『TLIW//38』

86 18 3
                                    

"Araya, gue mau ngomong sama lo!" pinta Jennifer untuk yang kesekian kalinya kepada Araya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Araya, gue mau ngomong sama lo!" pinta Jennifer untuk yang kesekian kalinya kepada Araya.

"Ngomongin apa sih? Nggak ada yang perlu diomongin!" Araya tetap pada pendiriannya. Ia mengemasi beberapa koleksi novelnya yang tertinggal di rumah.

"Gue mau lo jadian sama Reiga lagi, gue tau gue salah! Tapi gue ... gue udah nyoba buat nggak ngulangin kesalahan itu lagi. Please, lo mau ya jadi pacar Reiga?" Kedua tangan Jennifer memegangi bahu Araya, menghentikan kegiatan adiknya itu.

"Kalau gue nggak mau?"

"Ya lo harus mau!" Nada bicara Jennifer sedikit naik, membuat Araya terkejut. Baru saja Jennifer membentaknya. Padalah, di hari-hari sebelumnya, wanita itu tak pernah sekalipun berbicara padanya.

"Nggak! Sekali gue bilang enggak ya nggak!" Araya memasukkan novelnya ke dalam kotak, membawanya keluar dari kamarnya.

"Raa! Lo harus mauu! Jadian lagi!" teriak Jennifer sambil berlari menyusul Araya.

Sedangkan Araya, gadis itu tetap berjalan menuju mobil taksi yang tadi ia pesan.

"Jalan ya Pak!" pinta Araya sambil meletakkan kotak berisi koleksi novelnya.

"Baik."

Di sepanjang perjalanan, gadis itu terus memandangi luar jendela. Menghitung berapa motor yang melewatinya. Tapi pikirannya berkecamuk kemana-mana.

Ia bingung, semuanya rumit. Hal-hal seperti ini seharusnya tak ia alami di dalam hidupnya. Kalau bisa, ia ingin mati lalu dihidupkan kembali dalam Araya yang berbeda.

Bukan Araya yang selalu disakiti seperti ini. Ia lelah hidup dengan penuh rasa iri. Kapan orang tuanya bisa mengerti? Namun, yang bisa ia lakukan hanya terus melamun dan melamun.

***

"Cara kangen sama Kak Enzo!" Gadis itu memeluk Dheazka yang baru saja mendudukkan dirinya di sofa.

"Kakak juga kangen, Cara. By the way, Papi mana?" tanya Dheazka melihat sekeliling rumah.

"Ada di dalam, emangnya ada apa?"

"Ini, ini untuk kalian," ucap Dheazka sembari mengeluarkan undangan yang sama dengan yang ia berikan kepada Araya tadi.

"What? Kak Enzo—Kak Enzo ma-mau tunangan?" Cara membuka undangan itu, ia tak percaya dengan keputusan Dheazka.

"Ya, dua minggu lagi di taman belakang rumahnya Mia, datang ya Cara," jelas Dheazka sambil membuka handphone. Ia malas menjawab jika Cara bertanya lebih banyak lagi. Pasalnya, ia juga tak menginginkan pertunangan ini dipercepat menjadi dua minggu lagi.

"Papi tahu kalian mempercepat pertunangan karena tidak diizinkan melakukan acara itu saat ulang tahun sekolah, benar kan?" terka Freddy yang tiba-tiba saja datang.

THE LOVE I WANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang