『TLIW//01』

970 252 518
                                    

Pernahkah kalian bayangkan rasanya ditinggal keluarga yang begitu kalian sayang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernahkah kalian bayangkan rasanya ditinggal keluarga yang begitu kalian sayang?

Bukan itu. Bukan ditinggalkan dalam artian meninggal dunia, tetapi tidak ada satupun keluarga kalian yang peduli dengan masalah kalian.

Apa pernah?

Bagaimana rasanya?

Tentu saja sangat sakit, itu yang dialami oleh seorang gadis yang sekarang baru menulis entah apa di buku catatannya.

Gadis itu sakit, sakit karena tidak ada satupun keluarganya yang peduli. Sejak kecil, ia selalu menjadi nomor dua atau terakhir, bahkan mungkin tidak ada.

Orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing, selalu menomor duakan ia.

Mungkin selain karena pekerjaan, juga karena keberadaan anak gadis lain di rumahnya, tak lain adalah gadis yang merupakan kakak angkatnya.

Sejak kedatangan gadis itu di rumahnya, orang tuanya terlihat semakin sibuk dengan pekerjaan, mulai melupakan gadis yang bahkan anak kandungnya sendiri.

Mereka tidak bisa membagi kasih sayangnya untuk kedua gadisnya secara adil.

Hal yang paling parah adalah, gadis itu merasa dia yang anak angkat padahal jelas-jelas dia adalah anak kandung.

Araya Gabrielle.

Nama gadis itu Araya Gabrielle.

Gadis yang sedang menulis di buku catatannya itu, dia Araya Gabrielle.

***

"Mama, Ara dapat bintang!" Kepangan rambut itu berayun seiring langkah gadis kecil berusia enam tahun berlari kepada wanita yang sedang berfokus dengan layar laptop dan kertas di tangannya.

"Bagus dong, sana belajar lagi biar tambah banyak bintangnya," jawab wanita itu tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

Ara, gadis kecil itu langsung memundurkan langkah ketika mendengar jawaban dari mulut ibunya yang bahkan tidak peduli.

"Mama, Jenn udah bisa baca dongeng Cinderella sendiri!"

Ara menoleh ke arah samping, gadis yang dua tahun lebih tua darinya itu membawa buku cerita bersampul biru muda dengan gambar princess, itu buku miliknya dulu.

"Wah, Jennifer udah pintar ya sekarang! Nanti Mama belikan lagi buku cerita untuk Jenn!" Wanita itu menutup laptop dan menggendong gadis bernama Jennifer tersebut.

Araya ingin sekali bisa seperti kakak angkatnya. Ia ingin dipeluk lagi seperti Mamanya memeluk Jennifer.

Gadis kecil itu kembali ke kamarnya, ia menangis dengan menenggelamkan wajahnya di bantal. Lihatlah, cara menangisnya saja seperti gadis dewasa, tidak ada teriakan cengeng dan berisik.

THE LOVE I WANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang