『TLIW//52』

86 21 9
                                    

"Lo mau kabur ya?!" Jennifer semakin mendekati Araya. Ia menyibakkan rambut gadis itu, ternyata memang benar itu adalah Araya.

"Si-siapa yang mau kabur?" Araya mencoba menormalkan sikapnya. Ia berlagak seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Jennifer mengernyit.

"Terus, lo ngapain di sini?"

Araya terdiam. Ia tidak mempunyai kata-kata untuk membalas pertanyaan Jennifer ini.

"Gue cuma—"

"Araya? Jennifer? Kenapa kalian ada di sini? Araya, Mama mencarimu dari tadi, Nak." Tiba-tiba Wendy datang menengahi. Araya sedikit lega, namun ketika tangannya ditarik oleh wanita yang ia panggil Mama itu, ia semakin cemas.

"Harusnya kamu sudah berganti dengan gaun ini!" Wanita itu menjulurkannya pada Araya. "Jenn, kamu temani Araya berdandan ya, biar Mama mencari Justin," imbuh Wendy tersenyum senang.

Araya menatap Jennifer, begitu pula dengan Jennifer, ia memandangi Araya. Kemudian mengangguk meyakinkan Mamanya. "Buruan ganti!" Jennifer mendudukkan dirinya di kursi, ia memainkan ponselnya.

Seharusnya, bukan pertunangannya dengan Justin yang dilakukan ketika pesta ulang tahun sekolah. Bukan juga dilakukan acara pertunangan siapapun. Hal ini sangat aneh dan tidak masuk akal. Araya nenghela napasnya, ia pun berganti dengan gaun yang diberikan Mamanya tadi.

Mengapa di saat-saat seperti ini orang tuanya baru ingin berpaling padanya? Yang Araya butuhkan adalah kasih sayang setiap harinya, bukan sebuah 'perjodohan' konyol ini.

Mengapa ketika ia membutuhkan seseorang untuk menguatkannya--seperti Reiga misalnya--tapi tidak ada satupun orang yang melihat sisi rapuhnya?

Araya merapikan gaunnya, setelah selesai berganti, ia pun duduk kembali di meja rias yang ia gunakan tadi.

"Oh ya, nanti kalau keluar, lo senyum," tutur Jennifer melirik Araya yang membenarkan riasannya.

Araya hanya diam. Ia memiringkan wajahnya.

"Gimana sama Kak Reiga? Dia pasti benci banget sama gue setelah ini. Gue cinta sama Kak Reiga, gue nggak mau sama Kak Justin. Andai aja tadi Jenn nggak lihat gue di parkiran. Pasti gue udah kabur, eh? Gimana sama Kak Justin tadi?" gerutu Araya dalam hatinya. Ia pasti akan diejek siswa satu sekolahnya jika sampai ia bertunangan.

"Rambut lo gue rapiin ya," ucap Jennifer. Tiba-tiba perempuan itu beranjak dan mulai merapikan rambut Araya yang digelung tinggi.

Gadis itu terkejut, ia menatap dirinya di layar cermin. Jennifer juga terlihat di sana, merapikan rambutnya. Jujur, Araya benci tangan itu menyentuhnya. Bahkan, setelah bertahun-tahun lamanya ia hidup bersama Jennifer, sekalipun belum pernah ia mau bersama Jennifer.

"Jenn, kamu memang kakak yang baik." Wendy duduk di tempat Jennifer tadi.

Kini, Araya paham mengapa Jennifer tiba-tiba membantunya. Ternyata, hanya karena mencari muka di depan Mamanya.

Jenn, kamu sangat pintar.

***

"Acara selanjutnya, adalah kabar bahagia untuk kita semua. Setelah sekian lama saling menjaga hubungan persaudaraan, kedua keluarga ini akan disatukan lebih dekat lagi, melalui ... acara ini, acara pertunangan Justin William ...." Suara MC yang menggantung itu sukses membuat Dheazka terkejut.

Ia menatap sekeliling, mencari keberadaan Justin, yang ia tahu tadi duduk di antara deretan siswa lainnya. Tapi laki-laki itu tidak ada. Ia sudah mengetahui semuanya, tapi kenapa hari ini ... ia merasa tidak rela?

THE LOVE I WANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang