『TLIW//33』

103 27 2
                                    

Araya menatap langit-langit kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Araya menatap langit-langit kamarnya. Ingatannya kembali ke masa kecilnya dulu. Dunia begitu sempit, ia tak menyangka jika Erick adalah bocah gendut yang dulu menyukainya.

Kenapa Erick bisa tahu kalau dirinya adalah Yaya, teman masa kecilnya? Bahkan gadis itu lupa bagaimana dirinya waktu kecil. Araya tersenyum kecil, kemudian ia mengeluarkan buku catatannya.

Buku yang berisi coretan matematika dan juga kata-kata yang sempat ia tulis ketika bosan. Gadis itu mengambil pulpennya.

Ia menuliskan beberapa kalimat di sana. Kata pertama yang ia tulis adalah sebuah nama.

Bi Mira

Bi, tau nggak? Araya ketemu sama temen kecil Araya lagi! Tapi kali ini kami saling mengenal. Bukan seperti Dheazka yang tahu karena Araya memberitahu.

Namanya Ericko Candra, Bi. Waktu kecil dia mempunyai hobi yang sama kaya Gita, yaitu makan. Dulu, memang Araya nggak suka sama cowok gendut kaya Erick. Tapi sekarang, Bi Mira tau nggak?

Erick berubah jadi kurus! Araya nggak tahu kenapa Erick mau berubah, apa mungkin karena ucapan Araya dulu? Tapi masa sampai segitunya?

Araya bingung Bi. Erick berubah nggak hanya bentuk tubuhnya, tapi juga sikapnya. Dia kaya ngerasa seolah-olah kita dekat. Padahal Erick tahu kalau Araya udah pacaran sama Kak Reiga.

Araya nggak mau terjadi salah paham lagi.

Oh ya, Bi Mira harus tahu satu ini! Masa tadi aku dihukum bareng Kak Reiga? Mana hari ini hari pertama ke sekolah pula, Araya ngerasa nggak sempurna! Untung yang dihukum sama Araya itu Kak Reiga, kalau sama yang lain mah Araya ogah.

Bi Mira apa kabar? Seharusnya aku nanyain ini dari awal, hehe. Tapi aku lupa, karena saking gemesnya pengen cerita tentang Erick. Kalau Bi Mira ingat, Erick itu anak laki-laki yang dulu pernah Bi Mira kasih donat.

Araya menutup bukunya. Ia tertawa sumbang kemudian. Bodoh. Untuk apa dirinya masih menuliskan hal seperti itu? Menganggap seolah-olah ia sedang bercerita kepada Bi Mira?

Gadis itu melemparkan bukunya hingga mendarat sempurna di atas meja belajarnya.

Tiba-tiba saja handphone-nya berdering. Sebuah panggilan masuk dari Reiga. Gadis itu mengangkatnya.

"Ra? Kamu udah sampai rumah?" Araya tersenyum, ia menganggukkan kepalanya meski tahu Reiga tak akan melihatnya.

"Iya, udah kok. Kak Reiga udah pulang?"

"Belum, ada rapat khusus anak basket sama sepak bola."

Araya mengernyit, apa yang perlu dibahas di antara dua ekstrakurikuler itu?

"Buat apa Kak?"

"Persiapan acara ulang tahun sekolah. Masih tiga bulan lagi sih, tapi harus dipersiapkan dari sekarang. Kayanya bakalan ada acara seru gitu," jelas Reiga membuat Araya mengangguk kecil.

THE LOVE I WANT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang