『TLIW//25』

126 36 0
                                    

Saat tengah malam, Araya terbangun karena notifikasi dari handphone-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat tengah malam, Araya terbangun karena notifikasi dari handphone-nya. Siapa kira-kira yang mengirimnya pesan tengah malam seperti ini?

Tangannya meraba-raba sekeliling, mencari keberadaan handphone-nya.

Kak Reiga💓

Ra, coba kamu ke bawah. Aku nggak bisa masuk.

Kak Reiga💓

Aku tunggu ya🙂

Mengapa Reiga menyuruhnya untuk pergi ke bawah? Araya mengambil kardigannya, memakainya sambil berjalan menemui Reiga.

"Raya."

Tangannya tiba-tiba ditarik begitu saja. Araya terkejut saat Reiga memeluknya. Nyeri pada bagian bawah perutnya membuat Araya sedikit meringis.

"Kak Reiga?"

Reiga tak kunjung melepaskan pelukannya terhadap Araya.

"Kak, sakit ....," ucap Araya dengan bibir bergetar.

Sontak, Reiga langsung melepaskan pelukannya.

"Bagian mana yang sakit? Coba aku lihat," tanya Reiga khawatir.

Araya langsung cemberut. Reiga tidak tahu jika Araya sedang dalam masa pemulihan. Gadis itu meninju perut Reiga pelan.

"Udah sembuh!" jawabnya dengan ketus. "Kak Reiga mau ngapain malam-malam ke sini?"

Reiga menegakkan tubuhnya, berdiri di belakang Araya.

"Bukan apa-apa sih, tapi aku cuma mau kamu Ra, aku kangen sama kamu."

Reiga memeluk Araya lagi. Kali ini ia memeluk gadisnya dari belakang.

"Aku mau kita sama-sama terus ya?" bisik Reiga tepat di samping telinga Araya.

Deg

Rasa apa ini? Araya merasa was-was, pelukan Reiga begitu erat dan hangat, sama hangatnya dengan ... pelukan Dheazka malam itu.

Kenapa seolah-olah Araya merasa dirinya berada di malam itu, malam dimana dirinya dan Dheazka saling menyatakan perasaan?

Ini aneh.

Dengan segera Araya melepaskan tangan Reiga, melepaskan pelukan laki-laki itu.

"Raya, kenapa?"

Araya menunduk, ia mengusap wajahnya kasar.
Kedua telapak tangannya menahan anak rambutnya agar tidak turun. Lalu perlahan tubuhnya menunduk.

"Kenapa? Sakit lagi?"

Reiga mencoba membangunkan Araya, tapi gadis itu sama sekali tak bergerak.

"Kak Reiga mending pulang dulu deh," ucap Araya frustasi.

Perlahan ingatan-ingatannya dirinya dengan Dheazka bermunculan di kepalanya. Araya membenci hal ini. Mengapa laki-laki itu memenuhi kepalanya?

THE LOVE I WANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang