"Raya, nanti malam aku jemput. Dandan yang cantik ya, nanti malam juga kamu harus jadi pasangan aku, okay?" Reiga menepuk pelan kepala Araya. Gadis tersebut mengangguk.
"Siap! Aku bakal tungguin Kak Reiga." Araya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Ia terlalu bahagia hari ini. Dari mulai berangkat sekolah, Reiga tadi menjemputnya. Lalu, ketika di sekolah, laki-laki tersebut mengikutinya ketika istirahat. Dan sekarang, Reiga mengantarkannya pulang kembali. Baru saja Reiga juga bilang dia akan menjemput Araya di acara sekolah nanti malam, prom night.
Sesampainya di kamar, Araya langsung meletakkan tasnya di atas meja. Dia mulai mengobrak-abrik isi lemarinya. Araya mencari gaun yang memungkinkan untuk ia pakai nanti malam. Tapi sayangnya Araya lupa bahwa ia tak memiliki satupun gaun. Hanya ada dua gaun yang cantik, itupun ia sudah memakai semuanya.
"Araya? Kok berantakan? Ada apa?" Bi Mira datang membawakan makan siang. Beberapa hari terakhir, Araya lebih suka makan di balkon. Jadi, setiap harinya Bi Mira mengantarkan makanannya.
"Bingung mau nyari gaun yang mana. Nanti malam ada acara." Araya bahkan belum mengganti seragamnya dengan baju biasa.
"Eh? Bukannya kamu punya banyak, ya?"
"Semua tertinggal di rumah Tante Liz. Hanya ini yang tersisa, semuanya udah pernah aku pakai." Araya menunjukkan dua gaun yang tersisa di dalam lemari.
"Ya sudah, sana bersih-bersih dulu. Ganti baju terus makan," tutur Bi Mira sembari keluar dari kamar Araya.
Sebenarnya, Araya bisa saja mencuri gaun milik Jennifer di kamar sebelah. Namun Araya tidak sudi.
Ia pun berniat untuk pergi ke butik milik ibunya, barangkali ada gaun yang cocok dengannya. Gadis itu memakai sweater-nya, ia hanya membawa tas dan handphone.
"Mau ke mana? Makanannya udah habis?" Bi Mira menghentikan langkah Araya di tangga.
"Udah, Araya mau pergi ke butik Mama." Ia pun melanjutkan langkahnya. Ketika ia membuka pintu, terlihat seorang kurir di sana.
Araya kira itu adalah Reiga seperti waktu itu. Ternyata kali ini kurir beneran.
"Mbak Araya?"
"Iya, saya sendiri."
"Ada paket untuk Mbak," ucap kurir tersebut sembari menjulurkan sebuah kotak untuk Araya.
"Dari siapa?"
"Maaf, Mbak. Pengirim melarang saya menyebutkan namanya, kalau begitu saya permisi. Mari Mbak," pamit pria kurus tersebut dengan sopan.
Araya mengernyit, menebak siapa yang mengirimnya kotak ini. "Apa mungkin Kak Reiga?" batinnya.
Gadis tersebut masuk kembali ke dalam rumah, dia duduk di sofa sambil membuka kotak tersebut.
"Nggak jadi pergi?" Bi Mira baru saja keluar mengambil piring bekas Araya.
"Ini ada paket, tapi nggak tahu dari siapa." Araya mencari-cari nama pengirimnya, barangkali ada di salah satu sisinya.
Ia segera membukanya, Araya terkejut melihat gaun cantik di dalam kotak tersebut.
"Fiks, ini pasti dari Kak Reiga!" Ia tersenyum dan mengambil handphone, mengirim pesan kepada Reiga.
Araya Gabrielle
Gaunnya cantik, makasih Kak🥺❤
Tidak ada tanda-tanda Reiga membalas pesannya. Araya langsung membawanya ke dalam kamar dan mencobanya. Sebuah kertas terselip di bawah gaun tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOVE I WANT ✓
General FictionTHE LOVE I WANT || TAMAT || PART LENGKAP ✓ --- ❝Cinta yang aku inginkan, aku hanya menemukannya di dalam dirimu. Dan cinta yang kamu berikan menjadi cinta yang aku butuhkan selama ini. Tidak ada satupun orang yang mampu membuatku tertawa dan menangi...