
"Gue nggak tau kenapa gue brengsek. Bahkan gue ngelakuin hal bej*t sama sepupu gue sendiri. Lo masih ingat kan, Git?" ucap Reiga sambil terkekeh.
Kedua tangan Gita mengepal erat. Andai saja seluruh siswa di sekolahnya yang membangga-banggakan Reiga ini tahu sifat aslinya. Reiga di sekolah dan Reiga dengan keluarga sangat berbeda jauh.
"Cih. Lo pikir gue nafsu sama lo? Nggak."
"Lo itu—"
"Berhenti anjing!!" Gita sudah tidak kuat. Air matanya menetes dan wajahnya memerah. Gadis itu mendekati Reiga, memukuli sepupunya itu. Membuat cairan merah yang Reiga minum, kini terbuang membasahi karpet.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOVE I WANT ✓
Fiksi UmumTHE LOVE I WANT || TAMAT || PART LENGKAP ✓ --- ❝Cinta yang aku inginkan, aku hanya menemukannya di dalam dirimu. Dan cinta yang kamu berikan menjadi cinta yang aku butuhkan selama ini. Tidak ada satupun orang yang mampu membuatku tertawa dan menangi...